Tidak Beres

Eki mengambil gelas kopinya dan menyeruput isinya. Pembicaraan dengan papanya sudah mulai berat. Dalamnya sakit hati seseorang memang tidak bisa ditebak dan kira.

Pernikahan papa dan mama Eki sudah lama berakhir, namun papanya masih saja mengingat kesalahan yang diperbuat oleh mamanya dulu. Tidak bisa Eki bayangkan bagaimana hari-hari papanya di saat sedang sendirian. Eki kira selama ini papanya mengalihkan sakit hatinya pada pekerjaan. Ternyata, tidak semudah itu untuk dialihkan dan dimaafkan.

"Pa," ucap Eki lagi setelah dirinya sudah cukup tenang. "Apa Papa enggak bisa ngelakuin itu demi Daya?"

"Ki, Pa-" omongan papanya terputus karena dia melihat Eki menggeleng cepat.

"Eki minta sekali ini aja, undang mama. Ini demi Daya," pinta Eki dengan suara yang memohon. "Setelah ini, Eki bakalan dukung hubungan Papa sama Tante Elin. Kalau sampai Daya gangguin, biar Eki yang urus."