webnovel

Peran Utama

CherilynCey · 若者
レビュー数が足りません
390 Chs

Sisi lain; tertekan

Mobil mewah yang dikendarai Eki berhenti di depan sebuah bar. Cowok itu pun menoleh pada pacarnya, Cecilia.

"Nggak usah ke sini deh, lagi penuh," kata Eki dengan alasan yang terlihat jelas kalau itu dibuat-buat.

"Kii," keluh Cecil dengan penuh penekanan.

"Oke." Eki pun segera mengalah sebelum dia dan Cecilia berdebat panjang.

Eki segera turun dari mobilnya dan membukakan pintu untuk Cecilia. Saat cewek itu turun dari mobil, baju atasnya telah berganti menjadi tube top. Jaket kulit lengan panjang yang tadi dikenakannya kini telah tergeletak di atas tempat duduknya tadi.

"Yuk masuk," ajak Cecilia memegang tangan Eki.

Mereka berdua pun berjalan memasuki bar itu. Bar yang sering mereka datangi selama mereka menjalin hubungan.

Cecilia tahu kalau Eki tidak terlalu suka untuk mengunjungi tempat seperti ini. Namun, Cecilia membutuhkan tempat seperti ini untuk membuat pikirannya tenang.

"Untuk keamanan," kata salah satu penjaga pintu bar seraya menyodorkan sebuah benda berukuran tiga kali tiga senti dengan bungkus berwarna biru.

Dalam kegelapan ruangan Cecilia masih bisa memperhatikan wajah Eki. Walaupun sering ke sini dan mengunjungi tempat ini, wajah Eki masih saja memerah jika ditawarkan bungkusan pengaman itu. Dalam diam, Cecilia tersenyum kecil melihat tingkah Eki yang seperti itu.

"Enggak," tolak Eki, "Ke sini cuma mau minum aja kok."

Pelayan yang menawarkan 'pengaman' itu hanya mengangguk. Dia tidak peduli, dia hanya ingin menjalankan tugasnya. Ada yang mengambil dia beri. Tidak mau, bukan masalahnya.

Cecilia dan Eki pun kembali melangkahkan kakinya menuju sebuah meja yang berada di dekat dinding. Itu meja favorit mereka setiap kali ke sini. Beruntung, meja itu sedang kosong malam ini.

Sementara Cecilia duduk di tempat favorit mereka, Eki menghampiri meja bar untuk mengambil beberapa botol bir. Sesuai dengan permintaan Cecilia.

"Nih," kata Eki membawakan tiga botol bir dan menaruhnya di atas meja.

Cecilia segera mengambil botol minuman itu dan menegakkan isinya.

"Pelan-pelan Sayang," kata Eki dengan penuh perhatian. Dia pun duduk di samping Cecilia dan memposisikan diri agar pacarnya itu dapat bersandar padanya.

"Kamu tau? Besok pagi aku ada pemotretan produk."

"Gimana bisa aku nggak tau? Kalau aku terus mantau jadwal kamu."

Eki mengambil botol yang lain dan menengak sedikit isinya. Tidak bisa dipungkiri, walau tidak suka tempat remang seperti ini, Eki tetap tidak bisa menolak minum pemenang itu.

Cecilia mengusap tulang pipi Eki. Dia tersenyum. Tanpa melihat mata pacarnya itu, Cecilia bisa tau kalau Eki tulus padanya. Cecilia merasa senang dengan ketulusan itu dan perasaan lain yang dia rasakan adalah perasaan bersalah.

"Tapi, untuk malam ini biarkan aku lupa sama semuanya."

"Iya," kata Eki pelan. Kemudian dia melingkarkan tangannya untuk merengkuh tubuh Cecilia.

Cecilia juga melingkarkan tangannya pada pinggang Eki. Dia menenggelamkan wajahnya ke dada cowok itu. Kemudian, dia menangis. Tidak keras, tapi beberapa tetes air mata berhasil lewat begitu saja dari kelopak matanya.

"Capek ya?"

Cecil mengangguk dan lalu dia melepaskan pelukannya. Tangannya yang memegang botol kembali terangkat dan dia minum lagi beberapa tegukan.

"Ini gara-gara Kak Shei, harusnya dia enggak ngebentuk image aku sebagai anak baik-baik. Kamu tau? Bebannya kerasa empat kali lipat."

Eki hanya memperhatikan wajah Cecilia yang mulai bersemu.

Cecilia meminum lagi birnya dan setelah itu dia kembali mengoceh lagi. "Di depan orang aku harus jadi anak rumahan yang sopan, kalem. Di depan media atau kamera aku harus jadi orang punya wawasan luas. Padahal, itu semua harus di setting. Aku baca naskah tapi orang lain, penonton itu dengan bodohnya percaya."

"Aku males kalau ada ngusik, waktu lagi santai. Tapi, tiap jalan ke mall untuk santai selalu ada aja yang ngajak foto bareng. Aku harus paksaan diri buat senyum. Kalau enggak, image baik-baik buat aku bakalan hilang. Akan ada yang permasalahkan sifat jelek itu di instagram dan dampaknya pasti ke komentar YouTube."

Omelan Cecilia, yang seperti ini sudah sering Eki dengar. Cewek itu terus saja mengeluhkan hal yang sama.

Dia lelah memakai topeng di setiap adegan. Namun di satu sisi dia takut wajah aslinya dinilai buruk rupa oleh fansnya.

"Aku ngerasa kayak...," ucap Cecilia lagi setelah menaruh botol yang telah kosong ke atas meja.

"Hidup di dalam rumah boneka."

"Hidup di dalam rumah boneka," ucap Eki mengikuti omongan Cecilia.

Cewek itu pun menoleh pada Eki dan tersenyum. Sepertinya, di dunia ini hanya Eki yang dapat memahami dirinya. Orang bilang, Eki terlalu diperbudak oleh cintanya pada Cecilia. Namun yang Cecilia tahu, dialah yang sangat bergantung pada Eki.

Cowok yang duduk di sebelah Cecilia ini mengulurkan tangan untuk mengusap punggung tangannya. Cecilia hanya memperhatikan usapan tangan itu. Dia tidak mau bereaksi apapun.

"Seberapa buruknya kamu, aku bakalan tetap ada di samping kamu."

Eki berhenti mengusap punggu tangan Cecilia. Dia beralih pada satu botol yang isinya belum berkurang semenjak tadi. Eki memberikan botol itu pada Cecilia.

"Habiskan."

Cecilia tersenyum dia hanya melirik botol yang masih penuh itu. Tangannya terulur mengambil botol minuman yang ada di tangan Eki yang lain. Botol minuman yang setengah isinya telah di minum Eki.

Eki hanya tersenyum menanggapi perlakuan Cecilia. Dia pun membiarka pacarnya itu mengambil botol miliknya dan kembali menaruh botol yang masih penuh itu ke atas meja.

"Kamu boleh habiskan semuanya. Lagian, aku enggak boleh mabuk karena harus nyetir buat ngantar kamu pulang ke rumah."

"Kenapa kita harus pulang ke rumah malam ini, kalau kita bisa bayar salah satu kamar hotel yang ada di dekat sini?" tanya Cecilia sambil mendekatkan wajahnya dengan wajah Eki.

Eki menggeleng lalu berkata, "Bukannya tadi kamu bilang, kalo kamu ada pemotretan besok pagi."

Cecilia memutarkan bola matanya dan menyandarkan tubuh ke sandaran sofa. Dia meminum lagi minumannya. Kalau bisa, dia ingin segera melupakan seluruh pekerjaannya. Dia tidak ingin menyambut esok pagi.

Cecilia benci harus memakai topeng.

****

Eki membaringkan tubuh Cecilia ke tempat tidurnya. Tidak lupa dia membungkus tubuh cewek itu dengan selimut. Setelah itu dia beralih pada Shei yang sedari tadi berdiri di belakangnya.

"Harusnya, Kak Shei tidur aja. Enggak usah nunggu kita. Cecil aman kok."

"Kii, gimana bisa aku tidur kalau Cecil udah lewat tengah malam belum pulang juga? Besok pagi dia ada pemotretan."

"Besok pagi Cecil pasti bisa un-"

"Iya gue tau, Kii. Gue tau, Cecil anaknya profesional," kata Shei dengan suara yang melemah dibanding tadi. "Makasih ya, lo udah anterin Cecil."

Eki mengangguk dan dia pun ke luar kamar. Membiarkan Cecil diurus oleh managernya.

Hanya Eki, teman dekat, manager, dan tim kreatif chanel youtube Cecilia yang mengetahui sifatnya yang pemabuk. Mereka sama-sama berjanji akan merahasiakan ini dari publik. Eki pun mempunyai tugas lebih, yaitu menjaga Cecilia agar tidak terjerumus lebih lagi selain jadi pecandu minuman.