Rasa Teman

"Aslinya, gue pacaran sama Aron. Lo enggak tau kan, gue pernah ngapain aja sama dia di apartemennya," ucap Alice sambil memberontak dari pegangan teman-temannya.

"Lis, cukup!" Bentak Deri. "Dari dulu salahkan Daya terus. Sekarang, gue udah tau gimana aslinya lo."

Deri kemudian menarik tangan Daya pergi ke luar dari kerumunan. Dia membawa Daya ke kantin, masih ada sisa waktu istirahat yang bisa mereka gunakan untuk berbicara sebentar.

"Maafin gue sudah nyeret lo sejauh ini."

Daya menepuk lengah Deri pelan. "Nggak masalah, kita kan teman."

Menyebut dirinya sebagai teman Deri, kali ini tidak terasa begitu menyakitkan. Daya merasa nyaman berada di posisinya sekarang ini. Mungkin memang benar, tempat terbaik bagi seorang pengagum rahasia memang harusnya tersembunyi secara rahasia.

"Gue janji, lain kali enggak akan nyusahin lo lagi."

"Kalo nyusahin sesekali juga nggak masalah kok," kata Daya.

Deri lalu mengulurkan tangannya ke hadapan Daya.

"Apa ini?"