Pilihan

Eki berhenti berjalan setelah mereka sampai di ujung hutan ini. Daya memperhatikan Eki mendongak ke atas. Dia pun mengikuti arah pandang Eki menatap langit yang berwarna putih.

Tidak. Tidak ada langit yang berwarna putih, benda yang ada di atasnya ini bukanlah langit. Melainkan awan yang menutupi seluruh langitnya. Seketika Daya mengerti.

"Rubby," ucap Daya.

"Sudah ingat rupanya," kata Eki.

Daya pun menolehkan kepala pada kakaknya itu. Dia menunggu Eki kembali berbicara lagi.

"Rubby tempat aku berkeluh kesah, semuanya sudah aku ceritakan dengan Rubby."

Mulut Daya ternganga, karena dia hanya mendengar ucapan Eki tapi tidak melihat bibir cowok itu bergerak sedikit pun. Walau pun terheran-heran, Daya tetap mengingat kalau ini adalah dunia mimpinya. Hal apa pun bisa saja terjadi termasuk kejadian yang tidak masuk akal begini.

"Kenapa aku bisa ke sini?" tanya Daya.

"Kamu dan Eki yang menciptakan dunia ini. Saat kamu merasa lemah, kamu bisa saja berada di sini."