Percobaan (2)

Aron melihat ke arah Gabby. "Gabby mau telepon mamanya?"

Gabby mengangguk dengan air mata yang terus mengalir di pipinya. Aron mengambil ponsel dari saku celananya dan segera menghubungi Elin. Dia abaikan dulu beberapa pesan yang seketika muncul di pemberitahuan.

"Hallo, ada apa Aron?"

"Gabby nangis," jawab Aron.

"Bisa ubah panggilannya jadi panggilan video?"

"Oke." Aron memutuskan sambungan telepon suara dan beralih ke telepon video. Dia menunggu tampilan layar ponselnya berubah menjadi wajah Elin. Setelah Elin sudah kembali terhubung, Aron pun mengatur posisi agar Gabby melihat ke layar ponselnya. "Ini mamanya Gabby."

"Mama," ucap Gabby dan seketika dia berhenti menangis.

Saat mendengar Gabby dan Elin berbicara, Aron nampak lega karena tidak harus mengantar ke kantor Elin. Tidak terbayang bagaimana ribetnya dia jika harus melakukan itu. Namun Aron sempat untuk melakukan itu karena di pikirnya, Gabby tidak akan berhenti nangis kalau belum bertemu dengan mamanya.