"Apa enggak terlalu cepat?"
"Lo nih ya, sama aja kayak Daya. Lo pikir gue masih sekolah SMA yang belum bisa ambil keputusan untuk nikah? Umur gue sekarang ini sudah sah secara pesyaratan negara," ucap Aron.
"Maksud gue, apa Daya sudah siap dengan keutusan lo itu?"
Aron berpikir sebelum menjawab pertanyaan Eki. Terbayang jawaban Daya tadi malam. Cewek itu mengatakan kalau menikah adalah keputusan yang terlalu cepat, mungkin karena Daya belum siap dengan keputusan itu.
"Gue pikir, Daya perlu waktu buat ngejawabnya."
"Jadi dia belum jawab pertanyaan lo?"
"Belum."
Saat mendengar keputusan Aron pun, Eki sudah bisa membayangkan bagaimana reaksi Daya. Adiknya itu punya trauma soal kegagalan pernikahan dari papa dan mamanya, pastinya hal itu mempengaruhi
Daya.
"Gue rasa, Daya perlu ngomong dulu sama gue."
Aron mencondongkan tubuhnya ke hadapan Eki, sambil berkata, "Bisa lo saran kan ke dia buat terima gue?"
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください