Keputusan Berat

"Menurut lo, Daya bakalan bisa terima mereka nggak ya? Dari yang gue liat, Elin itu orang yang baik dan mamanya juga. Mungkin mereka bersikap kayak gitu karena Daya juga enggak sopan sama mereka."

Aron menghela nafasnya. "Daya sering banget dulu bilang kalau dia enggak bakalan anggap Elin itu mamanya. Eki juga bilang hal yang sama. Dia setuju soal pernikahan biar papanya enggak kesepian. Setelah ini, aku nggak tau gimana Daya bakalan berfikir."

"Gue kalau jadi Daya, pikiran gue cuma satu. Pergi dari rumah itu."

"Menurut lo, Daya bakalan ke mana? Ikut sama mamanya? Itu enggak mungkin. Daya juga benci sama mamanya."

Terlintas sebuah ide di dalam pikiran Cecilia. Cewek itu pun memukul pelan bahu Aron. Cowok itu sempat mengaduh kesakitan tapi tidak membalas. "Gimana, kalo lo ajak Daya nikah aja. Biar dia bisa tinggal sama lo."

"Hah?" Aron menoleh pada Cecilia dengan mulut ternganga.