Kendali dari Kemarahan

"Daya," panggil Aron lagi mengabaikan pertanyaan dari mama Daya. "Semuanya berakhir baik-baik aja Day. Enggak perlu ada yang kamu takuti lagi."

"Iya, Daya. Mama sudah enggak marah lagi sama kamu Sayang."

Setelah itu, suara kuncian pintu terdengar dari dalam. Seketika Aron menoleh pada papa dan mama Daya. Lalu dia tersenyum pada keduanya.

Daya muncul di balik pintu dengan mata yang sembab dan pipi yang basah. Aron langsung menggandeng tangan cewek itu. Sambil mengusapnya Aron berkata, "Semuanya sudah baik-baik aja."

"Iya, Sayang. Mama sudah setuju kalau kamu nikah sama Aron," sahut mamanya dari belakang Aron.

"Kalo gitu, kita pulang sekarang."

Mata Daya hanya melihat ke arah Aron. Seakan dia tidak peduli dengan kehadiran kedua orang tuanya di sini. Daya melangkah ke luar kamar dan berjalan ke luar dari kamar Eki.

"Daya, bisa Mama ikut ke apartemen kamu?" tanya mamanya saat Daya sudah berada di dekat tangga.