Harapan

"Sudah belum videonya."

Baru juga satu langkah memasuki gerbang sekolah Daya sudah ditagih oleh Deri. Cowok itu sedang bersandar di tiang gerbang. Dengan kedua tangan dimasukkan ke saku celananya.

Daya pun menghampiri Deri. Dia berdiri di pojok agar tidak menghalangi teman-temannya yang ingin masuk ke sekolah.

"Lo enggak main basket pagi ini?"

"Bukan itu yang mau gue bicarain." Deri tidak menatap ke arah Daya dia lebih memperhatikan teman-temannya yang baru saja datang.

"Gue kemarin ketemu Aron. Dia bilang, dia mau kok buat video untuk Alice."

"Kalau gitu mana." Daya menyodorkan tangannya ke hadapan Daya. "Gue mau liat videonya."

Daya memperhatikan uluran tangan Deri, tetapi beberapa detik kemudian diam paham maksudnya. Dia pun menggeleng. "Videonya belum ada, tapi Aron bilang nanti dia bikinkan untuk Alice."

Deri pun menurunkan tangannya. "Omong kosong lagi."

"Beneran, kali ini gue serius." Daya memegang tangan Deri namun dengan cepat ditepis.