Berharap Daya

Keajaiban yang dia mau untuk membuat batal pernikahan papanya, bukan soal kecelakaan. Selain itu, kecelakaan ini juga tidak membuat pernikahan itu batal. Papanya malah mengucap janji sehidup semati setelah mendengar kabar kecelakaan ini dari Daya.

Suara pintu terbuka, seorang berpakaian putih pun muncul di baliknya. "Apakah ada dari kalian keluarga pasien?"

"Saya adiknya," kata Daya sambil berdiri.

"Kami butuh donor darah untuk pasien, karena harus dilakukan penanganan."

"Darah saya cocok dengan Eki," ucap mamanya yang baru saja datang. "Dia anak laki-laki saya."

"Baik Bu, Ibu bisa ikut saya untuk melalukan pengecekkan kesehatan terlebih dahulu."

"Day, kamu harus duduk dulu." Aron menarik pelan tubuh Daya agar cewek itu bisa duduk di kursi tunggu.

Mata Daya tidak terlepas melihat ke arah pintu ruangan. Dia berharap dokter segera ke luar dari sana dan memberikan kabar baik untuknya soal keadaan Eki. Jantungnya berdebar kencang karena merasa takut.