webnovel

Bab 1 : Kehancuran Kerajaan

Ketika berita tentang kedatangan musuh mencapai telinga Nyoya, segera terdengar suara gemuruh dari pasukan kerajaan. Nyoya dengan tegas berseru kepada pasukannya, "Segera bersiap untuk berperang! Kita tidak boleh lengah, dan kami akan melawan musuh ini sampai titik darah penghabisan. Saya tahu mereka dianggap sebagai musuh yang kuat, tetapi ingat, kalian adalah prajurit Vorieala yang kuat. Jika ada yang merasa takut, kalian bebas untuk memilih, tidak ada tekanan. Namun, bagi yang tetap bersama saya, mari bersatu dan lawan musuh kita dengan segenap semangat dan tekad, bahkan jika harus mengorbankan nyawa kita."

Kata-kata penuh semangat dari ratu mereka membuat pasukan Vorieala tangis kebahagiaan dan semangat baru mengalir dalam diri mereka. Mereka siap mengikuti Nyoya dalam pertempuran berbahaya yang akan datang, dan tekad mereka tak tergoyahkan meskipun penuh risiko. Dalam kebersamaan dan semangat yang menggebu, mereka mempersiapkan diri untuk pertempuran mendebarkan yang akan menentukan nasib kerajaan Vorieala.

Sementara itu, pasukan musuh sudah dekat di kasti dan menyerang kerajaan Vorieala dan menyerbu kastil. Nyoya, dengan mantap, memutuskan untuk langsung menyerang musuh. Pasukan Vorieala bersiap untuk pertempuran, tetapi musuh ternyata memiliki rencana licik yang membuat mereka dalam situasi sulit.

Ratu Vorieala terkena tembakan musuh, tetapi pasukannya menjawab bahwa mereka baik-baik saja. Nyoya, dengan tekad kuat, memerintahkan pasukannya untuk bertempur habis-habisan. Pasukan Vorieala dengan berani menyerang musuh, dan Ratu bergabung dalam pertempuran yang sengit. Namun, sayangnya, mereka akhirnya kalah dalam pertempuran tersebut.

Kesedihan melanda kerajaan Vorieala karena kematian Ratu dan pasukannya. Kerajaan Vorieala hancur dalam sekejap, meninggalkan kerajaan yang pernah makmur dan damai dalam puing-pui

Musuh merespons dengan senang karena akhirnya mereka berhasil menghancurkan kerajaan Vorieala. Mereka merencanakan untuk menguasai kerajaan ini dan memerintahkan pasukan mereka untuk bersiap untuk masuk ke dalamnya.

Mereka dengan penuh semangat mengambil alih kerajaan Vorieala dengan tertawa jahat. Musuh berhasil merebut semua wilayah di kerajaan tersebut. Dengan kejam, mereka membantai seluruh anggota keluarga kerajaan Vorieala, tidak menyisakan seorang pun.

Setelah berhasil merebut kekuasaan di Vorieala, Vorieala dan pasangannya menemukan diri mereka dalam situasi yang penuh kekacauan. Berita tentang perubahan tiba-tiba ini menyebar dengan cepat di seluruh kerajaan, dan penduduk menjadi panik dan kebingungan. Namun, musuh yang telah mengambil alih kerajaan Vorieala justru memerintahkan tindakan keras.

Perintah yang dikeluarkan oleh penguasa baru itu adalah untuk membunuh penduduk yang memberontak dan menolak tunduk pada mereka. Sebagian penduduk terpaksa menerima situasi ini karena takut akan konsekuensinya, sementara yang lain menentang dengan keras. Beberapa dari mereka yang menentang dengan tegas menangis dan meratapi kematian ratu mereka.

Meskipun terasa sulit dan memilukan, sebagian besar penduduk yang tidak menerima akhirnya harus tunduk pada mereka tersebut demi kelangsungan hidup mereka.

Sebelum Kerajaan direbut oleh musuh:

"Eh, Nyoya, apakah kamu baik-baik saja?" tanya seseorang dengan khawatir.

"Saya baik-baik saja, yang penting kamu jaga anak saya," jawab Nyoya dengan napas tersengal. "Saya perintahkan kamu untuk melarikan diri, dan ketika dia sudah dewasa, beritahu dia tentang kebenaran."

"Siap, Nyoya," jawab orang tersebut dengan tulus. "Saya akan menjaga dia dengan baik, dan saya akan bersembunyi di dunia bayangan untuk memastikan anak Nyoya aman dan terlindungi."

Di sebuah desa, terdapat seorang pemuda yatim piatu yang tinggal bersama

adik-adiknya. Mereka menghadapi kesulitan ekonomi. Sang kakak, yang ingin membantu keluarganya, memutuskan untuk mencari pekerjaan di sebuah kerajaan di jauh sana. Sebelum berangkat, ia meninggalkan sejumlah uang untuk adik-adiknya.

Setelah tiba di kerajaan tersebut, sang pemuda menyewa sebuah kamar untuk tidur. Saat malam tiba, ia bermimpi tentang menerima Pensil Dewa dari seorang pengemis. Mimpi ini membuatnya penasaran, dan setelah bangun, ia memutuskan untuk mengikuti kata-kata dalam mimpinya.

Setelah mandi dan bersiap-siap, ia pun memutuskan untuk mengikuti jejak mimpi tersebut. Penuh penasaran dengan makna mimpi tersebut, pemuda itu mencari pengemis yang muncul dalam mimpinya, langsung menuju lokasi yang diinginkan seperti dalam mimpinya.

Ada seseorang pengemis di jalan, meminta uang untuk mengobati anaknya. Ada seorang anak remaja berusia 14 tahun yang merasa kasihan terhadap pengemis itu, dan dia memberikan uang. Pengemis itu membungkuk dan berterima kasih. Namun, atas tindakan baik pengemis tersebut, sang anak laki-laki membangunkannya.

Sang Anak laki-laki Pemuda itu berkata, "Kakek, jangan membungkuk. Kakek lebih tua, jadi kakek tidak perlu, saya ikhlas kok, Kakek."

Pengemis itu menjawab, "Saya tahu bahwa Anda juga mengalami kesulitan." Lalu, dia memberikan pensil dewa kepada anak tersebut. Namun, sang anak tidak tahu apa yang diberikan pengemis tersebut, dan dia hanya melihat pensil itu sebagai pensil biasa.