webnovel

Chapter 91 : Surat Untuk Noa

Setelah itu, kami pun pergi meninggalkan perpustakaan. Saat sampai di kantin, aku bertemu dengan Lily.

"Rid dan Lea ? kebetulan sekali, aku juga sedang mencarimu, Lea," ucap Lily.

"Ada apa memangnya ?," tanya Leandra.

"Tidak ada apa-apa kok, hanya ingin mencarimu saja. Ngomong-ngomong, kalian berdua habis darimana ? kok bisa kalian berdua pergi bersama ? Apa jangan-jangan kalian habis ngedate ya ? Kamu parah sekali ya, Lea, kamu menikung nonamu sendiri dan sekarang mengambil pasangannya," ucap Lily.

"Bu-bukan, aku tadi pergi ke perpustakaan sendiri lalu kemudian bertemu Rid di perpustakaan. Aku dan Rid kebetulan meninggalkan perpustakaan dalam waktu yang sama jadinya kami pergi darisana berbarengan," ucap Leandra.

"Heeee betulkah ?," ucap Lily.

"Iya, dan jangan membahas tentang pasangan nona begitu Lily, bagaimana jika ada yang tahu. Kan sudah sepakat kalau mempublikasikan hubungan mereka itu nanti," ucap Leandra.

"Benar juga, maaf-maaf," ucap Lily.

"Entah kenapa aku seperti pernah mengalami hal ini," pikirku.

"Kalau begitu aku pergi dulu ya, aku harus bertemu kembali dengan teman-temanku. Silahkan lanjutkan obrolan kalian berdua," ucapku meninggalkan Leandra dan Lily.

"Oke, sampai nanti, Rid," ucap Leandra.

"Sampai nanti," ucap Lily.

Sementara itu, Lily terus menatap Leandra yang melihat ke arah Rid.

"Hmmmmm," ucap Lily.

"Ada apa, Lily ?," tanya Leandra.

"Kamu sepertinya tambah akrab dengan Rid," ucap Lily.

"Memangnya aku dari awal tidak akrab dengan Rid ? aku kan tidak membencinya. Lagipula karena nona Irene akan menjalin hubungan dengan Rid, bukannya sebagai asisten nona kita juga harus akrab dengan Rid," ucap Leandra.

"Yah itu memang benar sih, tapi.... ah sudah lupakan saja," Lily.

-

Aku pergi menuju area pertokoan dan saat sampai disana, kebetulan aku melihat Noa yang sedang sendiri sambil memakan makanan yang dia pegang. Sepertinya dia sedang menunggu yang lainnya membeli makanan. Aku pun langsung menghampirinya.

"Noa," ucapku.

"Hmmm, oh Rid. Apa keperluanmu sudah selesai ?," tanya Noa.

"Iya, sudah. Kamu cuma makan sendiri saja disini, dimana yang lainnya ?," tanyaku.

"Ah mereka sedang membeli makanan di toko makanan yang lain jadi aku menunggu saja disini," ucap Noa.

"Begitu ya," ucapku.

"Kamu tidak mau membeli makanan, Rid ?," tanya Noa.

"Tidak, hari ini aku akan memasak sendiri saja di asramaku," ucapku.

"Baiklah," ucap Noa.

Aku memperhatikan sekitar untuk memastikan tidak ada orang lain yang mendekati kami. Setelah memastikan situasi aman, aku langsung menyerahkan surat dari Lillian kepada Noa.

"Nih Noa, tadi ada yang menitipkan surat ini kepadaku untuk diserahkan kepadamu," ucapku sambil memberi surat ke Noa.

"Sebuah surat ? siapa yang memberikan surat ini ?," tanya Noa.

"Itu rahasia, tapi mungkin kamu akan tau dia jika membaca surat itu. Aku akan memberi tahu gender dari pengirim surat ini agar kamu tidak terlalu penasaran. Gendernya adalah perempuan," ucapku.

"Perempuan ???? apa mungkin ini surat cinta ??," ucap Noa yang terkejut.

"Entahlah, aku tidak diberi tahu itu surat apa, aku hanya dimintai tolong untuk mengantar surat ini kepadamu," ucapku.

"Kamu tidak berbohong soal ini kan Rid ? apa mungkin kamu sebenarnya yang menulis surat ini untuk menjebakku ?," tanya Noa.

"Untuk apa aku melakukan itu ? Lebih baik secepatnya kamu buka surat itu, tapi aku sarankan lebih baik kamu buka saat sedang sendiri saja," ucapku.

"Oh, Rid. Kamu sudah disini rupanya," ucap Charles bersama dengan Kotaro dan Chloe yang habis membeli makanan.

Noa yang mendengar suara Charles langsung buru-buru memasukkan surat itu ke tasnya.

"Ah iya, aku baru saja sampai disini," ucapku.

"Ada apa Noa ? kenapa kamu memegang tasmu ?," tanya Charles.

"Tidak ada apa-apa, aku hanya habis memeriksa tasku apakah ada barang yang ketinggalan atau tidak," ucap Noa.

"Begitu ya, ngomong-ngomong, kamu tidak membeli makanan, Rid ?," tanya Charles.

"Tidak, aku akan memasak sendiri saja," ucapku.

"Begitu ya, karena sudah tidak ada yang mau dilakukan, lebih baik sekarang kita kembali ke asrama saja," ucap Charles.

"Kamu benar," ucapku.

Lalu kami semua pun kembali ke asrama.

-

Keesokan harinya.

Seperti biasa aku datang ke akademi lebih awal. Namun tak berselang lama setelah aku datang, tiba-tiba Noa juga datang ke kelas lebih awal.

"Noa, tumben sekali kamu datang ke kelas lebih awal," ucapku.

"Bagaimana ini, Rid ?," tanya Noa yang tiba-tiba langsung menghampiriku.

"Bagaimana apanya ?," tanyaku.

"Soal surat yang kamu berikan kepadaku kemarin, menurut isi surat itu aku disuruh untuk menemuinya saat selesai pembelajaran di taman belakang akademi. Di surat itu dituliskan dengan detail di taman bagian mananya," ucap Noa.

"Kamu tinggal datang saja ke tempat yang ditunjukkan surat itu," ucapku.

"Tapi aku gugup jika harus bertemu dengannya, bagaimana kalau kamu ikut bersamaku Rid ?," tanya Noa.

"Lah, pergi sendiri sana. Kamu itu kan laki-laki, masa aku harus menemanimu untuk bertemu dengan seorang perempuan," ucapku.

"Bagaimana jika dia membawa teman-temannya juga di tempat pertemuan itu ?," tanya Noa.

"Aku rasa dia tidak akan begitu, saat dia memintaku untuk menyerahkan surat ini saja dia hanya sendiri, tidak bersama dengan temannya," ucapku.

"Begitu ya," ucap Noa.

"Beranilah Noa, sebelumnya kamu bilang ingin mendapatkan partner perempuan di akademi ini bukan ? ini kesempatan besar buatmu, ada seorang perempuan yang ingin menemuimu," ucapku.

"Ka-kamu benar, sepertinya aku tidak bisa mundur dari ini," ucap Noa

-

Setelah pembelajaran di kelas.

"Ayo kita langsung menuju arena untuk melakukan pertandingan harian hari ini," ucap Charles.

"Baiklah," ucapku.

Chloe dan Kotaro pun juga setuju, begitupun juga Enzo yang kali ini ikut dengan kami.

"Kalian ke arena duluan saja, aku ada urusan yang harus aku urus terlebih dahulu. Nanti aku akan menyusul kalian," ucap Noa.

"Tadi pagi kamu pergi ke kelas duluan dan sekarang kamu ada urusan, Noa. Kamu sekarang jadi sibuk ya," ucap Charles.

"Baru kali ini saja kan aku ada keperluan seperti ini ?," ucap Noa.

"Kata-katamu seperti yang diucapkan Rid kemarin," ucap Charles.

"Kalau begitu aku duluan ya, nanti aku akan menyusul kalian," ucap Noa yang langsung bergegas pergi.

"Oke, nanti kami tunggu di arena lantai 2," ucap Charles.

"Oke," ucap Noa yang masih sempat mendengar perkataan Charles.

"Baiklah, kalau begitu yuk kita pergi ke arena," ucap Charles

-

Aku telah selesai melakukan pertandingan harian hari ini dan aku berhasil menang lagi. Setelah bertanding, aku pun duduk di salah satu bangku di area penonton.

"Karena aku sudah menang 4 kali berturut turut sejak hari pertama, berarti sekarang aku mengoleksi 800 poin. Masih lumayan lama untuk mendapatkan 30.000 poin, yah lagipula ini masih awal tahun ajaran baru," pikirku.

Aku melihat ke arah arena pertandingan.

"Aku, Chloe, Kotaro dan Enzo sudah melakukan pertandingan harian. Dan kali ini Charles yang sedang bertanding tapi Noa belum menyusul kami kesini. Kenapa dia lama sekali ya ? apa mungkin dia tahu siapa Lillian sebenarnya dan itu membuatnya jadi lebih gugup ketika berbicara dengan Lillian ?," pikirku.

Tak berselang lama, Noa pun sampai di arena.

"Hei, Rid," ucap Noa yang menghampiriku di tempat duduk.

"Akhirnya kamu sampai juga," ucapku

"Apa kamu sudah melakukan pertandingan harian , Rid ?," tanya Noa.

"Aku, Chloe, Kotaro dan Enzo sudah melakukan pertandingan harian. Charles sedang bertanding di arena jadi sisa kamu saja yang belum bertanding," ucapku.

"Begitu ya," ucap Noa.

"Jadi bagaimana ? apa kamu sudah bertemu dengan si pengirim surat ?," tanyaku.

"Yah begitulah, awalnya aku gugup ketika bertemu dengannya, tapi dia juga gugup ketika bertemu denganku," ucap Noa.

"Apa yang kalian perbincangkan disana ?," tanyaku.

"Dia bilang kalau dia tertarik denganku, sejak ujian masuk dia sudah tertarik denganku tapi rasa tertarik itu bertambah ketika melihatku bertanding melawan Charles. Jadi dia ingin kenal lebih dekat denganku, seperti itu," ucap Noa.

"Jadi bagaimana tanggapanmu ?," tanyaku.

"Yah aku senang sih karena ada yang tertarik denganku apalagi itu lawan jenis. Jadi aku tidak keberatan kalau dia ingin kenal lebih dekat denganku. Akupun juga ingin kenal lebih dekat dengannya," ucap Noa.

"Begitu ya, yah itu bagus untukmu Noa," ucapku.

"Yah, jujur aku lebih suka seperti ini, kalau tiba-tiba ditembak sama perempuan yang belum dikenal aku bingung harus bagaimana. Untungnya dia menawarkan untuk saling mengenal lebih dekat terlebih dahulu," ucap Noa.

"Begitu ya, bagaimana pandanganmu tentang Lillian ?," tanyaku.

"Jadi kamu sudah tau namanya ya Rid, kenapa kamu tidak bilang padaku ?," ucap Noa.

"Biar kamu bisa berkenalan sendiri dengannya, jadi bagaimana pandanganmu tentangnya ?," tanyaku kembali.

"Yah dia cantik sih, terus cara bicaranya juga sopan dan lembut. Itulah mengapa aku juga ingin kenal lebih dekatnya. Dia seperti seorang putri bangsawan tapi aku tidak pernah mendengar tentang namanya. Aku merasa seperti sedang bermimpi saat seorang secantik dia sampai menulis surat untuk menemuiku," ucap Noa.

"Begitu ya," ucapku.

Noa terus tersenyum setelah berbicara empat mata dengan Lillian. Meskipun kadang dia berusaha untuk menahan senyumannya itu tapi dia tidak bisa melakukannya.

"Yah aku senang kalau dia juga senang. Sepertinya Noa belum tau tentang identitas asli Lillian, yah aku tidak perlu memberitahunya kalau Lillian aslinya adalah putri dari seorang Marquess. Nanti dia juga tau dengan sendirinya," pikirku.

-Bersambung