webnovel

Chapter 429 : Kristal Komunikasi Pemberian

Setelah beberapa menit terdiam sambil memikirkan pilihan yang tepat, aku pun memutuskan untuk melewati orang-orang yang mencurigakan itu tanpa melakukan apa-apa kepada mereka. Alasannya karena aku tidak tahu siapa identitas mereka yang sebenarnya. Bisa saja mereka adalah orang-orang dari gereja Sancta Lux yang menyamar sebagai orang biasa. Jika aku melakukan sesuatu kepada mereka seperti menyerang mereka secara tiba-tiba, hal itu hanya akan menambah masalah saja. Apalagi Duke Louis juga sudah memperingatiku agar aku tidak membuat masalah kepada mereka.

Lalu, aku pun kini terus berjalan menuju gerbang belakang kediaman Duke Louis. Ketika aku sedang berjalan, aku merasakan kalau orang-orang mencurigakan yang sedang berada di sekitar gerbang belakang kediaman Duke Louis sedang melihat dan memperhatikanku. Untungnya saat ini aku sedang mengenakan jubah panjang dan aku pun juga berjalan sambil menundukkan sedikit kepalaku, jadi mereka tidak akan mengenali siapa aku kecuali mereka memutuskan untuk mendekatiku dan melihat wajahku dari dekat. Tetapi hingga aku sudah sampai di gerbang belakang akademi, orang-orang mencurigakan itu untungnya hanya melihat dan memperhatikanku saja tanpa mendekatiku.

Lalu, ketika aku sudah sampai di gerbang belakang akademi, aku lalu meminta tolong kepada para prajurit yang menjaga gerbang itu untuk segera membuka gerbang itu.

"Tuan prajurit, aku minta tolong untuk membuka buka gerbang ini," ucapku.

Para prajurit yang sedang menjaga gerbang itu pun menoleh ke arahku setelah mendengar suaraku. Mereka terlihat bingung ketika melihatku yang berada di balik gerbang belakang kediaman Duke Louis.

"Siapa kamu ?," tanya salah satu prajurit itu.

Prajurit itu sepertinya tidak mengenali aku. Yah itu masuk akal karena saat ini aku masih menundukkan sedikit kepalaku yang membuat wajahku tidak terlihat jelas. Setelah prajurit itu menanyakan itu, aku pun langsung kembali menaikkan kepalaku agar wajahku terlihat jelas oleh para prajurit itu.

"Ini aku," ucapku.

Para prajurit itu pun lalu melihat ke wajahku. Setelah itu, barulah mereka mengetahui siapa aku setelah melihat wajahku dengan jelas.

"Rupanya itu kamu, R-," ucap salah satu prajurit itu.

Tetapi belum sempat prajurit itu menyelesaikan perkataannya, aku dengan cepat langsung mendekatkan jari telunjuk tangan kananku ke arah bibirku sebagai kode agar prajurit itu diam. Prajurit itu untungnya mengerti dengan kode yang aku buat. Prajurit itu pun langsung mengangguk dan dia pun tidak lagi berbicara. Setelah itu, beberapa prajurit yang menjaga gerbang belakang kediaman Duke Louis pun langsung membuka gerbang belakang itu. Setelah gerbang itu terbuka, aku pun langsung masuk melewati gerbang yang terbuka itu. Lalu, setelah melewati gerbang itu, aku lalu mendekati beberapa prajurit yang menjaga gerbang kediaman itu dan aku pun mulai berbicara dengan suara yang pelan.

"Maafkan aku karena sebelumnya telah menyuruh anda untuk diam, tuan prajurit. Itu karena di luar sana ada beberapa orang mencurigakan yang sedang melihat dan memperhatikan kediaman ini. Mereka kemungkinan adalah orang-orang yang mengincarku, maka dari itu aku meminta anda untuk diam ketika anda hendak menyebut namaku sebelumnya. Tetapi bisa juga mereka bukan mengincarku, melainkan mengincarkan orang lain yang tinggal di kediaman ini. Intinya, tuan prajurit sekalian harus hati-hati dan waspada. Orang-orang mencurigakan itu seharusnya bisa dilihat oleh kalian dari sini. Beberapa dari mereka ada yang sedang mengobrol ataupun sedang menjalani aktivitas lainnya. Tolong waspadailah mereka," ucapku.

Para prajurit yang mendengar perkataanku pun langsung menoleh ke luar gerbang belakang kediaman Duke Louis untuk melihat orang-orang mencurigakan yang aku bilang.

"Begitu ya. Kami semua sebelumnya juga merasa kalau orang-orang itu adalah orang-orang mencurigakan karena mereka sudah lama terus berada disitu. Terima kasih atas peringatannya, Rid Archie, kami akan terus mewaspadai mereka dan mencegah mereka apabila mereka berniat untuk melakukan hal yang berbahaya di gerbang belakang ini seperti berniat untuk memaksa masuk ke dalam kediaman ini," ucap prajurit itu.

"Iya, sama-sama, tuan prajurit. Kalau begitu aku masuk ke dalam kediaman dulu, tuan prajurit. Terima kasih karena sebelumnya telah membukakan gerbang untukku," ucapku.

"Iya, sama-sama," ucap prajurit itu.

Setelah itu, aku pun langsung berjalan untuk menuju ke pintu masuk kediaman Duke Louis.

Sementara itu, disaat Rid sedang berjalan menuju pintu masuk kediaman Duke Louis, para prajurit yang menjaga gerbang belakang kediaman Duke Louis pun mulai membicarakan tentang Rid.

"Rid Archie itu, selain kuat ternyata dia adalah orang yang baik dan ramah,"

"Iya, dia bahkan juga berbicara dengan sopan kepada kita,"

"Tidak mengherankan kalau putri Irene yang terkenal dingin jatuh hati kepadanya dan membuat mereka kini berpacaran,"

"Tidak hanya putri Irene saja yang luluh, tuan Duke dan nona Duchess pun juga luluh kepada Rid Archie. Terlihat dari perlakuan mereka kepada Rid Archie di kediaman ini,"

"Kamu benar. Yah itu wajar setelah melihat secara langsung bagaimana sifat dan sikap Rid Archie. Yah sudahlah, lebih baik kita sudahi membahas tentang dia, sekarang lebih baik kita fokus untuk mengawasi orang-orang mencurigakan itu," ucap para prajurit itu.

-

Sementara itu, di dalam kediaman Duke Louis.

Setelah memasuki kediaman Duke Louis, aku memilih untuk tidak langsung pergi ke kamarku karena aku ingin menemui Duke Louis terlebih dahulu. Sepertinya Duke Louis sedang berada di ruangan kerjanya. Karena aku sudah tahu lokasi ruang kerjanya, aku memutuskan untuk langsung pergi ke ruangan itu. Lalu tidak lama kemudian, aku pun telah tiba di depan pintu ruang kerja Duke Louis. Setelah itu, aku pun langsung mengetuk pintu ruang kerja Duke Louis.

*Tok *Tok *Tok

"Siapa disana ?," tanya Duke Louis yang ada di dalam ruangan.

Terdengarnya suara Duke Louis menandakan kalau Duke Louis ada di dalam ruangan itu.

"Paman Louis, ini aku," ucapku.

"Rid ?!," ucap Duke Louis.

Setelah itu, aku mendengar suara langkah kaki yang tergesa gesa di dalam ruang kerja Duke Louis. Tidak lama kemudian, pintu ruang kerja Duke Louis pun tiba-tiba terbuka. Setelah pintu itu terbuka, terlihat Duke Louis yang baru saja membuka pintu itu. Tidak hanya Duke Louis saja, Duchess Arlet pun juga ada di dalam ruangan itu bersama dengan Duke Louis.

"Akhirnya kamu pulang juga, Rid. Kami berdua begitu khawatir karena kamu belum pulang-pulang juga sejak kamu pergi dari pagi hari untuk berlatih," ucap Duke Louis.

"Itu benar. Apa kamu sejak pagi hari terus berlatih atau kamu pergi ke suatu tempat terlebih dahulu yang membuat kamu baru pulang sekarang ?," tanya Duchess Arlet.

"Aku sejak pagi terus berlatih di tempat yang aku sebutkan sebelumnya, bibi Arlet. Aku tidak pergi kemana-mana dan tetap berada di tempat itu untuk berlatih. Aku minta maaf karena telah membuat kalian khawatir," ucapku.

"Begitu ya. Jadi kamu terus berlatih di tempat itu sejak pagi tadi hingga menjelang malam hari. Ngomong-ngomong, apa latihanmu di tempat itu berjalan lancar, Rid ? Apa ada orang lain seperti orang-orang yang mengincarmu yang datang ke tempat itu ?," tanya Duke Louis.

"Tidak ada, paman. Tidak ada orang lain yang datang ke tempatku latihan," ucapku.

"Begitu ya. Itu membuatku lega," ucap Duke Louis.

"Tetapi, soal orang-orang yang mengincarku itu, aku ingin memberikan sebuah laporan kepada anda, paman," ucapku.

Setelah itu, aku langsung menjelaskan tentang orang-orang mencurigakan yang aku lihat di sekitar gerbang belakang kediaman Duke Louis. Duke Louis pun terkejut setelah mendengar perjelasanku. Tidak hanya Duke Louis saja, Duchess Arlet pun juga terkejut.

"Apa ?! Ada beberapa orang mencurigakan di sekitar gerbang belakang kediamanku ?! Dan kamu berasumsi kalau orang-orang mencurigakan itu adalah orang-orang yang mengincarmu ?," tanya Duke Louis.

"Iya, paman. Tetapi ada juga kemungkinan kalau mereka sebenarnya bukan mengincarku, melainkan mengincar orang lain yang tinggal di kediaman ini seperti paman Louis atau bibi Arlet," ucapku.

"Kenapa para prajurit yang berjaga di gerbang belakang kediamanku tidak melaporkan tentang hal ini kepadaku ?," tanya Duke Louis.

"Aku baru memberitahu mereka setelah aku melewati gerbang belakang kediaman anda untuk masuk ke kediaman anda, paman. Setelah aku memberitahu mereka, aku pun langsung pergi untuk menemui paman. Sepertinya mereka saat ini sedang mengawasi orang-orang mencurigakan itu dan tidak sempat untuk memberitahu paman. Aku yakin beberapa saat lagi mereka juga akan memberitahu kepada paman," ucapku.

"Begitu ya. Yah kamu ada benarnya juga," ucap Duke Louis.

Setelah itu, Duke Louis pun terdiam. Beliau terdiam seperti sedang memikirkan sesuatu. Tidak lama kemudian, beliau pun mulai berbicara kembali.

"Orang-orang mencurigakan itu, kemungkinan akan muncul kembali di sekitar gerbang belakang kediamanku. Setelah mengetahui kalau orang-orang mencurigakan itu ada di sekitar gerbang belakang kediamanku, apa kamu besok akan pergi untuk latihan lagi dengan melewati gerbang belakang kediamanku, Rid ?," tanya Duke Louis.

"Iya, paman. Aku akan tetap pergi untuk latihan di tempat itu dengan melewati gerbang belakang. Untuk sampai di tempat latihan rahasiaku, akan lebih cepat dengan melewati gerbang belakang kediaman anda daripada gerbang depan. Selain itu, pergi dengan melewati gerbang belakang membuatku tidak terlalu mencolok karena biasanya tidak ada banyak orang yang berada di sekitar gerbang belakang kediaman anda, berbeda dengan gerbang depan kediaman anda," ucapku.

"Begitu ya. Ya sudah jika kamu besok mau tetap latihan lagi di tempat itu. Tetapi tetaplah waspada dan hati-hati, Rid. Selalu gunakan jubahmu itu untuk menutupi identitasmu ketika melewati orang-orang mencurigakan itu. Lalu, apabila orang-orang mencurigakan itu memutuskan untuk mengikutimu, kaburlah secepat mungkin dan jangan melakukan apapun terhadap mereka karena jika orang-orang mencurigakan itu adalah orang-orang yang berasal dari gereja Sancta Lux, maka masalahnya akan menjadi sangat merepotkan apabila kamu melakukan sesuatu kepada orang-orang itu," ucap Duke Louis.

"Baik, paman. Aku akan selalu mengenakan jubah milikku ketika aku pergi ke tempat latihan rahasiaku. Aku juga tidak akan melakukan apapun kepada mereka apabila mereka mengikutiku," ucapku.

"Baguslah. Ngomong-ngomong, besok pagi aku dan istriku akan pergi ke White Palace yang merupakan istana kediaman Yang Mulia Ratu. Mungkin kami berdua akan kembali sore atau malam hari, jadi kami hampir seharian tidak ada di kediaman ini. Jika besok terjadi apa-apa, baik di dalam kediaman ini ataupun di luar kediaman ini, tolong segera hubungi kami, Rid," ucap Duke Louis.

"Baik, paman. Tetapi, aku tidak tahu bagaimana cara untuk menghubungi kalian apabila terjadi sesuatu," ucapku.

"Ah benar juga. Apa kamu memiliki kristal komunikasi ? Jika punya, aku akan menyambungkan kristal komunikasi milikmu dengan milikku agar kita bisa saling berhubungan dengan menggunakan kristal komunikasi itu," ucap Duke Louis.

"Sebelumnya aku mempunyai kristal komunikasi, paman. Kristal komunikasi itu adalah pemberian dari nona Karina. Tetapi saat ini kristal komunikasi yang diberikan oleh nona Karina itu telah hilang. Sepertinya kristal komunikasi itu terjadi tanpa aku sadari ketika aku sedang bertarung dengan orang-orang yang telah berubah menjadi iblis yang menyerang akademi kemarin,"

"Kemarin, aku sudah melaporkan tentang hilangnya kristal komunikasi milikku kepada nona Karina. Setelah melaporkannya kepada nona Karina, nona Karina berniat untuk memberikan kristal komunikasi yang baru kepadaku. Tetapi sayangnya nona Karina belum mempunyai kristal komunikasi yang baru yang bisa langsung diberikan padaku saat itu juga. Jadi aku diminta untuk menunggu sampai nona Karina mendapatkan kristal komunikasi yang baru untuk diberikan kepadaku. Maka dari itu, apabila nona Karina ada perlu denganku, nona Karina akan menghubungi paman Louis atau bibi Arlet karena nona Karina tidak bisa menghubungiku langsung karena aku belum memiliki kristal komunikasi yang baru," ucapku.

"Begitu ya. Jadi awalnya kamu memiliki kristal komunikasi tetapi sekarang sudah hilang. Lalu apabila kepala akademi ada perlu denganmu, kepala akademi akan menghubungiku atau istriku. Tetapi sejauh ini, kepala akademi belum menghubungiku sama sekali. Bagaimana denganmu, sayang ?," tanya Duke Louis.

"Aku juga belum dihubungi oleh kepala akademi sama sekali, sayang," ucap Duchess Arlet.

"Itu berarti sejauh ini kepala akademi belum ada sesuatu yang ingin dibicarakan denganmu, Rid," ucap Duke Louis.

"Mungkin nona Karina saat ini masih sibuk untuk mengurus dan mendata kerusakan atau kerugian yang terjadi di akademi setelah terjadinya penyerangan di akademi, paman. Lagipula penyerangan yang terjadi di akademi baru terjadi kemarin, wajar kalau nona Karina masih sibuk untuk mengurus segala sesuatu di akademi setelah terjadinya penyerangan. Mungkin beliau akan menghubungiku setelah keadaan di akademi sudah tenang kembali atau menjelang dimulainya aktivitas di akademi lagi," ucapku.

"Yah, kamu ada benarnya. Ngomong-ngomong, soal kristal komunikasi, aku memiliki beberapa kristal komunikasi yang belum terpakai, aku akan memberikan satu kristal komunikasi kepadamu agar aku dan kamu bisa saling berkomunikasi, Rid," ucap Duke Louis.

"Terima kasih, paman," ucapku.

"Tetapi karena kristal komunikasi ini adalah kristal komunikasi yang baru, kristal komunikasi ini belum bisa dipakai untuk menghubungi atau dihubungi oleh kepala akademi karena kristal komunikasi ini belum disambungkan dengan kristal komunikasi milik beliau. Kristal komunikasi ini baru dapat digunakan untuk menghubungi atau dihubungi oleh kami berdua karena kristal komunikasi milikmu nanti akan kami sambungkan dengan kristal komunikasi milik kami berdua," ucap Duke Louis.

"Tidak apa-apa, paman. Aku tetap mengucapkan terima kasih karena anda telah memberikan sebuah kristal komunikasi kepadaku," ucapku.

"Iya, sama-sama, Rid. Aku akan mengantarkan kristal komunikasinya ke ruanganmu nanti karena aku harus menyambungkan kristal komunikasi itu ke kristal komunikasi milik kami berdua terlebih dahulu, Rid. Lalu, karena besok kami berdua akan pergi ke istana kediaman Yang Mulia Ratu, setelah dari sana mungkin kami akan pergi ke San Fulgen Akademiya terlebih dahulu untuk meminta kepala akademi menyambungkan kristal komunikasi miliknya ke kristal komunikasi milikku yang baru. Setelah kristal komunikasi itu sudah disambungkan dan begitu kami telah kembali ke kediaman ini, aku akan memberikan kristal komunikasi yang telah disambungkan dengan kristal komunikasi milik kepala akademi kepadamu, Rid," ucap Duke Louis.

"Jika besok paman Louis memberikan kristal komunikasi lagi kepadaku, bukankah itu berarti aku jadi memiliki 2 kristal komunikasi ?," tanyaku.

"Kamu bisa menukar kristal komunikasi yang nanti akan aku berikan dengan kristal komunikasi yang besok baru aku berikan. Kristal komunikasi yang aku berikan nanti hanya dapat digunakan untuk menghubungi atau dihubungi oleh kami berdua, sedangkan kristal komunikasi yang aku berikan besok dapat digunakan untuk menghubungi atau dihubungi oleh kepala akademi dan tentu saja kami berdua juga. Tentunya kamu pasti akan memilih kristal komunikasi yang akan aku berikan besok karena dengan itu kamu bisa menghubungi atau dihubungi oleh kepala akademi. Tetapi apabila kamu tidak mau menukarnya pun aku juga tidak masalah. 2 kristal komunikasi yang akan aku berikan nanti dan besok boleh menjadi milikmu," ucap Duke Louis.

"Satu saja sudah cukup untukku, paman. Aku tidak enak apabila diberikan 2 buah kristal komunikasi oleh anda, jadi besok aku akan menukar kristal komunikasi anda berikan nanti dengan yang anda berikan besok," ucapku.

"Ya sudah, terserah kamu saja, Rid. Ngomong-ngomong, apa ada lagi yang mau kamu laporkan atau kamu bicarakan, Rid ?," tanya Duke Louis.

"Tidak ada, paman. Cuma itu saja yang ingin aku laporkan dan bicarakan kepada paman," ucapku.

"Baiklah. Sekarang lebih baik kamu segera pergi ke kamarmu untuk beristirahat. Ah jangan lupa juga untuk makan malam terlebih dahulu sebelum beristirahat," ucap Duke Louis.

"Baik, paman," ucapku.

"Makanlah yang banyak, Rid, karena daritadi siang kamu belum makan sama sekali kan ? Soalnya kamu pergi latihan dari pagi hari hingga menjelang malam hari," ucap Duchess Arlet.

"Untuk makan siang, aku sudah makan tadi di tempat latihanku, bibi Arlet. Aku memakan sesuatu yang bisa dimakan yang ada di tempat latihan itu. Tetapi anda tidak perlu khawatir, aku tidak memakan sesuatu yang berbahaya yang ada di tempat itu," ucapku.

"Hmmm baiklah jika kamu bilang begitu," ucap Duchess Arlet.

"Iya, bibi Arlet. Kalau begitu, aku izin untuk kembali ke kamarku dulu, paman Louis, bibi Arlet," ucapku.

"Iya, Rid," ucap Duke Louis dan Duchess Arlet.

Setelah itu, aku pun langsung berjalan untuk meninggalkan ruangan tempatku berada saat ini. Lalu ketika aku sudah berada di depan pintu ruangan dan bersiap untuk pergi meninggalkan ruangan itu, tiba-tiba Duke Louis berbicara kepadaku.

"Tunggu sebentar, Rid. Aku lupa untuk mengatakan tentang ini kepadamu," ucap Duke Louis.

Aku pun langsung berhenti setelah mendengar perkataan Duke Louis.

"Mengatakan tentang apa, paman ?," tanyaku.

"Sebelum kamu beristirahat, alangkah baiknya kamu pergi menemui Irene terlebih dahulu, Rid. Karena, sejak tadi Irene terus menanyakan tentang keberadaanmu kepada kami berdua. Kami berdua tentu saja bilang kepadanya kalau kami tidak tahu keberadaanmu karena kami telah berjanji untuk merahasiakan keberadaanmu. Meski kami sudah memberitahu Irene kalau kami tidak mengetahui keberadaanmu, Irene tetap saja terus menanyakan tentang keberadaanmu kepada kami. Sepertinya Irene mengkhawatirkanmu, Rid," ucap Duke Louis.

Setelah mendengar perkataan Duke Louis, aku pun terdiam.

"Ah benar juga, aku pergi latihan dari pagi sampai sekarang dan aku pun juga pergi latihan tanpa memberitahu Irene. Wajar saja jika dia mengkhawatirkanku," pikirku.

Setelah terdiam sambil memikirkan itu, aku pun mulai berbicara kembali.

"Baiklah, paman. Aku akan pergi untuk menemui Irene terlebih dahulu," ucapku.

"Terima kasih, Rid," ucap Duke Louis.

"Anda tidak perlu berterima kasih kepadaku, paman. Kalau begitu, aku pergi dulu. Sampai nanti, paman Louis, bibi Arlet," ucapku.

"Iya, sampa nanti, Rid," ucap Duke Louis.

"Sampai nanti, Rid," ucap Duchess Arlet.

Setelah itu, aku pun langsung bergegas pergi meninggalkan ruangan tempat Duke Louis dan Duchess Arlet berada untuk menuju kamar Irene. Aku berjalan menuju kamar Irene sambil memikirkan sesuatu.

"Sekarang, alasan apa yang harus aku buat untuk meyakinkan Irene tentang aku yang sejak pagi pergi tanpa memberitahunya," pikirku.

-Bersambung