webnovel

Chapter 425 : Rid, Duke Louis dan Duchess Arlet

Di kediaman Duke San Lucia, 1 jam setelah Rid berlatih tanding dengan komandan Mina.

Aku saat ini sedang berada di salah satu ruangan yang ada di kediaman Duke San Lucia. Alasan aku berada di ruangan tempatku berada saat ini adalah karena sebelumnya, setelah aku berlatih tanding dengan komandan Mina, aku meminta tolong kepada salah satu prajurit yang berjaga di kediaman itu untuk menyampaikan pesan kepada Duke Louis kalau aku ingin berbicara dengannya. Prajurit itu pun menyetujui permintaanku itu dan dia langsung pergi untuk menyampaikan pesan ke Duke Louis. Beberapa menit kemudian, prajurit itu pun kembali dan menyampaikan pesan dari Duke Louis. Duke Louis bilang kalau beliau menyetujui permintaanku yang ingin berbicara dengannya. Tetapi saat itu Duke Louis sedang ada beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan, jadi aku diminta menunggu terlebih dahulu di sebuah ruangan yang ditunjuk oleh Duke Louis sebagai tempat pembicaraanku dengan beliau nantinya. Ruangan itu adalah ruangan tempatku berada saat ini.

Saat ini, aku masih menunggu kedatangan Duke Louis di ruangan itu. Aku menunggu di ruangan itu hanya sendiri saja. Tidak ada Irene yang menemaniku karena dia, Leandra, dan Lily saat ini masih berada di tempat latihan prajurit Duke San Lucia untuk melakukan latihan. Meski aktivitas akademi sedang diliburkan, mereka tidak lupa untuk melakukan latihan rutin.

Lalu, beberapa menit kemudian, pintu ruangan itu pun terbuka. Setelah pintu itu terbuka, masuklah Duke Louis dan juga Duchess Arlet ke dalam ruangan ini.

"Maaf telah membuatmu menunggu lama, Rid," ucap Duke Louis.

"Anda tidak perlu meminta maaf, paman. Lagipula anda sedang ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Justru aku mengucapkan terima kasih karena anda telah bersedia untuk memenuhi permintaanku yang ingin berbicara dengan anda, padahal anda sedang ada banyak pekerjaan," ucapku.

"Jika orang yang telah menyelamatkan keluargaku beberapa kali meminta sesuatu kepadaku, tentu saja aku harus kabulkan. Apalagi permintaan ini hanyalah untuk sebuah pembicaraan saja, mana mungkin aku tidak bersedia untuk menemuimu, Rid," ucap Duke Louis.

"Anda terlalu berlebihan, paman. Pokoknya sekali lagi, aku mengucapkan terima kasih, paman," ucapku.

"Iya, sama-sama, Rid," ucap Duke Louis.

"Ngomong-ngomong, aku tidak menyangka kalau bibi Arlet juga ikut dengan paman Louis untuk menemuiku," ucapku.

"Maafkan aku, Rid. Padahal kamu hanya ingin berbicara dengan suamiku, tetapi aku malah ikut datang ke pembicaraan ini. Habisnya, aku penasaran tentang apa yang akan kalian bicarakan nanti. Maafkan aku jika kehadiranku di ruangan ini membuatmu terganggu," ucap Duchess Arlet.

"Tidak apa-apa, bibi Arlet, anda tidak perlu meminta maaf. Aku tidak keberatan apabila anda ingin mendengarkan pembicaraan ini," ucapku.

"Terima kasih, Rid," ucap Duchess Arlet.

"Sama-sama, bibi Arlet. Ah, aku minta maaf telah membuat kalian berdua terus berdiri karena sejak tadi aku terus mengajak kalian berdua untuk berbicara. Silahkan duduk, paman Louis, bibi Arlet," ucapku.

"Baik, Rid," ucap Duke Louis.

Setelah itu, Duke Louis dan Duchess Arlet pun mulai duduk di kursi yang tersedia di ruangan itu. Setelah Duke Louis sudah duduk, beliau mulai berbicara kepadaku.

"Jadi, apa yang ingin kamu bicarakan denganku, Rid ?," tanya Duke Louis.

"Aku ingin menanyakan sesuatu kepada anda, paman," ucapku.

"Menanyakan apa, Rid ?," tanya Duke Louis.

"Di kediaman anda ini, apakah ada tempat latihan yang rahasia ? Maksudnya tempat latihan yang tidak digunakan oleh banyak orang seperti tempat latihan prajurit di kediaman anda ini. Selain itu, tempat latihan itu hanya beberapa orang saja yang tahu dan menggunakannya," ucapku.

"Tempat latihan yang rahasia ya. Memangnya ada apa kamu menanyakan tentang itu ? Apakah kamu ingin menggunakan tempat latihan itu ?," tanya Duke Louis.

"Iya, paman. Jika paman memiliki tempat latihan rahasia di kediaman ini, saya minta izin untuk menggunakannya," ucapku.

"Hmmm begitu ya. Tetapi sayangnya kediaman ini tidak memiliki tempat latihan rahasia, Rid. Kediaman ini hanya memiliki satu tempat latihan yaitu tempat latihan para prajurit milikku. Para prajurit milikku dan orang-orang yang ada di kediaman ini selalu latihan di tempat itu. Beberapa dari mereka memang terkadang latihan di tempat lain yang ada di kediaman ini seperti di halaman atau lainnya, tetapi semua tempat itu bukanlah tempat yang bersifat rahasia karena orang lain dapat melihat mereka latihan di tempat-tempat itu," ucap Duke Louis.

"Begitu ya. Jadi kediaman ini tidak memiliki tempat latihan rahasia," ucapku.

"Iya, maafkan aku apabila jawabanku tidak memenuhi ekspektasimu, Rid," ucap Duke Louis.

"Tidak apa-apa, paman. Anda tidak perlu meminta maaf," ucapku.

"Memangnya kenapa kamu ingin menggunakan tempat latihan rahasia apabila kediaman ini memilikinya, Rid ? Apa tempat latihan para prajurit milik kami tidak cukup luas bagimu ?," tanya Duchess Arlet yang tiba-tiba mulai berbicara.

"Bukan begitu, nona Arlet. Tempat latihan milik para prajurit kalian tentu saja sangat luat. Tempat latihan itu pun dapat menampung banyak orang sekaligus yang ingin berlatih. Tetapi, di tempat latihan itu terdapat banyak orang. Alasan aku menanyakan tentang tempat latihan rahasia adalah karena aku ingin berlatih tanpa dilihat oleh orang lain. Soalnya ada beberapa teknik dan sihir rahasia yang ingin aku latih, sehingga aku tidak ingin orang lain melihat ketika aku sedang melatih teknik dan sihir itu," ucapku.

"Hmmmm begitu ya, jadi itu alasan kamu ingin menggunakan tempat latihan rahasia," ucap Duchess Arlet.

"Iya, bibi Arlet," ucapku.

"Aku mengerti alasanmu yang ingin menggunakan tempat latihan rahasia, tetapi sayangnya kediaman ini tidak memiliki tempat latihan rahasia yang kamu mau, Rid. Sekali lagi, aku minta maaf, Rid," ucap Duke Louis.

"Sudah kubilang kalau anda tidak perlu meminta maaf, paman," ucapku.

Setelah itu, kami pun mulai terdiam. Aku terdiam sambil memikirkan tentang sesuatu, sementara untuk Duke Louis dan Duchess Arlet, aku tidak tahu apakah mereka juga sedang memikirkan sesuatu atau tidak. Lalu setelah beberapa saat terdiam sambil memikirkan sesuatu, aku pun mulai kembali berbicara.

"Paman Louis, sebelumnya aku dan murid-murid tahun keempat lainnya sempat melakukan ujian di alam liar yang berada di sebelah utara kota San Lucia yang tidak jauh dari kediaman ini. Apakah di tempat itu biasanya selalu didatangi oleh orang-orang yang tinggal ataupun berada di sekitar alam liar itu ?," tanyaku.

"Tidak, tempat itu jarang sekali didatangi oleh orang lain atau bahkan hampir tidak ada orang sama sekali yang datang ke tempat itu. Orang-orang yang datang ke tempat itu hanyalah para murid yang melakukan ujian di wilayah ini atau para prajurit milikku yang ditugaskan untuk mengawasi wilayah itu ketika ujian berlangsung. Jadi bisa dibilang, tempat itu hanya didatangi oleh orang lain selama 1 kali dalam setahun yaitu saat para murid melakukan ujian di tempat itu. Memangnya ada apa, Rid ? Kenapa kamu menanyakan tentang hal itu ?," tanya Duke Louis.

"Jika tidak ada orang yang datang ke tempat itu, maka tempat itu sempurna untukku. Aku ingin menjadikan tempat itu sebagai tempat latihan rahasiaku, paman," ucapku.

Duke Louis dan Duchess Arlet pun terkejut setelah mendengar perkataanku.

"Kamu ingin menjadikan tempat itu sebagai tempat latihan rahasiamu ?," tanya Duke Louis.

"Iya, paman," ucapku.

"Kamu serius, Rid ? Tempat itu cukup berbahaya karena ada beberapa hewan buas dan monster yang tinggal di tempat itu. Yah, meskipun monster yang hidup di tempat itu tidak terlalu berbahaya, tetapi tetap saja jika ada monster yang tinggal di suatu tempat, maka tempat itu merupakan tempat yang berbahaya," ucap Duchess Arlet.

"Aku serius, bibi Arlet. Aku sudah tahu kalau di tempat itu terdapat beberapa hewan buas dan juga monster karena aku pernah menghadapi mereka ketika aku menjalani ujian di tempat itu. Tetapi hewan buas dan monster yang tinggal di tempat itu bukanlah masalah untukku karena sebelumnya aku berhasil mengalahkan mereka dengan mudah. Justru alasan aku memilih tempat itu sebagai tempat latihan rahasiaku adalah karena adanya hewan buas dan monster yang tinggal di tempat itu. Aku bisa menggunakan mereka sebagai objek untuk melatih teknik dan sihir rahasia milikku," ucapku.

"Yah, kalau untuk hewan buas dan monster yang tinggal di tempat itu, sepertinya kamu dapat dengan mudah mengatasinya. Melihat kemampuanmu itu, kami bisa saja langsung mengizinkanmu untuk berlatih di tempat itu, tetapi masalahnya kita saat ini sedang menghadapi masalah lain tentangmu, Rid," ucap Duchess Arlet.

"Masalah lain tentangku ? Masalah apa itu, bibi ?," tanyaku.

Setelah aku menanyakan itu, Duchess Arlet pun terdiam. Duchess Arlet lalu menoleh ke arah Duke Louis. Duke Louis tahu kalau Duchess Arlet sedang melihat ke arahnya. Duke Louis pun kemudian mulai berbicara.

"Kamu pastinya sudah membaca ataupun mengetahui tentang surat kabar yang baru terbit hari ini. Pada salah satu berita yang ada di surat kabar itu, diberitakan kalau kamu berhasil menyembuhkan semua orang yang terluka di akademi. Disebutkan juga kalau kamu memiliki kemampuan sihir penyembuhan yang hebat yang meliputi sihir penyembuhan skala area dan sihir penyembuhanmu pun bisa menyembuhkan luka yang diakibatkan oleh sihir kegelapan. Dengan terbitnya surat kabar yang memberitakan tentang kemampuan sihir penyembuhanmu itu, semua orang di kerajaan ini jadi mengetahui tentang sihir penyembuhanmu itu setelah membaca surat kabar itu,"

"Mulai saat ini, beberapa orang pasti akan mencoba untuk mendekatimu atau bahkan berkontak denganmu untuk memanfaatkan sihir penyembuhanmu itu. Mungkin ada juga yang berusaha untuk menculik atau mengambilmu secara paksa. Intinya, setelah kemampuan sihir penyembuhanmu diketahui oleh semua orang di akademi ini, akan ada banyak bahaya yang akan menghampirimu, Rid,"

"Kamu saat ini masih aman karena kamu sedang tinggal di kediaman kami. Keberadaanmu yang tinggal di kediaman kami saat ini masih dirahasiakan dari pihak luar. Tetapi aku tidak bisa menjamin apakah kamu akan aman ketika kamu pergi meninggalkan kediaman kami. Apalagi barusan kamu bilang kalau kamu ingin menjadikan tempat yang sebelumnya digunakan untuk ujian para murid sebagai tempat latihan rahasiamu. Tempat itu berada di luar wilayah kediaman kami, jadi bisa saja akan ada bahaya yang menghampirimu disana. Kamu mungkin bisa menghadapi hewan buas dan monster yang ada di tempat latihan itu, tetapi jika orang-orang yang mengincarmu datang ke tempat latihan itu, apakah kamu sanggup untuk menghadapinya ?," tanya Duke Louis.

"Hmmm begitu ya. Jadi masalah tentangku itu adalah masalah tentang kemampuan sihir penyembuhanku yang sudah diketahui publik. Karena itu, setelah terungkapnya sihir penyembuhanku ke publik, kemungkinan aku akan diincar oleh beberapa orang yang ingin memanfaatkan kemampuan sihir penyembuhanku," ucapku.

"Iya, karena itu, aku sarankan lebih baik kamu tidak perlu pergi ke tempat itu dan tetap berada di kediaman ini. Selama kamu berada di kediaman ini, aku menjamin kalau kamu akan aman," ucap Duke Louis.

Kemudian, aku pun terdiam sebentar setelah mendengar perkataan Duke Louis. Tidak lama kemudian, aku pun mulai berbicara kembali.

"Anda bilang kalau aku akan aman selama berada di kediaman ini, paman ? Anda bilang begitu karena anda memiliki pengaruh untuk melindungiku di kediaman ini atau karena keberadaanku di kediaman ini belum diketahui oleh pihak luar ?," tanyaku.

Duke Louis terlihat sedikit terkejut setelah mendengar pertanyaanku. Mungkin beliau tidak menyangka kalau aku menanyakan hal seperti itu.

"Dua-duanya, Rid. Untuk beberapa orang misalnya seperti para Bangsawan, meskipun mereka tahu kalau kamu sedang tinggal di kediaman kami, aku memiliki pengaruh untuk menghentikan mereka yang ingin mengincarmu. Tetapi untuk beberapa orang lainnya, aku tidak memiliki pengaruh untuk menghentikan mereka. Jadi jika mereka tahu kalau kamu ada di kediaman ini, aku tidak bisa melakukan apa-apa kepada mereka," ucap Duke Louis.

"Bahkan dengan posisi anda sebagai salah satu Duke di kerajaan ini, anda tidak bisa menghentikan mereka ? Siapa orang-orang itu, paman ?," tanyaku.

"Orang-orang itu adalah orang-orang dari gereja Sancta Lux. Aku tidak bisa melakukan apa-apa terhadap tindakan mereka karena mereka tidak mematuhi aturan atau perintah petinggi di kerajaan ini. Mereka hanya mematuhi pemimpin-pemimpin mereka yang berada di Holy Kingdom. Jadi apabila mereka mengetahui kalau kamu berada di kediaman ini dan mereka memaksa untuk mengambilmu, maka tidak ada yang bisa aku lakukan. Mungkin yang bisa aku lakukan hanya berbohong kepada mereka dan bilang kalau kamu tidak ada disini. Oleh karena itu, aku merasa lega karena Keberadaanmu yang tinggal di kediamanku saat ini belum diketahui oleh pihak luar," ucap Duke Louis.

"Hmmmm begitu ya," ucapku.

"Orang-orang dari gereja Sancta Lux ya. Kemarin, bibi Arlet juga mengatakan hal yang sama tentang mereka," pikirku.

Setelah itu, aku terdiam selama beberapa saat sambil memikirkan sesuatu. Tidak lama kemudian, aku mulai berbicara kembali.

"Aku pikir hanya tinggal masalah waktu saja sampai keberadaanku yang berada di kediaman ini diketahui oleh pihak luar," ucapku.

"Apa maksudmu, Rid ? Bagaimana mungkin ada pihak luar yang mengetahui tentang keberadaanmu di kediaman ini, sedangkan aku saja tidak pernah memberitahu pihak luar tentang keberadaanmu. Aku hanya memberitahu kepada orang-orang yang aku percaya seperti Yang Mulia Ratu. Aku juga telah memberitahu para pelayan dan prajurit milikku untuk tidak memberitahu tentang keberadaanmu di kediaman ini kepada pihak luar," ucap Duke Louis.

"Tentang para pelayan dan para prajurit anda, paman. Anda mungkin telah memberitahu mereka untuk tidak memberitahu tentang keberadaanku di kediaman ini, tetapi apakah anda berani menjamin kalau semua pelayan dan prajurit anda tidak akan memberitahu tentang keberadaanku ke pihak luar ? Aku bukannya meremehkan kesetiaan para pelayan dan prajurit milik anda, paman. Tetapi ada kalanya para pelayan atau prajurit milik anda sedang mengalami masalah seperti masalah keuangan yang membuat mereka menjual kesetiaan mereka untuk mendapatkan uang," ucapku.

"Apa maksudmu, Rid ?," tanya Duke Louis yang terlihat bingung.

"Kemungkinan, ada beberapa pelayan dan prajurit milik anda yang menjual informasi kepada pihak luar tentang keberadaanku di kediaman ini untuk mendapatkan uang. Memang anda bilang kalau anda sudah memberitahu kepada para pelayan dan prajurit milik anda untuk tidak memberitahu pihak luar tentang keberadaanku, tetapi kemungkinan yang aku katakan itu bisa saja terjadi," ucapku.

Duke Louis dan Duchess Arlet terlihat sedikit terkejut setelah mendengar perkataanku.

"Kalau dipikir-pikir, perkataanmu ada benarnya, Rid. Kami tidak bisa menjamin kalau semua pelayan dan prajurit kami tidak akan memberitahu tentang keberadaanmu. Kemungkinan akan ada beberapa atau salah satu dari mereka yang memberitahu tentang keberadaanmu kepada pihak luar," ucap Duchess Arlet.

"Iya. Oleh karena itu, tolong izinkan aku untuk pergi ke tempat latihan rahasia itu, karena aku pikir baik di dalam kediaman ini, maupun di luar kediaman ini, aku tetap akan diincar oleh orang-orang yang mengincarku. Anda sebelumnya bilang kalau jika orang-orang dari gereja Sancta Lux datang ke kediaman anda untuk mengambilku secara paksa, maka tidak ada yang bisa anda lakukan selain berbohong kepada mereka. Jika mereka datang ke kediaman anda dan disaat yang sama aku sedang berada di tempat latihan rahasia itu, setidaknya kebohongan anda dapat dipercaya oleh mereka, apalagi jika mereka memutuskan untuk memeriksa ke dalam kediaman anda," ucapku.

"Kamu ada benarnya," ucap Duke Louis.

"Jadi, tolong izinkan aku pergi untuk berlatih di tempat itu, paman. Aku akan pergi ke tempat itu secara tidak mencolok jadi paman Louis dan bibi Arlet tidak perlu khawatir tentangku. Aku akan pergi dengan menggunakan jubah atau mantel yang membuat orang lain tidak mengenali siapa aku ketika mereka sedang melihatku. Lagipula, sebelum paman Louis dan bibi Arlet membahas tentang aku yang diincar karena kemampuan sihir penyembuhanku, aku memang berniat untuk pergi ke tempat latihan itu dengan menggunakan mantel atau jubah karena aku tidak mau terlihat mencolok. Apalagi semua orang di kerajaan ini sedang membicarakan tentang aku setelah terbitnya surat kabar hari ini," ucapku.

Duke Louis pun terdiam sebentar setelah mendengar perkataanku. Lalu, tidak lama kemudian, beliau pun mulai berbicara kembali.

"Baiklah, Rid. Kamu aku izinkan untuk pergi berlatih di tempat itu," ucap Duke Louis.

"Terima kasih, paman," ucapku.

"Ya, sama-sama, Rid. Lagipula, jika aku tidak mengizinkanmu, kamu mungkin akan tetap pergi ke tempat latihan itu secara diam-diam," ucap Duke Louis.

"Ahahaha, tidak mungkin aku akan melakukan itu, paman," ucapku.

Tetapi apa yang dikatakan oleh Duke Louis ada benarnya. Mungkin aku akan tetap pergi secara diam-diam ke tempat latihan itu.

"Aku memang mengizinkanmu untuk berlatih di tempat itu, tetapi sebelum itu, tolong berjanjilah denganku terlebih dahulu, Rid," ucap Duke Louis.

"Berjanji tentang apa, paman ?," tanyaku.

"Jika penyamaranmu terbongkar meskipun kamu sudah memakai mantel ataupun jubah dan membuatmu didatangi oleh orang-orang yang mengincarmu, kamu boleh bertarung dan mengalahkan mereka apabila pakaian yang dikenakan oleh orang-orang yang menyerangmu adalah pakaian biasa ataupun pakaian bangsawan. Tetapi, jika yang mendatangimu adalah orang-orang yang berpakaian seperti pendeta ataupun biarawati, kamu tidak boleh bertarung ataupun mengalahkan mereka. Satu-satunya pilihanmu adalah pergi meninggalkan mereka secepat mungkin. Apapun yang terjadi kamu tidak boleh bertarung dan mengalahkan mereka karena masalah yang lebih besar akan muncul apabila kamu mengalahkan mereka," ucap Duke Louis.

"Baiklah, paman. Aku berjanji untuk tidak bertarung dan mengalahkan mereka," ucapku.

-Bersambung