webnovel

Chapter 42 : Akhir Pertandingan

Javier terpental setelah ku tusuk dengan seranganku sebelumnya, dia pun menghantam dinding arena.

*DUMMMMMM

Suara dentuman pun terdengar akibat Javier yang menghantam dinding. Tubuh Javier menempel pada dinding arena.

"Bagaimana mungkin ?,"

"Javier terpental karena serangan itu," ucap peserta yang lain.

Peserta yang lain hanya diam melihatnya. Pengawas Alan dan pengawas lainnya yang sudah bersiap untuk memperkuat penghalangnya pun terdiam.

"Sepertinya armormu tidak lebih kuat dari kulit Naga, bahkan serangan itu saja bisa menembusnya. Yah walaupun aku tidak pernah bertemu dan bertarung dengan Naga asli sih, jadi aku tidak tahu apa serangan barusan bisa benar-benar menembus kulit naga," ucapku.

Javier masih menempel pada dinding arena. Armor api yang dia pakai pun masih menyelimutinya, tapi di bagian tengah dada armor itu terdapat lubang akibat serangan dari Rid. Lubang di armornya itu memberikan retakan kepada armor itu sampai retakan itu semakin besar dan akhirnya armor itu menghilang.

"Beruntung pedang akademi ini tidak terlalu tajam, jika ini adalah pedang asli pasti dadamu itu sudah berlubang karena serangan barusan," ucapku.

Tubuh Javier perlahan terlepas dari dinding dan akhirnya jatuh ke lantai.

"Akhirnya aku bisa membalas perlakuanmu saat di kantin tadi, bagaimana rasanya kalah oleh rakyat jelata bahkan tanpa menggunakan sihir disaat kamu memakai kekuatan penuhmu ?," ucapku lagi.

Javier tidak sadarkan diri karena serangan itu.

"Tapi ya, sepertinya kamu tidak bisa mendengar apa yang kukatakan," ucapku.

Sementara itu, suasana arena itu sangat hening. Mereka semua terkejut dengan apa yang terjadi.

"Bangsawan itu..... Dia tak sadarkan diri,"

"Apa bangsawan itu sudah kalah ?," ucap peserta lain yang heran.

Para pengawas yang lain hanya diam melihatnya. Pengawas Alan yang sebelumnya terdiam segera sadar dan tau apa yang harus dilakukan selanjutnya. Pengawas Alan lalu menoleh ke arah pengawas Nora. Dia mengangguk ke pengawas Nora sebagai tanda untuk menyelesaikan pertandingannya. Pengawas Nora pun mengangguk juga.

"Pemenang untuk ujian pertandingan antara Rid Archie melawan Javier Buston adalah ....... Rid Archie," ucap pengawas Nora.

"Dia menang,"

"Padahal harusnya pertandingan ini sudah dihentikan daritadi karena Javier melanggar peraturan dengan memakai serangan yang fatal, tapi dia masih tetap menang,"

"Dia bahkan tak terlihat memakai satupun sihir dan dia mengalahkan Javier itu dengan 1 serangan, bukannya itu hebat ?,"

"Dia hebat walaupun cuma rakyat biasa,"

"Tapi bukannya itu menandakan kalau dia itu kuat sekali, dia bahkan bisa mengalahkan Javier yang dalam kondisi seperti itu, aku merasa sedikit takut dengan dia,"

"Siapa yang peduli tentang itu. Dibandingkan dia, Javier itu lebih berbahaya dan menakutkan, apalagi tentang rumornya sebelumnya dan jika melihat pertandingan ini sepertinya rumor buruk tentangnya itu benar. Lagipula sejak tadi pangeran Charles dan putri Chloe saja sudah dekat dengannya, jadi dia pasti bukan orang yang berbahaya,"

"Itu benar, tidak perlu khawatir,"

"Selamat, Rid,"

"Kamu hebat, Rid,"

"Selamat karena telah mengalahkan bangsawan itu, Rid," ucap peserta yang lain.

Peserta lain yang menonton di arena pun bersorak dan melambaikan tangan kepadaku, aku pun membalas lambaian tangan kepadanya. Tapi tidak semua orang bersorak dan melambaikan tangan kepadaku. Yang melambaikan tangan kepadaku rata-rata adalah rakyat biasa juga walaupun ada sedikit bangsawan. Tapi ada juga yang iri dan dengki denganku dan kebanyakan dari mereka adalah bangsawan

"Padahal hanya rakyat jelata tapi bisa-bisanya dia mendapatkan perlakuan seperti itu,"

"Si Javier itu pasti melakukan kecerobohan, mana mungkin dia kalah oleh rakyat jelata," ucap peserta yang iri itu.

Walaupun aku bisa mendengar perkataan mereka tapi aku memilih diam saja.

-

Sementara itu, di tempat Charles dan lainnya.

"Rid itu, dia benar-benar kuat. Sepertinya sia-sia aku khawatir dengannya," ucap Charles.

"Aku bilang kan santai saja, kalian terlalu berlebihan," ucap Noa.

"Aku tak menyangka kalau Rid itu sangat kuat, aku jadi sedikit takut," ucap Enzo.

"Kamu itu berbicara apa. Walaupun Rid kuat dan aku baru mengenalnya, Rid itu tetap Rid," ucap Chloe.

Lalu Chloe pun berdiri dan berteriak.

"Riddd, selamat ya," teriak Chloe sambil melambaikan tangannya.

Akupun menoleh ke arah Chloe dan melambaikan tangan juga.

Suara Chloe membuat heboh peserta yang lain, peserta yang lain pun sontak menengok ke arah Chloe. Chloe pun sadar kalau suaranya menarik perhatian peserta yang lain.

"Eh ah eh ah," ucap Chloe yang tiba-tiba gugup.

"Hahahaha," aku tertawa melihat tingkahnya itu.

Lalu aku melihat Charles dan Enzo yang memberikan gestur jempol kepadaku, aku pun membalasnya. Lalu tiba-tiba Noa berteriak.

"Guru Rid, kamu sangat hebat, Kamu memang pantas menjadi guru kami," teriak Noa.

"Sudah kubilang, berhenti memanggilku guru," ucapku.

"Guru Rid, Guru Rid, Guru Rid," teriak Noa yang masih memanggilku guru.

"Guru ?,"

"Guru Rid," peserta lain yang mendengar itu pun bingung.

"Sepertinya kamu sengaja ya Noa, awas kamu," pikirku.

Lalu tiba-tiba pengawas Nora melanjutkan bicaranya.

"Untuk peserta Javier Buston karena dia mengalami kekalahan maka akan mendapatkan 50 poin. Untuk peserta Rid Archie, pengawas akan menghitung jumlah poin yang didapatkan oleh peserta Rid jadi silahkan tunggu hasilnya sebentar di arena. Untuk pengawas yang bertugas sebagai healer, silahkan untuk membawa dan menyembuhkan peserta Javier Buston terlebih dahulu." kata pengawas Nora.

Pengawas yang bertugas sebagai healer pun turun ke arena dan membawa Javier untuk disembuhkan.

"Tunggu dulu, biar aku saja yang menilainya sendiri," kata pengawas Alan.

"Ehh tapi ketua-," ucap pengawas Nora.

"Tadi kita sebagai pengawas sibuk untuk menahan serangan peserta Javier, jadinya kita tidak bisa fokus untuk mengamati pertandingan dan menilai mereka berdua. Kali ini biar aku saja yang menilai sendiri," ucap pengawas Alan.

Pengawas Alan pun turun ke arena dan menghampiriku.

"Rid Archie ya, selamat karena memenangkan pertandingan ini," ucap pengawas Alan.

"Terima kasih banyak, tuan," ucapku.

"Izinkan aku untuk mengecek tubuhmu dari dekat," ucap pengawas Alan.

"Silahkan," ucapku.

Pengawas Alan berdiri diam sambil melihat kondisi tubuhku, lalu dia berkeliling memutariku sambil melihat keadaanku.

"Apa yang pengawas itu lakukan ?,"

"Tadi dia bilang akan menilai langsung kondisinya, tapi apa benar begitu caranya ?,"

"Peserta sebelumnya cuma diperhatikan dari jauh dan langsung memperoleh poinnya," ucap peserta yang lain.

Setelah beberapa saat, pengawas Alan pun diam lalu berbicara.

"Untuk peserta Rid Archie, karena saya sebagai ketua pengawas tidak menemukan adanya luka yang dialami oleh peserta dan tidak adanya kelelahan akibat penggunaan mana yang berlebihan, maka peserta Rid Archie mendapatkan 200 poin," kata pengawas Alan.

"200 Poin ? Poin sempurna lagi,"

"Dia tidak memakai sihir dan bahkan tidak mengalami luka sama sekali, luar biasa,"

"Kalau begitu, selama pertandingan ketiga ini hanya dua orang yang mendapatkan poin sempurna. Yaitu dia dan putri es,"

"Mereka berdua adalah peserta yang terbaik di ujian ketiga ini,"

"Kalau mereka berdua bertarung, kira-kira siapa yang menang ya,"

"Aku juga penasaran, pasti pertandingannya akan seru,"

-

Sementara itu, di tempat putri Irene.

"Tidak kusangka kalau dia menang, padahal lawannya tadi sudah melanggar peraturan ujian ini dengan menggunakan sihir yang berlebihan," ucap Leandra.

"Benar Lea, bahkan dia tidak memakai sihir apapun dan menakjubkannya dia juga tidak mengalami luka sama sekali. Aku ingin bertarung dengannya," ucap Lily

"Sudah cukup, Lily. Ngomong-ngomong, Nona, bagaimana pendapatmu tentang dia di pertandingan ini ?," ucap Leandra.

"Dia benar-benar melampaui ekspektasiku. Sepertinya feelingku tentang dia itu tidak salah. Dia orang yang tepat untuk membatalkan ~Matchmaking Battle~," ucap putri Irene.

"Apa nona benar-benar ingin membatalkan perjodohan itu ?," tanya Leandra.

"Iya, keputusanku sudah bulat. Aku ingin membatalkan perjodohan ini, aku merasakan ada yang tidak beres dari perjodohan ini," ucap putri Irene.

-

Sementara itu, di tempat kepala Akademi.

"Sesuai dugaanku kalau peserta Rid itu dapat mengalahkan Javier dengan mudah. ~Enhance Weapon ~ ya ? Teknik untuk memperkuat senjata yang dipakai. Teknik ini bukanlah sebuah sihir. Teknik ini biasanya dipakai oleh orang-orang yang ahli dalam persenjataan, mereka yang benar-benar fokus pada ilmu senjata yang mereka pakai. Tidak kusangka, peserta sepertinya bisa memakai teknik itu. Apa dia lebih dominan memakai senjata daripada memakai sihir ?," pikir nona Karina.

"Memang aku tertarik dengan dia tapi aku tidak bisa membiarkan fakta kalau dia bisa mengalahkan Javier dengan satu serangan dan tanpa terluka juga. Ada kemungkinan kalau dia subjek percobaan seperti Javier juga," pikir nona Karina.

Tiba-tiba, sebuah bola kristal yang ada di dekat nona Karina bercahaya. Itu merupakan sebuah artifact untuk berkomunikasi dengan orang lain, bisa digunakan untuk berkomunikasi dengan orang yang jaraknya sangat jauh. Jika bola itu bercahaya, berarti ada panggilan untuk komunikasi dari pihak lain. Nona Karina memegang bola kristal itu lalu berbicara.

"Halo, ini dengan Karina," ucap nona Karina.

"Karina, ini aku," ucap seseorang dari bola kristal itu.

Nona Karina terdiam sejenak lalu segera membalas perkataan orang itu.

"Ada perlu apa ya ? Yang Mulia Ratu," ucap nona Karina.

-Bersambung