webnovel

Chapter 409 : Rid dan Komandan Oliver

Kembali ke lantai 1 akademi, tempat Rid, nona Karina, nona Violetta dan Ratu Kayana berada.

Aku baru saja selesai menceritakan tentang apa yang terjadi dengan Duke Remy sebelum beliau tewas. Ditambah dengan percakapanku dengan nona Leirion dan munculnya para Malaikat.

"Jadi komandan iblis itu berencana merebut kerajaan ini secara diam-diam agar kerajaan ini menjadi salah satu wilayah kekuasaan Raja Iblis sekaligus tambahan kekuatan bagi ras Iblis untuk berperang dengan ras Malaikat nanti. Dan tuan Remy merupakan perantara dari komandan Iblis itu untuk merebut kerajaan ini," ucap Ratu Kayana.

"Benar, Yang Mulia Ratu," ucapku.

"Aku tidak menyangka akan hal ini. Aku juga tidak menyangka kalau para Malaikat akan datang ke kerajaan ini setelah tuan Remy melancarkan sihir kegelapan tingkat tinggi. Sebelumnya di tempatku berada juga muncul beberapa pohon berwarna hitam berukuran besar, tetapi tidak lama kemudian pohon-pohon itu langsung hilang. Jadi pohon-pohon itu merupakan sihir kegelapan tingkat tinggi yang dilancarkan oleh tuan Remy," ucap Ratu Kayana.

"Iya, nona. Tuan Duke Remy berniat menggunakan sihir itu untuk menyerang seluruh ibukota San Estella. Dengan jangkauannya yang luas itu, memang tidak salah untuk mengkategorikan sihir itu sebagai sihir tingkat tinggi. Tetapi sebelum sihir itu dilancarkan dengan sempurna, komandan iblis itu langsung menusuk tubuh tuan Duke Remy dan menghentikannya untuk menggunakan sihir itu," ucapku.

"Komandan iblis itu memutuskan untuk menghentikan sihir yang dilancarkan oleh tuan Duke Remy agar para Malaikat tidak datang ke kerajaan ini. Seperti yang dikatakan olehmu tadi, komandan iblis itu berniat merebut kerajaan ini secara diam-diam tanpa diketahui oleh ras Malaikat yang menguasai dunia ini. Tetapi apa yang dilakukan oleh tuan Duke Remy dengan menggunakan sihir kegelapan tingkat tinggi akan mengacaukan rencana komandan iblis itu untuk merebut kerajaan ini secara diam-diam karena dapat memancing para Malaikat untuk datang ke kerajaan ini. Para Malaikat yang dulu sering berperang dengan ras Iblis, memiliki kepekaan yang sangat besar terhadap sihir kegelapan. Apabila mereka merasakan adanya sihir kegelapan khususnya sihir kegelapan tingkat tinggi yang dilancarkan di benua Utara yang dikuasai oleh mereka, mereka pasti akan langsung datang ke tempat dilancarkannya sihir kegelapan itu dan mungkin akan langsung memburu pengguna sihir itu. Contohnya seperti yang terjadi pada kerajaan Framtida. Para Malaikat sampai menghancurkan kerajaan itu untuk memburu dan membunuh salah satu komandan Iblis yang menyusup dan mengacau di kerajaan itu," ucap nona Karina.

"Itu benar, nona," ucapku.

"Tetapi meski komandan iblis itu berhasil menghentikan tuan Duke Remy untuk melancarkan sihir itu, para Malaikat tetap datang ke kerajaan ini karena mereka sempat merasakan kekuatan sihir yang dilancarkan oleh tuan Duke Remy meskipun hanya sesaat," ucap nona Karina.

"Benar, nona. Aku sempat melihat para Malaikat itu saat aku sedang berada di atap gedung tengah. Tetapi saat mereka sudah berada dekat dengan gedung tengah, mereka tiba-tiba langsung berbalik dan pergi kembali menuju ke tempat mereka muncul sebelumnya. Sepertinya mereka memutuskan kembali ke tempat asal mereka, tetapi aku tidak tahu apa yang menyebabkan mereka kembali ke tempat asal mereka. Namun saat mereka sedang menuju ke tempat ini, mereka tiba-tiba langsung berhenti dan terdiam. Disaat mereka sedang berhenti dan terdiam, di hadapan mereka ada sebuah cahaya yang bersinar lebih terang daripada para Malaikat itu. Sepertinya cahaya itu merupakan pemimpin dari para Malaikat itu. Beberapa saat setelah para Malaikat itu terdiam di hadapan Malaikat itu, para Malaikat itu langsung berbalik dan pergi ke tempat asal mereka. Setelah itu, malaikat yang bersinar lebih terang itu pun juga ikut pergi. Sepertinya Malaikat itu lah yang memerintahkan para Malaikat itu untuk kembali tetapi aku tetap tidak tahu alasan kenapa mereka memutuskan kembali," ucapku.

"Hmm ini hanya pendapatku saja, mungkin mereka kembali karena kerusakan yang diakibatkan oleh sihir kegelapan tingkat tinggi yang dilancarkan oleh tuan Remy masih sangatlah kecil. Berbeda dengan apa yang terjadi di kerajaan Framtida, komandan iblis yang mengacau disana membuat kerusakan yang sangat besar dengan sihirnya yang dahsyat. Maka dari itu, para Malaikat sampai harus menghancurkan kerajaan itu hanya untuk memburu dan membunuh komandan iblis itu," ucap Ratu Kayana.

"Yah anda benarnya, mungkin karena itu para Malaikat itu memutuskan untuk kembali. Bisa dibilang, secara tidak langsung komandan iblis itu menyelamatkan kerajaan ini dari serangan para Malaikat dengan lebih dulu menyerang dan menghentikan tuan Duke Remy," ucap nona Karina.

"Meski begitu, hal itu tidak mengubah fakta kalau dia berusaha untuk merebut kerajaan ini. Daripada itu, apa ada informasi lainnya selain yang baru saja kamu katakan itu, Rid ?," tanya Ratu Kayana.

"Tidak ada, Yang Mulia Ratu. Semua informasi yang saya dapatkan baik ketika saya masih melawan tuan Duke Remy sampai setelah beliau tewas sudah saya sampaikan semua, Yang Mulia Ratu," ucapku.

"Baiklah kalau begitu," ucap Ratu Kayana.

"Apa informasi itu akan anda sebar luaskan ke seluruh kerajaan ini, Yang Mulia Ratu ? Saya tidak mempermasalahkan apabila anda akan menyebar informasi itu, tetapi apabila informasi itu tersebar, orang-orang di kerajaan ini pastinya akan sangat terkejut dan panik. Apalagi kalau mereka tahu kalau salah satu komandan pasukan iblis dan juga para Malaikat telah datang ke kerajaan ini," ucapku.

"Tenang saja, aku tidak akan menyebarkan tentang informasi ini. Aku juga tahu resikonya apabila aku menyebar informasi ini. Aku tidak mau membuat rakyatku diselimuti ketakutan dan kegelisahan apabila mereka tahu tentang informasi ini. Aku hanya akan menyebarkan informasi kalau tuan Remy lah yang menyebabkan semua kekacauan yang terjadi di akademi ini dan juga seluruh kerajaan ini," ucap Ratu Kayana.

"Baguslah kalau begitu, Yang Mulia Ratu," ucapku.

"Selain itu, meskipun tuan Remy bukan dibunuh olehmu, Rid, kita tetap harus mensyukuri hal ini karena dengan terbunuhnya tuan Remy, kekacauan di kerajaan ini pun akhirnya telah berhenti," ucap Ratu Kayana.

"Iya, Yang Mulia Ratu," ucapku.

"Sekarang karena pembicaraan rahasia ini telah selesai, lebih baik kita kembali ke tempat jasad tuan Remy. Aku harus memerintahkan beberapa prajurit untuk mengamankan jasadnya karena jasadnya itu masih dibutuhkan untuk beberapa keperluan. Violetta, kamu tidak keberatan kan apabila aku akan menggunakan jasadnya untuk beberapa keperluan ? Karena itu, aku tidak akan segera memakamkan jasad tuan Remy," ucap Ratu Kayana.

"Saya tidak keberatan, Yang Mulia Ratu. Silahkan saja gunakan jasad orang itu sepuasnya, lagipula orang itu sudah tidak memiliki hubungan dengan saya," ucap nona Violetta.

"Apa kamu yakin, Violetta ? Aku lihat kamu sedikit merenung saat melihat jasad tuan Remy tadi, jadi aku pikir kamu masih memikirkan tuan Remy," ucap Ratu Kayana.

"Tadi saya merenung karena saya tidak berhasil membunuh orang itu dengan tangan saya sendiri, Yang Mulia Ratu. Saya bukan merenung karena sedih atas kematian orang itu. Saya sudah tidak peduli lagi dengan orang itu, apalagi setelah apa yang dia lakukan terhadap ibunda dan adikku," ucap nona Violetta.

"Baiklah kalau begitu," ucap Ratu Kayana.

"Iya, gunakan saja sepuasnya, Yang Mulia Ratu. Ke depannya anda tidak perlu meminta izin dariku apabila anda ingin melakukan sesuatu dengan jasad orang itu," ucap nona Violetta.

"Baiklah. Ya sudah, sekarang lebih baik kita kembali ke tempat jasad tuan Remy berada," ucap Ratu Kayana.

Setelah itu, kami berempat pun langsung meninggalkan tempat itu untuk kembali ke tempat jasad tuan Remy berada.

-

Sesampainya di tempat jasad tuan Remy berada, aku langsung meminta izin kepada Ratu Kayana untuk meninggalkan mereka karena ada sesuatu hal yang harus aku lakukan.

"Yang Mulia Ratu, aku minta izin untuk pergi ke luar gedung tengah," ucapku.

"Ada apa memangnya, Rid ?," tanya Ratu Kayana.

"Aku ingin menyembuhkan komandan Oliver yang tangan kanannya telah terpotong. Sebelumnya aku sudah berjanji untuk menyembuhkan tangan beliau apabila tuan Duke Remy sudah berhasil dikalahkan," ucapku.

"Kamu bisa menyembuhkan tangan tuan Oliver yang telah terpotong ? Tidak, mungkin menyembuhkan bukan kata yang tepat, lebih tepatnya kamu bisa menumbuhkan tangan tuan Oliver yang terpotong ?," tanya Ratu Kayana yang sedikit terkejut.

"Aku tidak bisa menumbuhkan tangan komandan Oliver yang telah terpotong, Yang Mulia Ratu. Tetapi aku bisa menyambungkan tangannya yang telah terpotong kembali seperti semula dengan menggunakan sihir penyembuhanku. Maka dari itu sebelumnya aku meminta nona Karina untuk membawa tuan Oliver keluar dari gedung tengah sekalian dengan bagian tangannya yang telah terpotong. Jika bagian tangannya yang telah terpotong tidak ada, tentu aku tidak akan bisa melakukan itu," ucapku.

"Begitu ya. Meski begitu, menyambungkan tangan yang telah terpotong kembali seperti semula tetaplah sangat mengejutkan. Tidak semua sihir penyembuhan bisa melakukan hal itu. Lagi-lagi kamu membuatku terkejut, Rid. Ya sudah kalau kamu mau pergi untuk menyambungkan tangan tuan Oliver, kamu pergi saja. Aku akan tetap disini sambil melihat dan memeriksa jasad tuan Remy dengan lebih dekat," ucap Ratu Kayana.

"Baik, Yang Mulia Ratu," ucapku.

Setelah itu, aku langsung bergegas pergi untuk meninggalkan gedung tengah. Setelah berhasil keluar dari gedung tengah, aku berjalan sebentar menuju tempat orang-orang yang sebelumnya berkumpul di depan gedung tengah. Sebagian besar dari orang-orang yang sebelumnya berkumpul di tempat itu kini telah masuk ke dalam gedung tengah untuk melihat Duke Remy yang telah tewas, lalu sisanya masih berkumpul di tempat itu. Melihat sebagian orang masih berkumpul di tempat itu, aku pun langsung menghampiri mereka. Setelah berada dekat dengan mereka, aku melihat komandan Oliver yang sedang duduk sambil memanjangkan kakinya di tanah. Di samping komandan Oliver, terlihat ada Elaina yang sedang menemani beliau. Aku lalu langsung menghampiri mereka berdua.

"Elaina," ucapku.

Elaina yang sebelumnya sedang melihat ke arah komandan Oliver langsung menoleh ke arahku begitu mendengar suaraku.

"Senior Rid ?," ucap Elaina yang terlihat sedikit terkejut saat melihatku.

"Jadi kamu sudah ada disini ya, aku pikir kamu masih berada di tempat sebelumnua," ucapku.

"Sebelumnya aku memang berada di tempat kita bertemu sebelumnya. Tetapi setelah labirin pohon yang muncul di akademi ini telah menghilang, aku langsung pergi ke gedung tengah akademi yang kembali terlihat jelas setelah labirin pohon itu menghilang. Kemudian, ketika aku mau masuk ke gedung tengah akademi, aku secara kebetulan melihat ayahandaku disini, tepat di depan gedung tengah akademi. Ketika melihat ayahandaku, aku langsung menghampiri beliau dan kemudian aku terus menemaninya hingga saat ini," ucap Elaina.

"Begitu ya," ucapku.

"Tuan muda Rid, aku dengar kamu telah menyembuhkanku ketika aku terluka parah akibat bertarung dengan tuan Remy. Aku ucapkan terima kasih karena telah menyembuhkanku, tuan muda Rid," ucap komandan Oliver yang tiba-tiba berbicara.

"Terima kasih karena telah menyembuhkan ayahandaku, senior Rid," ucap Elaina.

"Sama-sama, Elaina, komandan Oliver," ucapku.

"Lalu, melihat labirin pohon yang sebelumnya muncul di akademi ini telah menghilang seluruhnya, apa itu berarti tuan Remy sudah dikalahkan, tuan muda Rid ?," tanya komandan Oliver.

"Iya, tuan Duke Remy sudah berhasil dikalahkan, komandan Oliver," ucapku.

"Begitu ya. Apa kamu yang telah mengalahkan tuan Remy, tuan muda Rid ?," tanya komandan Oliver.

"Tidak, yang mengalahkan tuan Duke Remy bukanlah aku, komandan Oliver. Tetapi aku tidak bisa memberitahu anda siapa yang telah mengalahkan tuan Duke Remy. Namun aku sudah memberitahunya kepada Yang Mulia Ratu. Mungkin Yang Mulia Ratu nanti akan memberitahunya kepada anda," ucapku.

"Begitu ya, kalau begitu aku tidak akan menanyakan tentang ini lagi. Daripada itu, Yang Mulia Ratu masih ada di dalam gedung tengah ya ?," tanya komandan Oliver.

"Iya, komandan. Yang Mulia Ratu saat ini sedang melihat dan memperhatikan jasad tuan Duke Remy dari dekat. Sepertinya beliau ingin melakukan sesuatu terhadap jasad tuan Duke Remy," ucapku.

"Hmmm begitu ya. Ngomong-ngomong, mungkin aku telat untuk menanyakan ini, kamu datang kemari untuk keperluan apa, tuan muda Rid ? Kamu pasti tidak hanya sekedar untuk berbicara denganku dan Elaina saja," ucap komandan Oliver.

"Iya, aku datang kesini memang bukan hanya untuk berbicara dengan anda dan Elaina saja, komandan. Aku datang kesini untuk menyambungkan lengan anda yang telah terpotong," ucapku.

"Menyambungkan lenganku ?," tanya komandan Oliver yang terlihat terkejut.

Elaina pun juga terlihat terkejut setelah mendengar perkataanku.

Kemudian, aku lalu melihat dan memperhatikan sekelilingku. Lalu, aku melihat ada potongan lengan yang berada di samping tubuhnya.

"Komandan Oliver, apa itu potongan lengan milik anda ?," tanyaku sambil melihat ke potongan lengan itu.

"Potongan lengan ? Aku baru menyadari kalau ada potongan lengan disini. Jika dilihat dari bentuknya, sepertinya memang adalah potongan lengan milikku," ucap komandan Oliver.

"Baiklah kalau begitu," ucapku.

Kemudian, aku lalu mengambil potongan lengan itu dan kemudian memberikannya kepada Elaina.

"Elaina, tolong sambungkan potongan lengan ini ke lengan komandan Oliver yang terpotong. Kemudian, terus pegang potongan lengan ini agar tidak terpisah atau terjatuh disaat aku sedang menyambungkannya," ucapku.

"Baiklah," ucap Elaina.

Elaina langsung menuruti perkataanku tanpa ragu-ragu. Dia kemudian langsung menyambungkan potongan lengan itu ke lengan komandan Oliver yang telah terpotong. Potongan lengan itu pun berhasil disambung. Elaina lalu terus memegang potongan lengan itu agar tidak terpisah ataupun terjatuh. Setelah itu, aku langsung mengarahkan tangan kananku ke arah komandan Oliver. Kemudian, aku lalu melancarkan sihir penyembuhan kepada komandan Oliver.

~Full Healing~

Aku melancarkan sihir penyembuhan kepada komandan Oliver selama beberapa detik. Setelah aku sudah melancarkan sihir penyembuhanku, aku lalu menurunkan tangan kananku yang sebelumnya di arahkan ke komandan Oliver. Setelah itu, aku langsung mengatakan sesuatu kepada Elaina.

"Sudah selesai, Elaina. Kamu sekarang bisa melepaskan tanganmu dari lengan komandan Oliver," ucapku.

"Baiklah," ucap Elaina.

Elaina pun langsung melepaskan tangannya dari lengan komandan Oliver. Setelah Elaina telah melepaskan tangannya, aku lalu mengatakan sesuatu kepada komandan Oliver.

"Coba sekarang anda gerakkan lengan anda, komandan Oliver," ucapku.

Komandan Oliver kemudian langsung menggerakan lengannya itu setelah mendengar perkataanku. Lengan kanan komandan Oliver yang sebelumnya terpotong pun kini bisa digerakkan kembali oleh komandan Oliver. Komandan Oliver terlihat sangat terkejut setelah melihat lengannya bisa digerakkan kembali.

"Lenganku yang sebelumnya terpotong kini telah tersambung dan dapat digerakkan kembali ?!," ucap komandan Oliver.

-Bersambung