webnovel

Chapter 349 : Insiden di Arena Turnamen Akademi

Nona Karina dan nona Violetta mulai bersiap untuk menyerang para iblis yang mulai berdatangan ke arah mereka.

"Tunggu sebentar, nona Karina, nona Violetta. Apa kalian berdua masih mau bertarung lagi dengan kondisi tubuh seperti itu ?," tanyaku.

Aku bertanya seperti itu karena saat ini kondisi tubuh nona Karina dan nona Violetta sudah dipenuhi oleh banyak luka. Sepertinya sebagian besar luka itu mereka dapatkan ketika mereka sedang terjebak dalam angin tornado sebelumnya. Angin tornado itu tidak hanya menjebak dan mengurung mereka, melainkan juga mencabik-cabik tubuh mereka.

"Aku tidak masalah meskipun aku sudah terluka seperti ini. Selama aku masih bisa berdiri, aku masih sanggup untuk bertarung melawan mereka. Sudah menjadi tugasku sebagai komandan prajurit di akademi ini untuk menjaga dan melindungi akademi ini," ucap nona Violetta.

"Meski begitu, luka anda tetaplah mengkhawatirkan, nona. Aku akan menyembuhkan luka kalian berdua," ucapku.

"Tunggu, menyembuh-," ucap nona Violetta.

Tetapi sebelum nona Violetta menyelesaikan perkataannya, aku sudah lebih dulu melakukan penyembuhan kepada mereka berdua.

~Full Healing~

Luka pada tubuh nona Karina dan nona Violetta secara perlahan mulai menghilang. Lalu tidak lama kemudian, luka pada tubuh mereka pun sudah hilang sepenuhnya. Nona Violetta terlihat terkejut saat melihat luka pada tubuhnya sudah menghilang sepenuhnya, sementara nona Karina terlihat biasa saja ketika melihat lukanya sudah pulih.

"Lukaku sudah pulih sepenuhnya ? Padahal beberapa dari lukaku ini berasal dari serangan ~Dark Magic~ yang mana sihir penyembuhan biasa tidak dapat menyembuhkannya. Kenapa kamu bisa menyembuhkan seluruh lukaku dengan sihir penyembuhanmu itu, Rid ?," tanya nona Violetta yang terkejut.

Aku hanya diam saja saat nona Violetta menanyakan hal itu. Setelah itu, aku menoleh ke arah nona Karina. Nona Karina pun juga menoleh ke arahku dan selanjutnya beliau mulai menjelaskan kepada nona Violetta.

"Sebelumnya aku sudah tahu kalau sihir penyembuhan Rid bisa menyembuhkan luka yang berasal dari serangan ~Dark Magic~. Ketika itu, Rid menggunakan sihir penyembuhannya itu untuk menyembuhkanku saat ada insiden serangan iblis di gedung pengadilan. Tetapi aku masih belum tahu kenapa sihir penyembuhan Rid bisa menyembuhkan luka yang berasal dari serangan ~Dark Magic~. Padahal sihir penyembuhannya itu hanyalah sihir penyembuhan biasa, dan bukan sihir penyembuhan yang berasal dari ~Light Magic~. Rid sendiri pun juga tidak tahu kenapa sihir penyembuhan yang biasa dia pakai bisa menyembuhkan luka yang berasal dari ~Dark Magic~. Semua ini masihlah menjadi misteri," ucap nona Karina.

Nona Violetta lalu terdiam setelah mendengar perkataan nona Karina. Dia terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu.

"Tidak hanya luka akibat serangan ~Dark Magic~ saja, Rid bahkan bisa menyembuhkan luka mental atau trauma yang ku alami sejak melawan 'monster' itu. Ini benar-benar aneh,"

"Sepertinya sihir penyembuhan yang digunakan oleh Rid bisa untuk menyembuhkan luka apapun. Jika memang begitu, sihir penyembuhan yang dimilikinya itu mungkin adalah sihir yang langka," pikir nona Violetta.

Nona Violetta terlihat masih terdiam sambil memikirkan sesuatu. Melihat nona Violetta yang terdiam, nona Karina langsung berkata sesuatu kepada nona Violetta.

"Lebih baik kamu tidak perlu memikirkan tentang hal itu, Violetta. Karena kamu sedang tidak memiliki banyak waktu untuk memikirkan itu," ucap nona Karina sambil melihat ke arah gerbang akademi.

Para iblis yang berdatangan dari gerbang akademi mulai mendekat ke arah mereka. Nona Violetta yang sebelumnya terdiam pun menyadari kalau saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk terdiam.

"Anda benar juga, nona. Aku minta maaf karena sedang terdiam tadi," ucap nona Violetta.

"Tidak apa-apa. Daripada itu, karena kamu sudah tahu kalau sihir penyembuhan Rid bisa menyembuhkan luka yang diakibatkan oleh ~Dark Magic~, aku minta kepadamu untuk merahasiakan tentang hal ini karena yang tahu tentang sihir penyembuhan Rid itu hanyalah beberapa orang saja," ucap nona Karina.

"Baiklah, nona. Aku akan merahasiakannya," ucap nona Violetta.

"Baguslah. Kalau begitu, karena kita berdua sudah pulih kembali, ayo kita mulai untuk menghabisi mereka semua," ucap nona Karina.

"Baik, nona," ucap nona Violetta.

"Aku akan membantu kalian berdua," ucapku.

Setelah itu, aku, nona Karina dan nona Violetta melesat ke arah para iblis yang berdatangan dari arah gerbang akademi. Kami bertiga pun langsung menyerang para iblis itu dengan serangan kami masing-masing.

~Flame Sword Art : Burning Flame Slash~

~Flower Sword Art : Adenium Petal Slash~

~Plant Sword Art : Oleander's Resin Slash~

Dengan serangan kami bertiga itu, sebagian besar para iblis yang berdatangan dari gerbang akademi pun telah berhasil dikalahkan.

"Aku lupa untuk menanyakan hal ini, Rid. Apa kamu melihat kemana Raja Albert pergi ? Karena aku lihat tadi Raja Albert sedang menuju ke arah gedung lobi akademi, sedangkan kamu datang dari gedung lobi akademi," ucap nona Karina sambil terus menyerang para iblis yang ada di sekitarnya.

"Raja Albert ? Raja Albert sudah aku hempaskan ke arah dinding pembatas yang berada dekat dengan gedung tempat tinggal staf dan pengajar akademi, nona. Nona bisa lihat kan ada dinding yang hancur dan terbakar di dekat gedung tempat tinggal itu ? Di dinding itu lah Raja Albert berada setelah aku hempaskan," ucapku yang juga sambil terus menyerang para iblis yang ada di sekitarku.

Nona Karina lalu menoleh ke arah dinding yang aku beritahukan sebelumnya. Dinding itu masih terbakar meskipun api yang membakar dinding itu tidak sebesar sebelumnya.

"Jadi kamu yang telah merusak dan menghancurkan dinding itu ?," tanya nona Karina.

"Iya, nona. Aku minta maaf karena telah menghempaskan Raja Albert ke dinding itu," ucapku.

"Tidak apa-apa, lagipula sebagian besar bangunan dan objek di akademi ini pastinya sudah hancur karena serangan para iblis ini, jadi aku tidak mempermasalahkannya. Daripada itu, bagaimana dengan keadaan Raja Albert ? Apa beliau sudah tumbang ?," tanya nona Karina.

"Aku memang telah menghempaskannya, nona, tetapi aku tidak tahu apakah beliau sudah tumbang atau belum karena setelah itu, aku langsung bergegas untuk menyelamatkan anda dan nona Violetta dari angin tornado yang menjebak anda," ucapku.

"Begitu ya, jadi kamu tidak tahu kalau Raja Albert sudah dikalahkan atau belum," ucap nona Karina.

Setelah itu, aku dan nona Karina kembali terus menyerang para iblis yang ada di sekitar kami berdua. Ketika aku sedang menyerang para iblis yang ada di sekitarku, aku merasakan kalau ada aura seseorang yang melesat dengan cepat ke arahku. Aku mengetahui siapa pemilik aura ini.

"Kelihatannya beliau belum tumbang, nona," ucapku.

Setelah mengatakan itu, Raja Albert tiba-tiba sudah berada di dekatku dan langsung menyerangku dengan pedang api berwarna hitam yang membara seperti yang beliau gunakan sebelumnya. Aku yang menyadari akan hal itu pun langsung menggunakan pedangku untuk menahan serangan Raja Albert. Setelah itu, pedang kami berdua pun saling beradu.

Nona Karina dan nona Violetta yang berada di dekatku terlihat terkejut ketika melihat Raja Albert yang sudah berada di dekatku dan langsung menyerangku. Mereka berdua terlihat ingin membantuku dengan menyerang Raja Albert yang saat ini tengah beradu pedang denganku. Tetapi aku langsung menghentikan mereka berdua yang ingin membantuku.

"Tunggu, nona Karina, nona Violetta. Kalian berdua tidak perlu membantuku, aku bisa menangani ini sendiri. Lebih baik, kalian hadapi saja lawan yang sebentar lagi akan datang," ucapku.

Setelah itu, Duchess Harriet dan Duchess Claret tiba-tiba muncul di samping nona Karina dan nona Violetta. Duchess Harriet dan Duchess Claret kemudian langsung menyerang nona Karina dan nona Violetta, tetapi nona Karina dan nona Violetta dengan sigap dapat menahan serangan mereka berdua.

"Musuh yang merepotkan akhirnya kembali juga. Serangan yang kami lancarkan tadi sepertinya belum cukup untuk mengalahkan kalian berdua," ucap nona Karina.

"Kebetulan sekali kalian berdua muncul kembali, karena sekarang kami berdua sudah pulih dari luka-luka kami, ayo kita mulai bertarung lagi," ucap nona Violetta.

Nona Karina kemudian bertarung dengan Duchess Claret, sementara nona Violetta bertarung dengan Duchess Harriet. Sedangkan aku saat ini sedang bertarung dengan Raja Albert. Kondisi Raja Albert saat ini sangat memprihatinkan dengan banyak luka bakar yang ada pada tubuhnya. Luka bakar itu berasal dari serangan yang aku lancarkan kepadanya tadi. Meski terdapat luka bakar pada sebagian besar tubuhnya, Raja Albert masih dapat bergerak dengan cepat dan lincah. Tetapi itu bukanlah hal yang menyulitkan bagiku karena aku masih dapat melukai tubuh Raja Albert.

Saat ini, kami bertiga sedang fokus dengan lawan yang kami hadapi masing-masing. Meski begitu, kami tidak hanya melawan mereka bertiga saja karena masih ada beberapa iblis di sekitar kami yang ikut campur dalam pertarungan kami. Kami pun juga harus melawan iblis-iblis itu disaat kami sedang bertarung dengan iblis kuat yang menjadi lawan kami.

-

Sementara itu, di pertigaan jalan yang menghubungkan taman akademi, area pertokoan dan asrama akademi.

Terlihat Irene sedang memegang rapiernya sambil menghembuskan nafasnya. Asap putih terlihat keluar dari mulut Irene saat Irene menghembuskan nafasnya itu. Lalu di sekitar Irene saat ini terlihat ada banyak potongan tubuh iblis dan manusia biasa yang telah membeku.

"Tidak hanya para iblis saja, orang-orang biasa pun juga ikut menyerang akademi ini. Sepertinya mereka menyerang akademi ini karena mereka ingin membunuhku yang merupakan anggota keluarga San Lucia. Tidak hanya aku, mereka pastinya juga ingin membunuh ayahanda dan ibunda yang kebetulan sedang berada di akademi ini. Aku tidak akan membiarkan mereka melakukan hal itu," ucap Irene.

Setelah itu, Irene menoleh ke tempat lain, tepatnya ke arah area pertokoan. Di tempat itu ada beberapa iblis dan orang biasa yang sedang bertarung dengan beberapa prajurit dan murid akademi. Irene pun dengan cepat melesat ke tempat itu dan langsung menyerang beberapa iblis dan orang-orang yang terlibat dalam penyerangan yang ditemuinya itu

-

Di danau Akademi.

Terlihat Chloe sedang melawan beberapa iblis dan orang-orang biasa dengan menggunakan kedua dagger miliknya yang terbuat dari sihir api. Chloe terus menyerang para iblis dan orang-orang biasa yang ada di sekitarnya itu dari jarak dekat. Setelah para iblis dan orang-orang biasa yang ada di sekitarnya sudah dikalahkan, Chloe kemudian mengambil busur panah yang ada di punggungnya dan mulai menembaki para iblis dan orang-orang biasa yang berada jauh darinya.

-

Di hutan akademi.

Terlihat Charles sedang melihat ke arah sebuah kubus yang berukuran cukup besar yang terbentuk dari sihir air yang berada di hadapannya. Di dalam kubus air itu, terdapat banyak iblis dan orang-orang biasa yang terjebak di dalam kubus itu. Mereka yang terjebak di dalam kubus air itu terlihat sudah mulai kehabisan nafas mereka karena mereka tidak bisa bernafas di dalam air. Setelah itu, Charles memegang pedang miliknya dan langsung menebas kubus air itu menjadi beberapa bagian. Para iblis dan orang-orang biasa yang ada di dalam kubus air itu pun juga ikut tertebas dan terpotong menjadi beberapa bagian.

Beberapa prajurit dan murid akademi yang berada di hutan akademi terlihat takjub dengan apa yang dilakukan oleh Charles.

"Anda benar-benar hebat, pangeran,"

"Iya, itu benar. Pangeran sangatlah hebat dan kuat," ucap beberapa prajurit dan murid akademi.

Tidak hanya itu, para prajurit dan murid akademi itu pun juga berterima kasih karena Charles telah datang untuk membantu mereka yang ada di hutan akademi itu.

"Terima kasih karena telah membantu kami, pangeran,"

"Itu benar, jika tidak ada kamu, kami pastinya masih bertarung dengan para iblis itu," ucap beberapa prajurit dan murid.

"Tidak perlu berterima kasih kepadaku. Lagipula pertarungan ini masih belumlah selesai," ucap Charles sambil melihat ke sekitarnya.

Di sekitar Charles, para prajurit dan para murid akademi, ada beberapa iblis yang berdatangan kembali ke arah mereka.

"Sepertinya pertarungan ini akan berlangsung lama," ucap Charles sambil bersiap untuk menyerang para iblis yang berdatangan itu.

-

Di arena turnamen akademi.

Terlihat masih ada beberapa orang di tempat itu. Namun tidak terlihat ada Ratu Kayana, komandan Oliver, Duke Louis dan Duchess Arlet di ruangan itu. Sepertinya mereka telah pergi dari tempat itu.

Beberapa orang yang masih ada di ruangan itu terlihat sedang ketakutan saat ini. Mereka ketakutan karena melihat ada beberapa orang di antara mereka yang sudah terbaring dengan bersimbah darah. Bahkan Duke San Minerva yaitu Duke Dylan dan istrinya yaitu Duchess Hazel juga sudah terbaring dengan bersimbah darah. Belum diketahui apakah mereka masih hidup atau tidak. Kemudian, beberapa orang di ruangan itu yang masih tersadar semakin panik dan ketakutan begitu melihat Duchess Arnett, senior Vyn, komandan Dayne dan para prajurit Duke San Quentine mulai bergerak ke arah mereka dan menyerang mereka secara satu per satu.

Sementara itu, di salah satu sisi area penonton turnamen akademi.

Terlihat istri dari Duke San Angela saat ini yaitu Duchess Ecrin juga sudah terbaring dengan kondisi bersimbah darah. Di dekat Duchess Ecrin yang terbaring dengan bersimbah darah, ada Duke San Angela yaitu Duke Neil yang sedang berdiri terdiam sambil melihat ke arah depannya. Duke Neil berdiri terdiam sambil memasang ekspresi terkejut di wajahnya. Duke Neil memasang ekspresi terkejut karena saat ini di hadapannya ada Duke Remy yang sedang menusuknya dengan menggunakan pedang. Duke Neil ditusuk oleh Duke Remy tepat di dadanya.

"Tuan Remy....kenapa ???," ucap Duke Neil.

Setelah itu, Duke Neil pun jatuh dan terbaring di lantai. Darah terus keluar dari luka tusukan di dadanya itu. Kemudian, Duke Remy pun mengayunkan pedangnya untuk membuang darah yang menempel pada pedangnya itu. Setelah itu, Duchess Arnett, senior Vyn, komandan Dayne dan para prajurit Duke San Quentine mulai menghampiri Duke Remy setelah mereka selesai menyerang orang-orang yang ada di ruangan itu. Duke Remy lalu melihat ke arah mereka yang menghampirinya.

"Ayo kita mulai perburuannya," ucap Duke Remy dengan ekspresi wajah yang serius.

-Bersambung