webnovel

Chapter 320 : Tentang Ujian Khusus

Pagi hari pukul 4.00 pagi.

Aku seperti biasa berlatih tanding dengan nona Violetta. Saat ini, aku sedang menyerang nona Violetta dengan cepat menggunakan pedangku. Nona Violetta kelihatan cukup kesulitan untuk menahan serangan pedangku yang cepat. Setelah cukup lama menyerang nona Violetta dengan cepat, aku memutuskan untuk meningkatkan kekuatanku untuk melancarkan serangan terakhir dari rentetan serangan yang cepat itu. Setelah itu, aku pun langsung menyerang nona Violetta dengan pedangku. Nona Violetta kembali berhasil menahan seranganku itu. Namun, meskipun berhasil menahan seranganku, nona Violetta langsung terdorong beberapa meter ke belakang setelah menahan seranganku itu.

"Kamu benar-benar sudah meningkat pesat ya, Rid. Yah itu wajar karena sekarang kamu sudah menjadi murid tahun keempat," ucap nona Violetta.

"Aku memang menyadari kalau aku mengalami peningkatan, tetapi aku tidak meningkat pesat seperti yang nona kira. Saat aku menyerang nona barusan, bukankah nona tidak banyak menggunakan kekuatan nona saat aku menyerang nona ? Makanya nona bisa sampai terdorong ke belakang," ucapku.

"Aku memang tidak banyak menggunakan kekuatanku, tetapi aku menggunakan kekuatanku sama seperti biasanya ketika kita berlatih tanding. Sebelumnya saat aku menahan seranganmu, seranganmu tidak bisa membuatku terdorong. Tetapi kali ini, seranganmu bisa membuatku terdorong bahkan cukup jauh dari tempatku berdiri sebelumnya. Maka dari itu aku bilang kamu sudah mengalami peningkatan yang pesat," ucap nona Violetta.

"Mungkin apa yang dikatakan oleh nona itu benar kalah aku mengalami peningkatan pesat, meski begitu aku masih belum bisa mengalahkan nona," ucapku.

"Aku pun juga belum bisa mengalahkanmu. Sejauh ini, kita terus berimbang saat melakukan latih tanding. Aku penasaran siapa yang akan menang jika kita bertarung dengan kekuatan penuh," ucap nona Violetta.

"Tentu saja nona yang akan menang," ucapku.

"Itu belum pasti, bisa saja kamu yang menang, Rid. Tetapi kita tidak bisa menggunakan kekuatan penuh kita saat berlatih tanding karena bisa terjadi kerusakan di sekitar tempat kita bertanding. Makanya aku penasaran siapa yang akan menang jika kita sama-sama menggunakan kekuatan penuh. Sayangnya kita tidak bisa melakukan itu saat berlatih tanding," ucap nona Violetta.

Lalu nona Violetta terdiam seperti sedang memikirkan sesuatu. Tidak lama kemudian, dia pun mulai berbicara kembali.

"Aku tahu caranya agar kita bisa bertanding dengan kekuatan penuh kita. Karena kamu sudah menjadi murid tahun keempat, bagaimana kalau kamu mengikuti ujian khusus melawan salah satu komandan prajurit kerajaan ? Aku ini juga merupakan salah satu komandan prajurit jadi kamu pasti akan melawanku jika mengikuti ujian itu. Memang komandan prajurit yang akan menjadi lawanmu akan dipilih secara acak, tetapi ada 20% kemungkinan kalau aku lah yang akan menjadi lawanmu. Jika aku terpilih untuk menjadi lawanmu, kita akhirnya bisa saling bertarung dengan kekuatan penuh kita untuk menentukan siapa yang akan menang," ucap nona Violetta.

"Hmmm ujian khusus melawan komandan prajurit kerajaan ya. Aku tidak akan mengikuti ujian itu, nona," ucapku.

"Kenapa kamu tidak mau mengikuti ujian itu ? Padahal menurutku kamu punya peluang untuk bisa menyelesaikan ujian itu. Jika kamu berhasil mengalahkan komandan prajurit yang menjadi lawanmu, kamu bisa langsung lulus dari akademi ini tanpa harus menunggu sampai tahun ajaran selesai," ucap nona Violetta.

"Iya, aku tahu itu, nona. Tetapi, jika aku berhasil mengalahkan komandan prajurit yang menjadi lawanku dalam ujian khusus itu, aku memang akan langsung lulus dari akademi namun aku jadi tidak bisa berada di dekat Irene. Aku masih harus berada di dekat Irene untuk melindunginya karena bisa saja suatu saat nanti ada seseorang atau sekelompok orang yang menyerang Irene disaat aku tidak ada di dekatnya. Maka dari itu, aku tidak mau mengikuti ujian khusus itu, aku tidak mau langsung lulus dari akademi ini dan berpisah dengan Irene," ucapku.

"Hmmm begitu ya. Yah alasanmu itu masuk akal, karena putri Irene merupakan anggota keluarga San Lucia, ada kemungkinan kalau dia akan menjadi target penyerangan dari orang yang merencanakan rencana pembunuhan kepada Yang Mulia Ratu dan seluruh keluarga San Lucia. Meskipun sejauh ini tidak ada tanda-tanda penyerangan kepada Yang Mulia Ratu dan seluruh keluarga San Lucia, namun dengan belum terungkapnya pelaku utama yang merencanakan pembunuhan itu, kita masih harus waspada. Karena bisa saja mereka tiba-tiba melakukan penyerangan kepada target mereka," ucap nona Violetta.

"Aku juga berpikir begitu, nona. Aku masih waspada terhadap mereka yang merencanakan pembunuhan itu meskipun selama ini belum ada tanda-tanda pergerakan dan penyerangan dari mereka. Penyerangan terakhir yang dilakukan oleh mereka adalah saat penyerangan di desa Aston yang terjadi satu setengah tahun yang lalu. Sudah cukup lama tidak ada pergerakan atau penyerangan lagi yang terjadi setelah penyerangan itu," ucapku.

"Iya, aku curiga kalau para pelaku itu sedang merencanakan sesuatu yang besar ke depannya. Makanya mereka tidak melakukan pergerakan dan penyerangan lagi selama satu setengah tahun ini. Pokoknya kamu tetaplah waspada, Rid. Aku juga akan terus waspada dan memperketat penjagaan di akademi ini," ucap nona Violetta.

"Baik, nona," ucapku.

"Hmmm, aku kepikiran sesuatu. Tadi kamu bilang jika kamu berhasil mengalahkan komandan prajurit, kamu pasti akan langsung lulus dari akademi. Bukankah itu berarti kamu cukup yakin kalau kamu bisa mengalahkan salah satu komandan prajurit yang akan menjadi lawanmu ?," tanya nona Violetta.

"Itu hanya kalimat perandaian saja, nona. Aku tidak cukup yakin untuk mengalahkan salah satu komandan prajurit," ucapku.

"Jika kamu tidak yakin, bukankah tidak masalah apabila kamu mengikuti ujian khusus itu ? Lagipula kamu pastinya akan kalah nanti karena kamu bilang kamu tidak yakin bisa mengikuti ujian khusus itu," ucap nona Violetta.

"Aku tetap tidak mau ikut, nona. Aku mencegah terjadinya kemungkinan terburuk," ucapku.

Nona Violetta pun tersenyum setelah mendengar perkataanku.

"Ya sudah kalau kamu tetap tidak mau ikut, aku tidak akan memaksamu. Sekarang, lebih baik kita lanjutkan latih tanding kita," ucap nona Violetta.

"Baik, nona," ucapku.

-

1 jam kemudian, di tempat latihan tahun ketiga.

Karena kami belum memasuki kelas kami di tahun keempat, kami belum diakui sebagai murid tahun keempat meskipun kami sudah mempunyai poin untuk menjadi murid tahun keempat dan telah menukarnya menjadi lencana platinum. Jadi, kami masih menggunakan tempat latihan tahun ketiga sebagai tempat latihan kami.

Setelah cukup lama kami berlatih di tempat latihan itu, kami pun memutuskan beristirahat sebentar.

"Akhirnya kita telah menjadi murid tahun keempat ya. Itu berarti kita menjadi murid paling senior di akademi ini," ucap Charles.

"Iya. Tetapi dengan menjadi murid tahun keempat, kita juga hanya tersisa satu tahun lagi di akademi ini. Setelah itu kita akan lulus dan kita semua pun akan berpisah," ucap Noa.

"Kamu benar, Noa. Setelah lulus nanti, aku pastinya akan kembali ke istana kerajaan. Bagaimana denganmu, Noa ?," ucap Charles.

"Aku mungkin akan mendaftar sebagai prajurit kerajaan setelah lulus nanti," ucap Noa.

"Aku harap saat kamu telah menjadi prajurit kerajaan nanti, kamu ditempatkan di ibukota San Estella atau di istana kerajaan agar kita bisa sering ketemu dan berbincang, Noa," ucap Charles.

"Iya. Tetapi, jika aku tidak ditempatkan di ibukota San Estella atau di istana kerajaan, mungkin kita akan sangat sulit untuk bertemu. Karena hal itu, tolong jangan lupakan aku dan yang lainnya, Charles," ucap Noa.

"Tentu saja, mana mungkin aku melupakan kalian," ucap Charles.

Aku sejak tadi bersama dengan Noa dan Charles tetapi aku hanya diam saja mendengarkan pembicaraan mereka berdua. Namun kali ini aku memutuskan untuk berbicara dengan mereka berdua.

"Kenapa kalian berdua sudah membicarakan tentang perpisahan seperti itu ? Padahal masih ada satu tahun lagi sebelum kita lulus. Lebih baik kita pikirkan apa yang akan kita lakukan selama satu tahun sebelum kita lulus, daripada memikirkan sesuatu setelah kita lulus. Jika kalian terus memikirkan sesuatu setelah kalian lulus, nanti akan menjadi beban pikiran untuk kalian," ucapku.

"Yah, kamu ada benarnya, Rid. Lebih baik kita memikirkan apa yang akan kita lakukan selama satu tahun ini," ucap Charles.

"Kalau kamu apa yang akan kamu lakukan selama satu tahun ini, Rid ? Karena kamu sudah menjadi murid tahun keempat, apa kamu akan mencoba untuk mengikuti ujian khusus untuk melawan salah satu komandan prajurit ?," tanya Noa.

"Tidak, aku tidak akan mengikuti ujian khusus itu. Aku akan tetap menjalani keseharian di akademi ini sampai tahun ajaran berakhir," ucapku.

"Padahal jika kamu mengikuti ujian khusus itu dan menang melawan salah satu komandan prajurit yang menjadi lawanmu, kamu bisa lulus dari akademi ini dengan cepat. Aku yakin dengan kekuatanmu itu, kamu bisa mengalahkan salah satu komandan prajurit," ucap Noa.

"Ya, aku juga yakin soal itu. Kekuatanmu itu sudah jauh di atas kekuatan seorang murid akademi. Aku tahu tentang hal itu karena selama ini aku sering berlatih tanding denganmu dan berakhir dengan kekalahan," ucap Charles.

"Kalian berdua terlalu berlebihan. Aku masih tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan komandan prajurit di kerajaan ini. Jadi aku tidak akan mengikuti ujian khusus itu," ucapku.

"Sayang sekali. Padahal jika kamu mengikuti ujian itu, aku pasti akan menontonnya. Tidak hanya aku saja, murid-murid yang lain pasti juga akan menontonnya. Mereka sangat antusias melihat pertandingan antara murid terkuat di akademi ini melawan salah satu komandan prajurit kerajaan San Fulgen," ucap Charles.

"Aku pastinya juga akan ikut menonton," ucap Noa.

Aku pun terdiam setelah mendengar perkataan mereka berdua.

"Sebelumnya nona Violetta, lalu sekarang Charles dan Noa. Kenapa kalian sangat yakin sekali kalau aku bisa mengalahkan salah satu komandan prajurit kerajaan San Fulgen ?," pikirku.

-Bersambung