webnovel

Chapter 288 : Surat Kabar Yang Menghebohkan part 2

Sementara itu, di kota Rovinj yang berada di wilayah San Quentine.

Terlihat ada banyak orang yang berkerumun mengelilingi suatu kediaman di kota itu. Kediaman yang sedang dikerumuni oleh orang-orang itu adalah kediaman dari Marquess Marcelo. Sama seperti yang terjadi di kediaman Duke San Angela, mereka datang ke kediaman itu untuk merayakan atas tewasnya Marquess Marcelo. Orang-orang di kota Rovinj sering kali kecewa dengan kepemimpinan Marquess Marcelo. Marquess Marcelo sering kali mengutamakan kepentingan para bangsawan yang ada di kota itu daripada kepentingan rakyat biasa yang ada di kota itu. Selain itu, putra dari Marquess Marcelo yaitu Javier terkadang suka berbuat onar di kota itu. Javier terkadang melukai atau bahkan membunuh seseorang di kota itu ketika dirinya merasa kesal. Marquess Marcelo yang mengetahui hal tersebut tidak memberikan hukuman kepada Javier dan malah membiarkannya. Hal itu tentu menimbulkan amarah bagi warga di kota itu. Namun, jika para warga itu mengajukan protes pun protes mereka akan diabaikan atau yang lebih parahnya, mereka akan dibungkam. Maka dari itu, kekecewaan warga di kota Rovinj kepada Marquess Marcelo sangatlah tinggi.

Ketika warga di kota Rovinj mengetahui tentang kabar kalau Javier telah dibunuh oleh Rid di hutan Hevea, mereka langsung merayakan atas tewasnya Javier, orang yang terkadang suka membuat onar di kota tersebut. Tapi mereka tidak merayakan secara terang-terangan dan besar-besaran karena jika perayaan mereka diketahui oleh Marquess Marcelo, sudah pasti mereka akan dibunuh. Maka dari itu mereka mengadakan perayaan secara sembunyi-sembunyi. Namun saat ini, karena Marquess Marcelo pun juga telah tewas, mereka pun merayakannya secara terang-terangan dengan berkerumun di depan kediaman Marquess Marcelo.

Sementara itu, ketika para warga Rovinj tengah merayakan kematian Marquess Marcelo, tiba-tiba Duke San Quentine yaitu Duke Remy datang dan menghampiri kerumunan itu. Orang-orang yang sedang merayakan itu pun lalu terdiam ketika melihat Duke Remy. Duke Remy lalu tersenyum ke arah kerumunan orang-orang itu.

"Halo, para warga Rovinj sekalian," ucap Duke Remy.

Orang-orang yang berkerumun di depan kediaman Marquess Marcelo pun mulai berbisik dengan orang lain yang berada di sekitar mereka. Mereka membicarakan tentang kedatangan Duke Remy.

"Tuan Duke San Quentine ? Ada perlu apa beliau datang kemari ?,"

"Apa mungkin beliau datang untuk menghukum kita semua karena telah melakukan perayaan atas tewasnya Marquess Marcelo ?,"

"Sial, jika itu terjadi sepertinya kita akan menghadapi masalah yang besar karena tuan Duke sendiri yang turun tangan," ucap orang-orang itu.

Disaat orang-orang itu tengah berbisik, ada seseorang yang datang menghampiri Duke Remy.

"Tuan Duke, ada perlu apa anda datang kemari ?," tanya orang itu.

Orang itu menghampiri Duke Remy untuk mempertanyakan alasan Duke Remy datang ke kota Rovinj.

"Aku datang kesini karena ada sesuatu yang ingin aku sampaikan. Bisakah kalian semua yang berada di tempat ini untuk tenang dan mendengarkanku ?," tanya Duke Remy dengan suara yang sedikit keras.

Orang-orang yang berkerumun di depan kediaman Marquess Marcelo pun saling melihat ke orang yang berada di samping mereka. Lalu setelah itu mereka semua pun mengangguk.

"Terima kasih," ucap Duke Remy.

Lalu setelah mengatakan itu, tiba-tiba Duke Remy membungkuk ke hadapan semua orang itu.

"Aku datang kesini untuk meminta maaf kepada kalian semua para warga kota Rovinj," ucap Duke Remy.

Melihat Duke Remy yang membungkuk, semua orang yang berada di depan kediaman Marquess Marcelo pun terkejut.

"Tuan Duke meminta maaf ?,"

"Bahkan beliau meminta maaf sambil membungkuk ?,"

"Ada apa ini ?," tanya orang-orang itu.

Lalu orang yang sebelumnya menanyakan alasan kedatangan Duke Remy pun meminta Duke Remy untuk tidak meminta maaf.

"Anda tidak perlu meminta maaf, tuan Duke. Anda tidak salah sama sekali, justru kami bingung kenapa anda meminta maaf," ucap orang itu.

Beberapa orang yang berada di tempat itu pun mengangguk.

"Justru aku meminta maaf karena aku sudah salah. Aku tidak mengetahui perlakuan tuan Marquess Marcelo kepada kalian semua selama ini, padahal posisi Marquess Marcelo berada di bawah tanggung jawabku. Aku baru mengetahui tentang perlakuan beliau ketika beliau sudah tewas dan orang-orang yang selama ini dirugikan oleh beliau mulai banyak yang bersuara. Aku benar-benar minta maaf," ucap Duke Remy.

Orang-orang yang berkerumun di tempat itu pun melihat ke orang lain yang berada di sekitar mereka. Mereka saling berpandangan seolah tidak tahu apa yang harus mereka lakukan atas permintaan maaf Duke Remy. Lalu orang yang sebelumnya berbicara dengan Duke Remy pun kembali berbicara.

"Sudah, tuan Duke, anda tidak perlu meminta maaf. Kami mewajarkan apabila tuan Duke tidak tahu apa yang dilakukan oleh Marquess Marcelo mengingat tuan Duke tidak hanya mengawasi kota Rovinj saja, melainkan semua tempat yang berada di wilayah San Quentine," ucap orang itu.

Melihat orang itu berbicara, orang-orang yang lain pun juga ikut berbicara.

"Itu benar, tuan Duke, anda tidak perlu meminta maaf,"

"Anda tidak salah sama sekali,"

"Marquess Marcelo lah yang bersalah jadi anda tidak perlu meminta maaf meskipun Marquess Marcelo berada di bawah tanggung jawab anda," ucap orang-orang itu.

Semua orang yang berada di tempat itu pun meminta agar Duke Remy tidak meminta maaf. Duke Remy pun lalu melihat ke arah orang-orang itu dalam posisi yang masih membungkuk.

"Kalian.....," ucap Duke Remy.

"Kelihatannya semua orang yang berada di tempat ini juga setuju, tuan Duke. Anda tidak perlu meminta maaf jadi anda tidak perlu untuk membungkuk lagi. Ayo berdiri, tuan Duke," ucap orang itu.

Duke Remy pun mendengarkan perkataan orang itu dan beliau pun berdiri dengan tegap kembali.

"Terima kasih kalian semua karena telah mendengarkan permintaan maafku meskipun kalian tidak ingin aku meminta maaf," ucap Duke Remy.

"Lagipula tuan Duke tidak salah jadi tidak perlu meminta maaf. Tetapi kamu salut kepada tuan Duke karena bersedia meminta maaf atas perbuatan yang dilakukan Marquess Marcelo kepada kami," ucap orang itu.

"Iya, itu benar. Kami salut kepada anda, tuan Duke,"

"Itu benar," ucap orang-orang lain yang ikut menanggapi.

"Terima kasih atas pujian kalian," ucap Duke Remy.

"Karena anda sudah menyampaikan permintaan maaf, apakah setelah ini anda berniat untuk membubarkan kami, tuan Duke ?," tanya orang itu.

Orang-orang yang berada di depan kediaman Marquess Marcelo pun terdiam.

"Tidak, aku tidak akan membubarkan kalian. Jika kalian masih ingin merayakan atas tewasnya Marquess Marcelo, silahkan saja. Aku tidak akan melarang kalian, asalkan kalian tidak membuat kerusuhan di kota ini. Lagipula, Marquess Marcelo adalah salah satu kriminal yang berniat untuk membunuh Yang Mulia Ratu dan seluruh keluarga San Lucia, jadi kematiannya tidak perlu untuk dihormati," ucap Duke Remy.

Mendengar perkataan Duke Remy, orang-orang yang berada di depan kediaman Marquess Marcelo pun kembali bersorak dan merayakan kematian Marquess Marcelo.

"Terima kasih karena telah mengizinkan kami, tuan Duke," ucap orang yang sama yang berbicara dengan Duke Remy.

"Tidak perlu berterima kasih. Karena aku sudah menyampaikan permintaan maafku, kalau begitu aku mau pamit dulu untuk kembali ke kediamanku, masih ada banyak tugas yang harus aku kerjakan," ucap Duke Remy.

"Baik, tuan Duke. Tolong untuk membuat wilayah San Quentine semakin maju dan makmur ke depannya. Dan tolong juga untuk terus mengawasi setiap tempat di wilayah San Quentine, jangan sampai tempat itu menjadi seperti kota ini yang sebelumnya dipimpin oleh pemimpin yang menyengsarakan warganya," ucap orang itu.

"Jangan khawatir, aku tidak akan membiarkan kejadian ini terulang lagi. Kalau begitu, aku pergi dulu," ucap Duke Remy.

"Baik, hati-hati dalam perjalanan anda, tuan Duke," ucap orang itu.

"Hati-hati, tuan Duke," ucap orang-orang lain yang berada di depan kediaman Marquess Marcelo.

Sebagian dari orang-orang itu melambaikan tangannya ke arah Duke Remy. Duke Remy pun membalas lambaian tangan itu sambil berjalan pergi meninggalkan kerumunan itu. Duke Remy berjalan menuju barisan kereta kuda yang terparkir tidak jauh dari tempat kerumunan orang-orang itu. Di samping barisan kereta kuda itu, terlihat ada senior Vyn yang mengenakan seragam prajurit Duke San Quentine bersama dengan komandan prajurit Duke San Quentine yaitu komandan Dayne, yang juga merupakan ayah dari senior Vyn. Senior Vyn dan komandan Dayne nampak mengenakan sebuah kacamata yang mirip dengan kacamata yang dikenakan Duke Remy. Selain mereka berdua, terlihat ada beberapa prajurit Duke San Quentine yang lainnya yang sedang berjaga di sekitar barisan kereta kuda itu.

"Kalian semua, kita kembali sekarang. Saat ini di kediamanku sedang ada cukup banyak tamu, aku tidak bisa membiarkan mereka menunggu lama," ucap Duke Remy.

"Baik, tuan," ucap para prajurit itu.

Lalu Duke Remy menaiki sebuah kereta kuda yang berada di tengah dari barisan kereta kuda yang ada. Senior Vyn dan komandan Dayne pun menaiki kereta kuda yang sama dengan Duke Remy. Sementara para prajurit yang lain menaiki kereta kuda lain yang tersisa. Lalu rombongan kereta kuda itu pun mulai bergerak dan melaju untuk kembali ke kediaman Duke San Quentine.

Di dalam kereta kuda yang Duke Remy tumpangi, terlihat Duke Remy sedang membaca surat kabar yang terbit hari ini. Duke Remy membaca surat kabar itu sambil memasang senyuman yang cukup mengerikan.

-

Di kediaman Duke San Lucia.

Terlihat Duke Louis sedang berbicara dengan tuan Irwin dan komandan Mina di salah satu ruangan yang ada di kediaman itu.

"Bagaimana, Irwin ? Apa kamu sudah berbicara dengan anggota keluarga yang lainnya ?," ucap Duke Louis.

"Sudah, kakak," ucap tuan Irwin.

"Bagaimana respon mereka ?," tanya Duke Louis.

"Sebagian besar anggota keluarga San Lucia yang tersebar di seluruh kerajaan San Fulgen setuju untuk pindah sementara ke kota San Lucia, setidaknya sampai rencana pembunuhan Yang Mulia Ratu dan seluruh keluarga San Lucia telah diatasi. Namun, sisanya menolak untuk pindah ke kota San Lucia. Mereka beralasan jika semua keluarga San Lucia pindah ke kota San Lucia, hal itu dapat memudahkan orang-orang yang berniat untuk membunuh seluruh keluarga San Lucia karena keluarga San Lucia saat ini telah berada di satu tempat yaitu kota San Lucia. Jika orang-orang itu menghancurkan kota San Lucia hanya untuk membunuh seluruh keluarga San Lucia, warga kota San Lucia yang seharusnya tidak terlihat dalam hal ini juga akan menjadi korban," ucap tuan Irwin.

"Alasan mereka masuk akal, namun kita harus mengumpulkan seluruh keluarga San Lucia di kota San Lucia agar aku bisa fokus melindungi seluruh keluarga sekaligus. Aku bisa fokus melindungi seluruh keluarga jika seluruh keluarga berada di satu tempat yaitu kota San Lucia. Aku akan memerintahkan seluruh prajuritku untuk menjaga seluruh area di kota San Lucia. Namun, jika keluarga San Lucia masih tersebar ke seluruh kerajaan, aku tidak bisa melindungi mereka semua sekaligus yang tersebar di beberapa tempat," ucap Duke Louis.

"Aku sudah menjelaskan kepada mereka yang menolak tentang hal itu namun mereka tetap menolak," ucap tuan Irwin.

Duke Louis kemudian terdiam sejenak seperti hendak berpikir. Beberapa saat kemudian, Duke Louis pun kembali berbicara.

"Baiklah, jika mereka masih menolak untuk pindah ke kota San Lucia, maka kita tidak bisa memaksanya. Kalau begitu, rekrut beberapa orang untuk menjadi pengawal yang bertugas untuk melindungi anggota keluarga yang menolak pindah ke kota San Lucia. Rekrutlah orang-orang kuat seperti para petualang dan lainnya. Berikan mereka upah agar mereka mau direkrut sebagai pengawal. Soal upah mereka biar aku sendiri yang tanggung," ucap Duke Louis.

"Baik, kakak. Aku akan segera merekrut orang-orang itu," ucap tuan Irwin.

"Aku minta maaf karena tidak bisa memerintah para prajuritku untuk mengawal mereka karena seluruh prajuritku saat ini difokuskan untuk menjaga semua area yang berada di kota San Lucia," ucap Duke Louis.

"Tidak perlu meminta maaf, kakak. Lagipula jumlah prajurit Duke tidaklah banyak, jadi tidak mungkin disebar untuk mengawal mereka yang menolak," ucap tuan Irwin.

"Iya, itu benar. Lalu, Mina, bagaimana dengan para prajurit yang kamu pimpin ? Apa mereka semua sudah menempati area-area yang menjadi tempat mereka berpatroli di kota San Lucia ?," tanya Duke Louis.

"Sudah, tuan Duke. Saya sudah memerintahkan mereka untuk menempati area-area itu. Saya juga memerintahkan mereka agar mereka tidak berada terlalu jauh dari posisi prajurit lain yang menjaga area di dekat mereka. Hal ini untuk mencegah terjadinya serangan diam-diam kepada salah satu dari mereka. Jika salah satu dari mereka diserang, prajurit yang berada di dekat mereka akan langsung mengetahui dan melaporkannya kepada saya dan para prajurit lainnya," ucap komandan Mina.

"Bagus, Mina, teruskanlah untuk fokus menjaga seluruh kota San Lucia ini," ucap Duke Louis.

"Baik, tuan Duke," ucap komandan Mina.

"Meskipun Marquess Marcelo, tuan Darwin, dan tuan James yang terlibat dalam rencana pembunuhan itu telah tewas, namun masih ada pelaku lain yang terlibat dalam rencana pembunuhan itu, yaitu Raja Albert. Aku tidak menyangka kalau beliau juga terlibat dalam rencana pembunuhan itu dan sekarang beliau telah melarikan diri dari White Palace. Namun, selain Raja Albert, aku yakin masih ada pelaku lain yang terlibat dalam rencana pembunuhan itu,"

"Kita tidak akan membiarkan mereka membunuh anggota keluarga kita, jika mereka datang untuk membunuh anggota keluarga kita, maka kita akan melawan dan menghabisi mereka semua," ucap Duke Louis.

-

Di istana kerajaan, White Palace.

Terlihat Ratu Kayana sedang membaca beberapa dokumen di salah satu ruangan yang berada di White Palace. Di meja tempat beliau duduk, ada banyak tumpukan dokumen dan beberapa kristal komunikasi yang sedang bersinar. Meskipun kristal-kristal komunikasi itu sedang bersinar yang menandakan ada orang yang sedang menghubungi Ratu Kayana, namun Ratu Kayana tidak menanggapi panggilan dari kristal komunikasi itu.

Lalu kemudian, datang komandan Oliver ke ruangan itu. Komandan Oliver pun lalu melihat ke arah meja yang di tempati Ratu Kayana dimana ada beberapa kristal komunikasi yang sedang bersinar.

"Kelihatannya ada banyak orang yang ingin menghubungi anda, Yang Mulia Ratu. Apa anda tidak ingin menanggapinya ? Mungkin saja dari salah satu itu, yang menghubungi anda adalah pangeran Charles dan putri Chloe," ucap komandan Oliver.

"Aku sudah memberitahu Charles dan Chloe untuk tidak perlu khawatir tentang ayah mereka, jadi mereka seharusnya tidak perlu untuk menghubungiku lagi. Mereka yang sedang menghubungiku itu paling adalah orang-orang yang hanya ingin bertanya tentang kebenaran di surat kabar itu. Daripada itu, apa anda sudah menghubungi Diganta untuk menerbitkan 'bounty' pada surat kabar yang akan mereka terbitkan ?," tanya Ratu Kayana.

"Sudah, Yang Mulia Ratu. Namun kelihatannya mereka baru bisa menerbitkan 'bounty' itu pada surat kabar yang terbit besok," ucap komandan Oliver.

"Tidak masalah. Aku juga akan memberitahukan tuan Louis dan tuan Remy tentang 'bounty' itu, aku harap mereka akan membantu menyebarkannya juga," ucap Ratu Kayana.

"Apa anda benar-benar yakin soal hal ini, Yang Mulia Ratu ? Anda memberikan 'bounty' kepada suami anda sendiri dan akan memberikan hadiah kepada orang yang bisa menangkap suami anda hidup-hidup," ucap Ratu Kayana.

"Iya, aku yakin. Alasan aku meminta untuk menangkapnya hidup-hidup adalah untuk mendengar penjelasannya lebih dahulu, setelah itu aku akan memutuskan hukuman apa yang akan dia dapatkan," ucap Ratu Kayana.

Setelah Ratu Kayana mengatakan itu, tiba-tiba seluruh ruangan itu bergetar hebat. Namun tidak berselang lama, getaran di ruangan itu pun terhenti.

"Haaaaaahhhhhh, sudahlah. Aku masih ada banyak tugas yang harus aku kerjakan, aku tidak punya waktu untuk memikirkan tentang dia,"

"Setelah Asier dan Keira sudah memeriksa kediaman tuan James dan tuan Darwin, mereka membawa banyak sekali dokumen ini. Saat aku membaca dokumen itu, aku terkejut sekali saat mengetahui kalau tuan James dan tuan Darwin mempunyai banyak sekali kejahatan yang disembunyikan. Salah satunya, mereka berdua sering menjebak dan memenjarakan warga atau bangsawan yang tidak sepaham dengan mereka. Karena dokumen-dokumen itu, tugasku saat ini menjadi bertambah banyak," ucap Ratu Kayana.

"Apa ada yang bisa saya bantu, Yang Mulia Ratu ? Setidaknya saya bisa meringankan sedikit perkejaan anda," ucap komandan Oliver.

"Hmmm, jika berkaitan dengan dokumen-dokumen ini, sepertinya tidak ada yang bisa anda bantu, tuan Oliver. Namun saya ingin meminta tolong untuk hal yang lain kepada anda, tuan Oliver," ucap Ratu Kayana.

"Meminta tolong apa, Yang Mulia Ratu ?," tanya komandan Oliver.

"Tolong hubungi seluruh komandan prajurit kerajaan San Fulgen, termasuk Violetta yang saat ini bertugas menjaga akademi. Bilang kepada mereka semua untuk datang ke White Palace. Ada sesuatu yang harus kudiskusikan secara langsung kepada mereka," ucap Ratu Kayana.

-Bersambung