webnovel

Chapter 181 : Perebutan Juara Ketiga, Irene vs Nadine

Kembali ke arena.

"Apa kalian berdua sudah siap ?," tanya nona Nora.

"Siap," ucap Irene dan senior Nadine.

"Kalau begitu, pertandingan dimulai!," ucap nona Nora.

Nona Nora pun langsung menepi ke pinggir arena.

Irene dan senior Nadine bersiap untuk melakukan serangan. Senior Nadine langsung membuat peluru dan memasukan peluru itu ke senapannya namun Irene dengan cepat langsung melesat ke arah senior Nadine.

~Glacier Strike~

Irene langsung menyerang senior Nadine tapi senior Nadine dengan mudah menghindari serangan itu. Setelah menghindar, senior Nadine pun langsung menembakkan senapannya ke arah Irene.

Irene langsung menebaskan rapiernya ke arah peluru itu untuk menahannya. Namun ketika rapiernya menyentuh peluru itu, peluru itu langsung meledak dan menimbulkan ledakan es yang lumayan dahsyat. Uap es pun bermunculan karena ledakan itu tapi Irene langsung mengibaskan rapiernya untuk menghilangkan uap es itu. Terlihat Irene mengalami luka di tangan kanannya karena ledakan tadi.

"Peluru peledak ya, beruntung aku hanya mengalami sedikit luka karena ledakan tadi. Sepertinya aku harus menghindari peluru-peluru itu daripada menahannya dengan rapierku karena aku tidak tahu jenis peluru apa yang akan dipakai Nadine selanjutnya. Aku tidak mau mengambil resiko," pikir Irene.

"Aku pikir kamu setidaknya terkena luka yang lumayan karena ledakan tadi, Irene, tapi ternyata hanya luka kecil saja. Sepertinya aku harus menggunakan peluru yang memiliki dampak ledakan yang besar," ucap Nadine.

Senior Nadine mulai menembakkan senapannya lagi ke arah Irene tapi Irene berhasil menghindari tembakan-tembakan itu sambil bergerak ke arah senior Nadine.

"Sepertinya sia-sia menembakkan peluru ini langsung ke Irene karena Irene akan langsung menghindarinya. Kalau begitu....," pikir senior Nadine.

Senior Nadine mengarahkan senapannya ke lantai arena yang akan dilewati Irene. Ketika Irene mau mendekati lantai arena itu, senior Nadine langsung menembakkan senapannya ke lantai arena itu.

~Great Frozen Explosion Bullet~

Peluru itu pun mengenai lantai arena itu dan mengakibatkan ledakan es yang besar. Ledakan es itu mengenai Irene dengan telak karena Irene berada di jangkauan ledakan itu dan tidak sempat menghindar. Uap atau kabut es pun langsung bermunculan di arena karena ledakan itu. Tidak berselang lama, dari dalam kabut es itu muncul sebuah tebasan es besar yang mengarah ke senior Nadine. Senior Nadine langsung bergerak ke samping untuk menghindari tebasan itu. Tebasan es itu juga membuat kabut es yang berada di arena menghilang. Disaat kabut es itu menghilang, terlihat Irene yang sedang bersiap untuk melancarkan serangan lanjutan ke senior Nadine yang sedang bergerak menghindari tebasan itu.

~Glacier Thrust~

Irene melancarkan sebuah serangan tusukan dari jarak jauh. Senior Nadine yang baru menyadari serangan lanjutan dari Irene tidak sempat menghindar dan terkena serangan itu dengan telak. Senior Nadine pun menghantam dinding arena yang berada di belakangnya. Asap pun bermunculan di tempat senior Nadine menghantam dinding.

Sementara itu, setelah Irene melancarkan serangan barusan, terlihat jelas kalau di tubuhnya terdapat luka baru yang kemungkinan didapatnya setelah terkena ledakan es sebelumnya. Beberapa saat kemudian, asap yang muncul di tempat senior Nadine pun menghilang. Terlihat senior Nadine dengan tubuhnya yang mengalami sedikit luka tengah berdiri menatap ke arah Irene.

"Aku tahu kalau serangan barusan tidak cukup untuk mengalahkanmu, Nadine. Sepertinya aku harus mulai serius dari sekarang," ucap Irene.

~San Lucia Art : Snow Blade Dance Technique~

Irene membuat 6 rapier es yang melayang mengelilingi tubuhnya. Setelah itu, Irene mengarahkan satu tangannya untuk menyentuh lantai arena.

~Ice Magic : Full Frost~

Dalam sekejap, lantai arena pun membeku menjadi es.

Lalu Irene langsung bergerak menuju senior Nadine.

~Ice Skating~

Dia bergerak dengan berseluncur di arena yang sudah membeku menjadi es. Irene meluncur dengan cepat ke arah senior Nadine. Namun sebelum Irene berhasil mendekati senior Nadine, senior Nadine langsung mengarahkan kedua tangannya ke lantai arena yang sudah menjadi es.

~Wahai es yang dingin, penuhilah arena ini dengan bongkahan-bongkahan es yang dingin~

~Ice Magic : Field of Ice Floes~

Tiba-tiba, bongkahan-bongkahan es muncul di arena. Bongkahan es itu muncul di depan Irene dan menghalangi Irene untuk mendekati senior Nadine. Tidak hanya itu, di lantai tempat Irene berpijak juga muncul bongkahan es yang membuatnya harus mundur ke belakang agar tidak terkena bongkahan es itu.

Setelah itu, tiba-tiba sebuah peluru melesat ke arahnya. Irene dengan sigap langsung menghindari peluru itu.

"Darimana peluru itu berasal ? Seharusnya tidak mungkin Nadine bisa menembakku secara langsung karena pandangannya terhalang oleh bongkahan-bongkahan es ini. Aku saja tidak bisa melihatnya. Atau mungkin....," pikir Irene.

Peluru yang dihindari Irene langsung memantul kembali ke arah Irene setelah terkena bongkahan es yang berada di belakang Irene. Irene menyadari itu dan langsung menghindari peluru yang memantul itu.

"...Begitu ya. Karena peluru itu bisa memantul, Nadine tidak perlu melihat posisiku untuk menembakkan pelurunya itu. Dia tinggal menembakkan peluru secara acak ke bongkahan-bongkahan es itu dan membiarkannya memantul sampai akhirnya mengenaiku," pikir Irene.

Lalu tiba-tiba muncul peluru lainnya yang mengarah ke Irene.

"Dari yang aku tahu, ~Ice Reflecting Bullet~ ini hanyalah peluru biasa yang hanya bisa memantul. Sepertinya tidak akan terjadi apa-apa apabila aku menahan atau menebasnya dengan rapier-rapierku ini," pikir Irene.

Irene pun mulai menebas peluru-peluru yang mengarah kepadanya. Dan seperti dugaannya, peluru-peluru itu berhasil dihentikan tanpa terjadi apa-apa ketika mengenai rapiernya. Setelah itu, Irene terus menebas peluru-peluru yang mengarah kepadanya sambil bergerak mencari keberadaan senior Nadine yang bersembunyi dibalik bongkahan-bongkahan es ini. Irene mencari lokasi senior Nadine dengan cara merasakan auranya. Setelah beberapa saat mencari, Irene merasakan aura senior Nadine berada di balik bongkahan es besar yang ada di depannya.

"Disitu ya," pikir Irene.

Irene langsung bersiap melancarkan serangan ke bongkahan es itu.

~San Lucia Art Secret Technique : Seven Iceberg Breaking Slashes~

Irene menebas bongkahan es besar itu dengan rapier di tangannya serta 6 rapier yang mengelilinginya. Bongkahan es besar itu pun langsung terpotong dan hancur setelah ditebas oleh Irene. Setelah bongkahan es itu hancur, terlihat senior Nadine yang sedang mengarahkan senapannya ke arah Irene. Sepertinya senior Nadine juga tahu kalau Irene datang menghampirinya.

Senior Nadine langsung menembak Irene dengan senapannya itu. Tapi Irene bereaksi cepat dengan mengarahkan salah satu dari rapier es yang mengelilinginya untuk menahan peluru itu. Tapi bukannya berhasil menahan peluru itu, rapier es itu malah hancur berkeping-keping setelah terkena peluru itu.

"Jangan bilang kalau itu peluru penghancur es ?," ucap Irene yang sedikit terkejut.

Pecahan rapier es yang hancur itu langsung menyebar ke segala arah termasuk ke arah Irene. Namun Irene berhasil menghindari pecahan-pecahan itu. Senior Nadine terus menembakkan senapannya itu. Dan hasilnya, 4 dari rapier es yang mengelilingi Irene pun berhasil dihancurkan karena senior Nadine memang berniat menghancurkan rapier es itu secara langsung dengan mengarahkan senapannya ke rapier es itu dan bukan ke Irene. Sementara itu, Irene terlihat mendapatkan luka baru di tubuhnya karena pecahan rapier es miliknya itu ada yang mengenainya.

"Peluru penghancur es itu sangat merepotkan. Peluru itu bisa membuat es yang dihancurkan menyebar. Sebelumnya aku beruntung karena bisa menghindari pecahan-pecahan es itu tanpa terluka tapi lama kelamaan semakin sulit untuk menghindari pecahan es itu tanpa terluka. Dan semakin aku terus menghindari pecahan es itu, semakin aku tidak bisa mendekati Nadine. Sepertinya kali ini aku harus mengambil resiko," pikir Irene.

Irene terlihat bersiap untuk menyerang senior Nadine kembali. Irene pun langsung melesat dengan cepat ke arah senior Nadine dengan meluncur di arena yang sudah menjadi es. Senior Nadine langsung bereaksi dengan menembakkan pelurunya itu ke arah 2 rapier es yang tersisa.

*Dor

*Dor

Dua tembakkan pun dilesatkan dan tepat mengenai 2 rapier itu. 2 rapier es itu pun langsung hancur dan pecahannya menyebar ke segala arah termasuk ke Irene. Irene tidak terganggu oleh hal itu dan terus meluncur ke arah senior Nadine yang mengakibatkan Irene terkena pecahan es dalam jumlah yang lumayan banyak. Senior Nadine yang melihat aksi Irene itu pun terkejut.

"Kamu benar-benar nekat, Irene," ucap senior Nadine.

"Memang bisa dibilang nekat tapi berkat itu, sekarang aku berhasil mendekatimu, Nadine," ucap Irene.

Senior Nadine terkejut melihat Irene yang dengan cepat sudah berada di dekatnya. Irene pun langsung melancarkan serangannya ke senior Nadine.

~Glacier Strike~

Serangan itu mengenai senior Nadine dengan telak dan membuatnya menghantam dinding arena lagi. Asap pun bermunculan kembali di tempat senior Nadine. Tapi Irene tidak berhenti sampai disitu, dia langsung bersiap untuk melancarkan serangan berikutnya.

~Frozen Rapier~

Irene mengubah rapiernya menjadi rapier yang membeku dan langsung meluncur kembali ke arah senior Nadine yang menghantam dinding.

"Aku tahu kalau serangan barusan tidak cukup untuk mengalahkanmu, tapi akan aku pastikan kamu kalah dengan serangan ini, Nadine," ucap Irene.

Disaat Irene sedang meluncur ke arah senior Nadine, tiba-tiba senior Nadine melesat dari balik asap itu ke arah Irene. Seluruh tubuh senior Nadine saat ini mengeluarkan kabut putih.

"Dia memakai ~Magic Martial Arts~ ya," pikir Irene.

Lalu jarak antara senior Nadine dan Irene pun semakin dekat. Keduanya bersiap untuk melancarkan serangan.

"Aku yang akan mengalahkanmu, Irene," ucap senior Nadine.

"Tidak, tapi aku yang akan mengalahkanmu," ucap Irene.

~San Lucia Art : Freezing Air Slash~

Irene melancarkan tebasan ke senior Nadine.

~San Lucia Art : Iceberg Crush~

Sementara itu, senior Nadine melancarkan pukulan telapak tangan dari kedua tangannya ke Irene.

Kedua serangan mereka pun beradu dan menimbulkan benturan kekuatan yang dahsyat.

-Bersambung