webnovel

Chapter 118 : Noa & Irene vs Chloe & Mauro

Melihat Kotaro dan Lily yang tumbang, tuan Alan pun langsung mengumumkan pemenangnya.

"Pemenang di pertandingan pertama ini adalah pasangan Rid dan Julie," ucap tuan Alan.

Murid-murid lainnya ada yang merayakan namun ada juga yang terkejut.

"Rid dapat memanfaatkan kekuatan pasangannya dengan baik. Dia mengetahui kalau pasangannya memakai sihir listrik dan pasangannya itu memiliki kemampuan untuk menghubungkan aliran listrik dari Kotaro dan Lily yang terkena panah itu. Jadi ini alasan kenapa Rid memakai sihir air kali ini," ucap Charles.

"Biasanya dia itu sering memakai sihir api, tapi bukannya sihir api juga memiliki reaksi dengan sihir pasangannya itu ?," tanya Noa.

"Kamu benar, sihir api juga memiliki reaksi dengan sihir listrik namun sepertinya Rid menyadari kalau memakai reaksi antara sihir itu akan berbahaya bagi keduanya karena bisa mengakibatkan ledakan yang cukup hebat bagi mereka, makanya dia memilih untuk menggunakan sihir air. Yah walaupun memakai sihir air juga cukup berbahaya karena seperti yang kamu lihat, mereka langsung tumbang setelah terkena reaksi sihir tersebut," ucap Charles.

Aku terus memperhatikan Kotaro dan Lily yang masih tidak sadarkan diri.

"Bagaimana dengan mereka, tuan ?," tanyaku.

"Mereka tidak dalam keadaan yang parah, mereka pingsan karena terkejut dengan reaksi sihir yang kamu lakukan, pinggirkan saja mereka dan tunggu sampai mereka sadar," ucap tuan Alan.

"Baiklah," ucapku.

Lalu aku dan tuan Alan membopong Lily dan Kotaro ke pinggir tempat latihan. Dan setelah itu, tuan Alan kembali ke tengah tempat latihan.

"Karena pertandingan pertama sudah selesai, mari kita lanjut ke pertandingan selanjutnya," ucap tuan Alan.

-

Charles dan Enzo beserta pasangannya masing-masing berhasil memenangkan pertandingan mereka. Sementara itu, Leandra dan pasangannya yang bernama Ray Clemence juga berhasil menang di pertandingan hari pertama itu. Saat mereka bertanding, Ray bersikeras agar Leandra tidak membantunya. Leandra menurutinya dan dia hanya fokus pada musuh yang akan menyerangnya. Sebelumnya aku memang menyarankan agar Leandra bertarung secara sendiri, yaitu dengan melawan musuh yang datang ke arahnya tanpa memperdulikan situasi pasangannya itu. Jikalau kedua musuh yang dia lawan menyerang pasangannya itu, lebih baik dia diam saja tanpa membantu pasangannya itu karena ya memang pasangannya itu yang memintanya sendiri.

Dan sekarang, ujian kedua di hari pertama ini sudah memasuki pertandingan keenam. Kotaro dan Lily yang sejak tadi tidak sadarkan diri pun akhirnya bangun juga.

"Ughhhh kepalaku sakit," ucap Kotaro.

"Aku juga," ucap Lily.

"Akhirnya kamu sadar juga, Lily," ucap Leandra yang sejak tadi menemaninya setelah bertanding.

"Lea ? Sudah berapa lama aku pingsan ?," tanya Lily.

"Hmmm kira-kira hampir 1 jam, kamu sudah melewatkan 4 pertandingan untuk ditonton dan sekarang sudah pertandingan keenam," ucap Leandra.

"Selama itukah ?," tanya Lily.

"Apa kamu baik-baik saja, Lily ? Maafkan aku ya, sepertinya aku terlalu berlebihan tadi," ucapku.

"Rid ya ? ah tidak apa-apa kok, sepertinya di pertandingan hari ini kami kalah ya," ucap Lily.

"Ini karena kurangnya kemampuanku, maafkan aku, Lily," ucap Kotaro.

"Tidak, tidak, ini karena kekuranganku. Kamu tidak perlu minta maaf," ucap Lily.

"Menurutku kerja sama kalian sudah bagus kok, kalian tidak perlu saling minta maaf begitu. Kalian tinggal tingkatkan saja lagi kerja sama kalian untuk pertandingan besok," ucapku.

"Hmm yah menurutku juga kerja sama kami sudah bagus. Cuma kita sepertinya tidak beruntung karena bertemu denganmu hahaha, aduh duh kepalaku rasanya pusing sekali," ucap Lily.

"Aku juga, sepertinya ini efek dari kita yang pingsan lumayan lama," ucap Kotaro.

"Sini tangan kalian berdua, aku akan menyembuhkan kalian berdua," ucapku.

"Apa tidak apa-apa Rid ? bukannya kamu ingin menyembunyikan sihir penyembuhanmu ini ?," tanya Kotaro.

"Itu benar, Rid," ucap Lily.

"Tidak perlu khawatir, lagipula murid-murid lainnya sedang fokus melihat pertandingan jadi tidak ada dari mereka yang melihat kesini. Lagipula aku hanya menggunakan ~Camouflage Healing~ ke kalian biar tidak ada yang mengetahuinya," ucapku.

Lalu mereka pun mengulurkan tangan mereka berdua dan aku memegang tangan mereka.

~Camouflage Healing~

"Jadi ini sihir penyembuhan yang kamu gunakan ke nona waktu itu ya," ucap Lily.

"Iya, ini memang menyembuhkan lukamu tapi bekas lukamu tidak akan sembuh. Orang yang melihatmu tetap akan berpikiran kalau kamu belum disembuhkan," ucapku.

"Yah apapun itu, terima kasih, Rid," ucap Lily.

"Terima kasih, Rid," ucap Kotaro.

"Sama-sama. Sekarang lebih baik kita fokus melihat pertandingan saja karena pertandingan berikutnya adalah pertandingan yang paling seru di hari ini," ucapku.

-

Pertandingan keenam pun berakhir, dan sekarang pertandingan ketujuh pun akan segera dimulai.

"Mari kita mulai pertandingan selanjutnya, silahkan maju Noa, Irene, Chloe dan Mauro," ucap tuan Alan.

Mereka berempat pun maju ke tengah arena.

"Kali ini aku tidak akan mengalah, Chloe," ucap Irene.

"Itu bagus, Irene. Aku juga tidak mau kamu mengalah hanya karenaku. Aku akan mengalahkanmu," ucap Chloe.

"Sepertinya kedua putri ini sedang bersemangat ya," ucap Noa.

"Kamu benar," ucap Mauro.

"Apa kalian berempat sudah siap ?," tanya tuan Alan.

"Siap," ucap mereka berempat.

"Kalau begitu, pertandingan dimulai!," ucap tuan Alan.

"Aku akan melawan Chloe dan kamu tolong urus pasangannya itu," ucap Irene.

"Baiklah," ucap Noa.

Noa dan Irene pun segera maju menuju lawannya masing-masing.

Irene dengan cepat menyerang Chloe namun Chloe sudah menduganya dan langsung menembakkan panahnya ke arah Irene.

~Fire Piercing Arrow~

Chloe menembakkah panah api yang sangat cepat ke arah Irene namun Irene dengan mudah menghindarinya. Namun setelah menghindari panah itu, datang panah yang lain ke arahnya. Dan itu terjadi terus menerus yang membuat Irene gagal mendekati Chloe.

Sementara itu, Noa dan Mauro terlihat sedang beradu tombak mereka dari jarak dekat. Mereka saling menyerang dan bertahan secara bergantian. Namun saat Mauro hendak menyerang Noa, Noa berhasil menangkis tombak Mauro ke bawah dan membuat pertahanannya terbuka. Melihat kesempatan itu, Noa langsung menendang Mauro menggunakan sihirnya meskipun dia belum dalam mode ~Magic Martial Arts~nya.

~Wind Kick~

Noa menendang Mauro di perutnya dan Mauro terdorong beberapa meter ke belakang setelah menerima serangan itu. Namun Noa tidak berhenti sampai disitu. Melihat Mauro yang sedang memegangi perutnya, Noa langsung berusaha menyerangnya lagi. Namun sebuah panah api datang menerjang Noa. Noa menyadari hal itu namun dia tidak sempat untuk menghindar dan menggunakan tombaknya untuk menahan panah api itu. Ketika panah api itu menyentuh tombak milik Noa, panah api itu langsung mengeluarkan ledakan yang cukup dahsyat. Asap pun bermunculan akibat ledakan itu.

Sementara itu, Irene yang melihat Chloe sedang mengarahkan perhatiannya ke Noa, langsung bergegas menyerangnya dengan sebuah tebasan jarak jauh.

~Glacier Strike~

Sebuah tebasan es mengarah ke Chloe, namun Mauro dengan cepat pergi ke dekat Chloe dan menghalau tebasan itu dengan tombak airnya. Meskipun serangan itu berhasil ditahan, tapi tombak air milik Mauro menjadi membeku akibat tebasan es itu. Mauro pun langsung melepaskan tombaknya itu.

"Tadi itu hampir saja, putri Chloe," ucap Mauro.

"Maafkan aku karena membuatmu kehilangan senjatamu itu," ucap Chloe.

"Tidak apa-apa, lagipula tadi kamu sudah melindungiku, aku hanya membalas budi. Untuk tombaknya, aku tinggal membuat lagi," ucap Mauro.

~Water Magic, Create Magic Weapon, Water Spear~

Mauro membuat tombak air yang baru dengan sihir airnya. Sementara itu dari tempat Noa yang dipenuhi asap, sebuah tombak keluar dari kepulan asap itu dan dengan cepat mengarah ke Chloe dan Mauro.

"Teknik itu kan...Mauro menghindarlah," ucap Chloe.

~Wind Ballista~ yang Noa lancarkan menghantam lantai arena yang berada di antara mereka. Tombak itu pun meledak dan mengeluarkan ledakan sihir angin yang besar. Mereka berdua pun terhempas ke arah yang berbeda.

Mauro yang terhempas segera bangkit kembali namun Noa dengan cepat melesat ke arahnya dan melayangkan sebuah tinju yang sudah diperkuat dengan sihir angin, namun Mauro dengan sigap menahannya dengan tombak airnya.

"Kamu bahkan hanya mendapatkan sedikit luka ketika menahan panah milik Chloe, dan lagi wujud itu kan. Sepertinya kamu sudah mulai serius ya," ucap Mauro.

Mauro melihat Noa yang sudah dalam mode ~Magic Martial Arts~ nya, sihir angin mengelilingi tubuh Noa.

Noa lalu meninju kembali Mauro tapi lagi-lagi berhasil ditahan oleh tombaknya, meskipun begitu Noa terus meninju dia kembali.

Sementara itu Chloe yang baru saja bangkit akibat terhempas oleh ~Wind Ballista~ milik Noa, langsung menyerang Irene yang berada dalam jarak pandangnya.

~Fire Piercing Arrows, Sixtuplets~

Chloe melancarkan 6 panah sekaligus yang bergerak dengan sangat cepat ke arah Irene.

~Ice Magic, Create Magic Weapon, Sixtuplets Ice Rapier~

Irene menciptakan 6 rapier dari es yang mengelilingi tubuhnya.

~San Lucia Art, Snow Blade Dance Technique~

6 Rapier yang mengelilinginya itu langsung bergerak menebas keenam panah yang menuju ke arahnya. Keenam panah itu pun langsung meledak ketika tertebas oleh keenam rapier itu. Chloe terkejut melihat teknik Irene.

"Sepertinya yang kubilang sebelumnya, Chloe. Aku tidak akan mengalah kali ini," ucap Irene.

"Begitu ya,"

~Fire Magic, Create Magic Weapon, Dual Fire Dagger~

"Kalau begitu aku juga," ucap Chloe.

Lalu mereka berdua saling maju menyerang.

-

Beberapa saat kemudian.

Noa berhasil mengalahkan Mauro dan membuat tombak airnya hancur karena berusaha menahan pukulan ~Magic Martial Arts~ miliknya secara terus menerus. Sementara itu, Chloe nampak kelelahan sambil memegang kedua daggernya dan tubuhnya sudah dipenuhi oleh banyak luka tebasan yang disebabkan oleh tekniknya Irene. Saat ini, Chloe sedang dikepung oleh Noa dan Irene.

"Apa kamu masih mau melanjutkan pertandingan ini, Chloe ?," tanya Irene.

"Kalian benar-benar pasangan yang sangat kuat, sepertinya kekalahanku sudah berada di depan mata. Meski begitu, aku tidak boleh berhenti sebelum aku tumbang, bukan ?," ucap Chloe sambil tersenyum.

-Bersambung