webnovel

Ibu Jangan Lupakan Aku

Saya yang berdiri di atas Panggung ini, aku datang dengan seorang berusia muda yang bernama Wang Shuyin yang berusia 9tahun, namun banyak yang mengatakan Wang Shuyin ini adalah anak – anak. Akan tetapi dia mengatakan dia seperti seorang anak di buang dari keluarganya dan apakah yang terjadi dengan kehidupan Wang Shuyin ini? Marilah kita mempersilahkan Shuyin masuk ke dalam pentas. Silahkan duduk Shuyin :

MC : selamat datang Shuyin, kamu hari ini datang kemari tujuannya ingin mencari siapa?

Shuyin : saya datang ke atas pentas ini ingin mencari ibu kandungku

MC : jadi ibu kamu sekarang ada dimana Shuyin?

Shuyin : kemarin ada orang mengatakan kalau ibuku ada bekerja di kota Zheijiang, makanya saya datang kemari hanya untuk mencari ibuku saja.

MC : dan berapa lama kamu sudah tidak bertemu dengan ibumu?

Shuyin : saya sudah 4 tahun tidak bertemu dengan ibuku.

MC : dan kenapa kamu ada sebuah boneka?

MC : apa yang di katakana oleh nenek Shuyin?

Shuyin : kata nenek bilang, bahwa tadi ibu ada datang kemari dan kenapa aku tidak tau?

kisah, Biarpun ibu akan datang, nenek juga akan mengatakan kepada Shuyin : di dalam waktu selama 4 tahun ini bahwa ibu sering datang kemari akan tetapi tidak pernah ketemu sekalipun dengan Shuyin.

MC : Shuyin, ketika ibu kamu datang berkali – kali di rumah kamu, apa kamu tidak tau ibu kamu ada datang ke rumah kamu? dan apakah waktu ibu kamu datang kamu tidak ada di dalam rumah? Kamu kemana.

Shuyin : saya hanya serinjg berada di rumah bibi saya saja.

MC : Rumah bibi? Apakah rumah bibi sangat jauh dari rumah kamu?

Shuyin : tidak jauh dari rumah saya. Makanya kakek dan nenek pun sering mengizinkan saya keluar di rumah bibi.

MC : jadi kamu sekarang bagaimana?

Shuyin : saya akan menabung lagi uang di celengan saya.

MC : kamu akan menabung uang lagi? Apa kamu tidak takut kalau uang kamu akan di ambil ama nenek kamu nanti? Jadi kamu saat ini sudah menabung uang sudah berapa?

SHuyin : saya sudah tabung uang sampai 300 yuan terus ketahuan lagi sama nenek dan di ambil semua oleh nenek.

MC : dan apakah kamu menyerah / berhenti untuk menabung uang lagi atau masih tetap kamu menabung uang?

Shuyin : saya masih akan tetap untuk tabung uang lagi di celengan saya.

Shuyin : ibu saya sama sekali tidak ada berubah dengan seperti yang dulu.

MC : berarti wajah ibu kamu tidak berubah sama sekali, dan kamu merasa tidak tegang atau kaget?

Shuyin : saya sama sekali tidak merasa tegang ketika melihat wajah ibu sekarang.

MC : Shuyin, kan sebentar lagi ibu kamu sudah akan datang, jadi kamu coba melihat dan mendengarkan pembicaraan dari ibu kamu. jadi kamu tidak perlu berbicara iya Shuyin . . jadi kamu bisa kan untuk melakukan itu?

Shuyin : baik, akan saya mendengarkan penjelasan dari ibu dulu.

MC : bapak Tukang Pos, apakah ibu Lu Hanwen ada datang ke acara ini da nada menerima undangan dari kita?

Tukang Pos : iya, ibu Lu Hanwen sudah menerima surat undangan yang kita berikan dan sekarang ibu Lu Hanwen ada di sampingku.

MC : kalau begitu marilah kita akan mempersilahkan nyonya Lu Hanwen untuk memasuki acara tersebut. Hai ibu Lu Hanwen, apa kabar? Mari silahkan duduk di atas bangku ini. Dan sebelum kita akan melanjutkan topic selanjutnya, akan saya kami tanyakan terlebih dahulu.

Lu Hanwen : boleh, mau Tanya apa iya.

Kisah Rekaman : pada saat Shuyin pulang dari sekolah, ternyata banyak yang harus Shuyin lakukan seperti orang dewasa di keluarganya .. asal setiap di hari pagi saja, Shuyin sudah merasa sangat sibuk terus sedangkan ayah dan ibu selalu tidak ada berada di rumah maka si tangan kecil lemah ini yang harus bekerja keras untuk menghidupi adik kecil dan keluarga Shuyin. Kehidupan Shuyin adalah kehidupan salah satu contoh yang terbaik beserta makan malam seluruhnya pun di persiapkan oleh Shuyin. Namun yang sekarang membuat kehidupan Shuyin sedih adalah selama ini dari dulu hingga sekarang selama 4 tahun ini ibu tidak pernah mencoba masakan yang di buat oleh Shuyin, adik kecil pun baru saja mulai demam dan merasa sangat tidak nafsu makan jika Shuyin sesudah selesai makan, maka Shuyin pun segera untuk menyiapkan makan untuk adik kecilnya agar tidak merasa lapar di malam hari dan ketika di suapin adik kecil Shuyin ini tetap saja tidak ingin mau makan. maka satu – satunya cara dari Shuyin adalah hanya bisa berusaha semaksimal mungkin untuk membuat adik selalu gembira dan tidak di sangka adik yang di meja ini melihat kakak sedang menangis adik pun menjadi ikut nangis bersama kakaknya.