"Billy tadi juga bilang kalau dia mau aku menjadi bos di geng Ular Hitam dan mengajarinya Karate. Apa dia sudah kehilangan akal sehatnya?" Curhat Gabby dengan menggebu-gebu.
Tidak mendapat tanggapan dari Michael, perempuan itu melanjutkan, "Seharusnya tadi aku menyuruhnya untuk ke rumah sakit dan melakukan CT Scan." DIa melihat mata Michael dengan serius, "Lain kali kalau kamu di bully aku akan menghabisinya."
Mulut Gabby dari tadi tidak bisa berhenti berbicara mengenai Billy. Billy ini Billy itu yang membuat Michael merasa kesal. Akhirnya dia hanya melihat perempuan itu berbicara, tidak mengeluarkan sepatah kata pun.
Setelah beberapa saat, Gabby merasa ada yang aneh lalu bertanya ke Michael, "Suamiku, kamu dengerin aku nggak sih?" dia menarik lengan kanan laki-laki itu, bermaksud menggodanya.
Michael melihat tangan kecil perempuan itu di lengannya lalu melepasnya dan mengalihkan pandangannya ke buku yang ada di mejanya. Gabby berpikir apa Michael sedang ada masalah?
Akhirnya selama di sekolah, Michael tidak mengajak Gabby berbicara sama sekali. Perempuan itu merasa ada yang benar-benar salah dengan Michael karena biasanya dia selalu mengajak ngomong Gabby, entah itu mengenai latihan pianonya kemarin atau bahkan sampai kemarin malam Adam memasak apa untuk laki-laki itu.
Gabby bahkan mengambil inisiatif untuk selalu mengajak Michael berbicara, tapi dia tidak mendapatkan balasan. Setelah Gabby merasa tidak dipedulikan oleh laki-laki itu, dia menunjuk Michael lalu berteriak, "Baiklah! Abaikan aku semaumu! Aku juga akan mengabaikan mu!"
Kaget mendengar teriakan Gabby, Michael menundukkan kepalanya lalu melipat tangannya di atas meja dan tidur menghadap jendela kelas. Merasa kesal karena tetap dihiraukan, Gabby berjalan keluar kelas, tidak lupa menggebrak meja dengan pelan lalu meninggalkan laki-laki itu.
Saat pulang sekolah Gabby langsung membawa tasnya dan berjalan ke meja Angela dan Lauren, "Pulang bareng yuk!" Ajak Gabby dengan keras, sengaja agar Michael mendengarnya.
Angela dan Lauren melihat satu sama lain, lalu bertanya sambil melirik ke arah Michael sedang duduk, "Bukannya biasanya kamu pulang bareng Michael?"
"Hari ini aku maunya pulang bareng kalian, boleh nggak?"
"Eh.. Iya tentu saja, tunggu sebentar ya." Jawab Lauren dengan tidak yakin, mereka lalu memasukkan semua buku yang ada di atas meja ke dalam tas mereka.
Dari dulu Gabby suka menepati janjinya, dan hari ini dia berjanji untuk menghiraukan Michael. Setelah Angel dan Lauren selesai memasukkan buku ke dalam tas mereka, Gabby berdiri di tengah-tengah mereka lalu berjalan keluar kelas sambil merangkul bahu mereka.
Setelah Michael melihat dari ujung matanya kalau Gabby sudah keluar dari kelas, dia menghela nafas panjang, sampai sekarang dia masih tidak mengerti perasaan apa yang ada di dalam hatinya itu.
Di depan gerbang sekolah, Gabby, Angel, dan Lauren berpisah karena dua perempuan itu masih ingin makan di depot depan sekolah. Sebenarnya, Gabby sudah diajak untuk ikut makan bersama mereka, tapi Gabby menolaknya dengan alasan masih kenyang dan ingin segera pulang ke rumah.
Mata Gabby terbelalak kaget saat melihat mobil ayahnya sedang parkir tidak jauh dari gerbang sekolahnya, dia berjalan mendekat ke arah mobil itu dan langsung disambut oleh ayahnya yang masih memakai baju kerjanya.
"Ayah? Kenapa ada disini?" Tanya Gabby saat sudah berada di dalam mobil.
Alasan hari ini Daniel menjemput anaknya adalah dia ingin sekali-sekali memisahkan Michael dari anaknya, selama ini dia selalu melihat anaknya menghabiskan waktu bersama laki-laki itu.
Dengan nada penasaran dia bertanya, "Apa hari ini Michael tidak masuk sekolah? Ayah ingin mengajak kalian makan bersama."
Mendengar nama Michael membuat Gabby ingin memaki laki-laki itu, dia membuang wajahnya lalu menghadap jendela dan berkata, "Ayo cepat pulang, aku lapar sekali."
"Baiklah! Ayah akan membuatkanmu makanan yang paling enak." Seru ayahnya dengan semangat. Dia berpikir dengan bahagia, apakah ini pertanda kalau Gabby dan Michael akan membatalkan rencana pernikahan mereka?
Tentu saja Daniel melihat Michael keluar dari gerbang sekolah yang membuatnya menginjak gas dengan terburu-buru, takut anaknya akan melihat Michael lalu mengajaknya pulang bersama.
Sesampainya di rumah Agnes melihat suami dan anaknya berjalan memasuki rumah tanpa ada tanda-tanda kehadiran calon menantunya, dia menutup laptopnya lalu mengerutkan keningnya, "Kok kalian bisa pulang bareng?" dia melihat ke arah Gabby, "Kok kamu nggak pulang bareng sama Michael?"
"Persetan dengan laki-laki itu! Jangan pernah sebut namanya di depanku!" Sahut Gabby sambil mengerutkan keningnya. Dia lalu berjalan menaiki tangga dan meninggalkan kedua orangtuanya yang sedang kebingungan dengan sikap anaknya.