Entah sudah berapa lama Yan Siyi berkeliaran di jalanan dan entah sudah berapa banyak air mata yang telah dia keluarkan. Hari sudah malam ketika dia kembali ke rumah.
Yan Sier menyadari ada yang salah, dia pun bertanya, "Yiyi, hari ini kamu tidak bahagia?"
"Tidak, Kak…" Yan Siyi menyeringai dan menggelengkan kepalanya. "Tapi, sepertinya aku sedikit lelah. Kak, aku akan ke kamarku untuk tidur dulu. Kamu tidak perlu memanggilku saat makan malam nanti."
Selesai berbicara, Yan Siyi berbalik dan pergi ke kamarnya. Dalam ingatan Yan Sier, sepertinya ini pertama kalinya Yan Siyi memiliki raut wajah sedih seperti itu. Dia yakin bahwa Yiyi-nya sedang jatuh cinta. Dia tidak tahu harus senang atau sedih.
Adikku, Yiyi, akhirnya bersedia menerima keberadaan seorang laki-laki, tetapi dia tampaknya sedang dalam suasana hati yang buruk. Mungkinkah pria itu tidak mencintainya? Atau, apakah keduanya bertengkar? Batin Yan Sier.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください