Raisa pun segera membuka pita ungu tersebut dan membuka gulungan kertas, seketika matanya melotot membaca tulisan yang ada di kertas itu.
"Apaan sih ini Mbak? Surat cerai?" tanya Raisa bingung.
Aku hanya menganguk sambil tersenyum.
"Kenapa Mbak menghadiahkan surat cerai untukku? Surat cerai siapa ini?!" tanyanya lagi, kali ini terlihat agak panik.
Sementara Mas Chandra sudah mulai gelisah, kini dia pun berdiri dan ingin merebut kertas tersebut dari tangan Raisa.
"Apa-apaan sih kamu Yank?!" Raisa marah sekali pada Mas Chandra, "Dita Prameswari dan Wisnu Chandra? Apa-apaan semua ini?!" Raisa kini berteriak emosi, membuat semua mata tamu undangan tertuju ke pelaminan.
"Jelaskan semua ini!!" teriak Raisa kepadaku.
Seorang pria naik ke atas pelaminan membawakan beberapa lembar kertas kepadaku.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください