webnovel

Pagi Panas 5

Dave menghampiri Rael yang masih memperhatikannya tanpa mengalihkan pandangannya sedetikpun. Dave mendekat seraya menarik selimut ranjangnya untuk menutupi dada Rael yang Dave yakin mulai merasakan kedinginan karena tidak tertutup sehelai benangpun.

"Jaga matamu adik nakal." Peringatnya dengan suara berat nan dalam yang sanggup meluluhkan hati setiap wanita yang mendengarnya.

Dave mulai melonggarkan kaitan baju yang ada di tangan Rael.

"Maaf ya, sudah membuat pergelangan tanganmu sakit." Lalu Dave mengusap pergelangan tangan Rael seolah porselen yang berharga. Dave mengusap lembut pipi Rael dengan tatapan sayangnya. Namun Rael amat sangat paham, kalau tatapan Dave bukan tatapan seorang pria pada wanita. Tapi tak lebih dari tatapan seorang kakak yang menyayangi adiknya. Tapi Rael yakin, kalau tatapan itu pasti akan berubah kelak. Kelak tatapan itu akan berubah seperti tatapan daddy nya ke mommy nya. Rael tidak akan pernah menyerah sampai saat itu tercapai.

"Mandilah, aku tunggu sarapan dibawah."

Rael memejamkan matanya ketika sebuah kecupan lembut mendarat di kepalanya. Hal itu bukan sesuatu hal yang baru bagi Rael, namun setiap sentuhan Dave selalu membuat Rael tak bisa membantah setiap kata Dave, kakak tirinya.