webnovel

tabungan rahasia

Jung Kook pov

Hari sudah malam. Tadi Noona sempat memasakkan teokbokki untuk kami makan sepulang dari rumah sakit. Teokbokki yang sudah aku pengen sejak kemarin malam.

Belum ada lagi tanda-tanda ada adik Kiki di rahim Noona. Aku tau aku menjadi penyebab gugurnya adik Kiki saat Noona mengalami pendarahan yang terakhir kalinya.

Aku begitu emosi melihat Noona masih chatting dengan mantannya, Joon hyung. Walaupun isi chatnya biasa saja. Tidak ada percakapan spesial.

Aku tahu Noona sudah menjaga jarak dengan Joon hyung. Ia tak mau aku cemburu lagi. Ia menjaga perasaanku sebagai suaminya.

Aku mengambil buku tabungan keduaku. Tabungan yang tidak diketahui oleh Noona. Aku sengaja merahasiakannya dari Noona. Aku melihat saldo di buku tabungan rahasiaku. Sudah terkumpul cukup banyak. Lumayan nominalnya.

Sssttt ... Ini rahasia. Jangan beritau Noona.

Kalau sampai Noona tau, aku bisa dihajar habis-habisan oleh Noona.

Bukan ... Bukan karena aku mau menikah lagi.

Hidup dengan Noona itu sudah berat ~curhat. Belum lagi saat Kiki lahir. Kebutuhannya semakin banyak. Dari susu, popok, baju dan lain-lain (Kiki lahir prematur, jadi kami lebih extra perhatian). Tapi untunglah berat badannya sekarang sudah normal.

Aku mau membeli rumah untuk Noona, untuk keluarga kecil kami. Selama ini Noona selalu berpindah-pindah. Mulai dari rumah orang tua kami, goshiwon, apartemen yang ku sewa, goshiwon lagi, apartemen Yoon Gi hyung, dan terakhir apartemen yang kami tinggali sekarang.

Aku tau aku masih harus menabung lagi. Aku tau aku harus menang dalam banyak pertandingan.

Tapi sumpah ...

Semua lawanku itu tidak ada bandingannya dengan Noona.

Kalau Noona sudah marah, ada tanduk tak kasat mata muncul di kepalanya. Karena terkadang aku lupa membuang sampah.

"JEON JUNG KOOK" itu biasa. "Jeon Jung Kook" (dengan nada manis) itu artinya lampu merah. Aku harus segera melakukan permintaannya.

Kenapa semua wanita setelah menikah itu berubah? Padahal dulu Noona itu sangat manisssss. Coklat favorit ku aja kalah manis.

Persiapan bertanding itu yang paling berat. Aku biasanya melakukannya beberapa bulan sebelum bertanding. Aku harus menjaga makanku (nafsu makanku besar) jadi ini yang terberat. Jjajangmyeon, cake sudah pasti masuk daftar untuk makanan yang tidak boleh kumakan.

Tapi untunglah Noona bisa membuatkan menu makan yang masih enak dimakan di saat aku harus menjaga pola makanku saat akan bertanding.

Belum lagi latihan-latihan lainnya. Lari, sit up, push up, squat, tinju, tendangan, sparing dan masih banyak lagi.

Aku melihat Noona dan Kiki yang tertidur pulas. Melihat mereka bisa tercukupi kebutuhannya itu sudah membuatku senang. Aku merasa jadi suami yang bertanggung jawab.

Tidak sia-sia aku berlatih setiap hari. Tidak sia-sia aku dipukul dan ditendang. Babak belur dan bengkak setelah selesai bertanding.

Tapi semua rasa lelah dan sakitku itu hilang saat aku melihat Kiki tersenyum. Apalagi kalau ia tertawa, aku seperti ponsel yang sudah dicas 100%.

Aku tau Noona masih belum sepenuhnya menyetujui jalanku sebagai petarung. Ia selalu mencemaskanku. Ia selalu menangis melihat bengkak dan luka di tubuhku setelah aku selesai bertanding.

Tapi Noona ...

Semua itu aku lakukan ...

Karena ...

Aku mencintaimu ...

You're my love

My only love

I want to spend the rest of my life with you