"Za?" panggil Arif lembut. Namun, Khanza malah melengos memalingkan wajahnya pada jendela di samping. Menatap teman-temannya yang berlalu lalang di halaman, pikirannya pun juga turut berpetualang. Bukan niat masih marah pada Arif, hanya saja dia juga malu karena sudah berlaku egois terhadap kekasihnya.
Arif menghela napas kasar. Ngambek terus perasaan, batinnya. Salah teruskan gue.
Menarik sebelah tangan Khanza yang masih bersidekap. Arif menautkan jari jemari mereka dan membawa punggung tangan itu ke bibirnya. Mengecup lembut permukaan kulit mulus tersebut. Namun, Khanza yang masih tidak bergeming membuatnya menekuk muka sendu.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください