"pagi mah.. ". Sapa lidya
"pagi sayang... Yuk sarapan". Jawab mamanya
"iya ma"
"ma.. Aku mau ijin nanti pulangnya telat lagi kayak kemarin soalnya pensinya udah deket hari H ". Ucap lidya memulai pembicaraan
"iyaa sayang tapi pulangnya jangan malam malam". Jawab liana mengingatkan
"siapp bosquee". Jawab lidya sambil mengangkat tangannya membentuk seperti hormat
"maa.. Udh selesai, aku berangkat dulu ya.. Assalamualaikum ". Pamit lidya sambil mencium tangan mamanya
"waalaikumsalam.. Hati hati".
---
"pagi nad". Sapa lidya
"pagi liddd". Jawab nadia
"nad gue nitip tas dulu ya mau ke kamar mandi". Ucap lidya
"sipp". Jawab nadia
Tak lama setelah lidya pergi ke toilet terlihat jendra yang datang dengan rahang yang mengeras seakan menyimpan banyak emosi yang sebentar lagi akan meledak.
"lidya manaa!!! ". Teriak jendra pada nadia
Sontak membuat nadia kaget setengah mati karena suara teriakan dari jendra.
"to.. Toilet" jawab nadia takut
Tanpa babibu jendra langsung melempar tasnya di meja dan berjalan keluar dengan langkah yang lebar serta urat yang terlihat menonjol.. Menakutkan..
Lidya baru saja keluar dari toilet langsung terhuyung karna tarikan erat di tangannya.
"akhhh". Ringis lidya saat tangannya dicengkram kuat oleh seseorang
"Ikutt!! ". Ucap jedra tegas
"nggak.. !!! Lepasin tangan aku jend.. Sakit tau nggak!!". Bantah lidya
"jalan sendiri atau aku paksa! ".
Ucap jendra dengan tatapan marahnya
"aku mau ke kelas bentar lagi udah masuk.. ". Ucap lidya yang setelah itu langsung berbalik dan hendak meninggalkan jendra.
Melihat lidya yang hendak pergi membuat kemarahan jendra yang sudah ia tahan meledak. Cukup.. Cukup sudah ia berbaik hati pada gadis nakalnya ini.
Jendra langsung menarik paksa tangan lidya membuat siempunya refleks berbalik dan dengan cepat jendra mengangkat tubuh kecil itu ke punggungnya.
"aaa..!! Lepassiinn.. Jendd.. Turunin gueee!! Lo gila.. Sialan!! ". Teriak lidya marah ia pun bahkan sudah tidak peduli dengan ucapannya, sayang ucapan itu tak membuat jendra menurutinya justru membuatnya amarahnya tak terbendung.
Jendra semakin mencengkram kaki lidya dipunggungnya, yang malah membuatnya semakin memberontak digendongannya.
Bayangkan saja lidya harus menahan perutnya yang tertekan oleh punggung jendra karena posisi itu membuatnya merasa mual serasa ingin muntah ditambah kepalanya menggantung kebawah membuatnya tambah pusing.
Rasanya percuma saja ia melawan yang malah membuatnya lelah, lebih baik ia menyiapkan tenaganya untuk kabur nanti.
"akkkhh.. ". Ringis lidya saat jendra membanting tubuhnya di jok mobil.
Tanpa peduli jendra langsung masuk ke mobil dan tak lupa mengunci mobilnya dari dalam untuk mehindari sasarannya yang akan lari.
Mengendarai mobil sport itu dengan cepat membuat beberapa orang dijalan raya memaki keras mobil yang dia tumpangi.
" jendd.. Lo gilaa.. Pelanin mobil lo!! Gue gk mau mati muda!". Teriak lidya nyaring
Seakan tuli jendra malah mempercepat laju mobilnya yang membuat lidya semakin ketakutan hingga menutup matanya.
Semua yang terjadi sangat cepat dan mengejutkan, ia seolah tak siap dengan semua yang terjadi secara tiba tiba dan terus menerus membuat jantungnya berdetak kencang dan menahan takut.
"bbraakk.. ". Suara pintu mobil yang ditutup keras membuat lidya langsung membuka matanya.
Lidya terkejut, sangking terkejutnya ia tak sadar jika jendra sudah menurunkannya dari mobil dan langsung menggendongnya kembali seperti semula.
"semuanyaa Keluaaarr!!! " teriak jendra pada para maidnya yang berada di dalam mansionnya
"jangan ada yang masuk sebelum saya perintahkan! ". Lanjut jendra
Para maidpun langsung pergi tanpa berfikir dua kali. Jendra langsung menaiki tangga menuju kamarnya tak lupa untuk menguncinya terlebih dahulu. Jangan tanyakan keadaan lidya bagaimana? Karna ia sudah sangat lemas kaki nya bahkan sudah seperti jelly. Tubuhnya bergetar ketakutan di bahu jendra.
Jedra langsung melempar lidya ke ranjang king size miliknya.
"aaarrrhhhh.. ". Teriakk jedra disusul suara benda berjatuhan.
Semua benda dikamarnya hancur di tangannya membuat kamar yg semula rapi langsung luluh lantah.
Lidya menyaksikan semua itu hanya mampu melihat dengan sorot mata takut bahkan cairan bening sudah berhasil lolos dari matanya.
------
Gimana?
Jangan lupa vote