webnovel

NITYASA : THE SPECIAL GIFT

When death is a blessing. Bagaimana jika lingkup sosial kita di isi oleh orang-orang menakjubkan? Diantaranya adalah orang yang mempunyai anugerah di luar nalar. Salah satunya seorang bernama Jayendra yang berumur lebih dari 700 tahun dan akan selalu bertambah ratusan bahkan ribuan tahun lagi. Dia memiliki sebuah bakat magis yang disebut Ajian Nityasa. Kemampuan untuk berumur abadi. Mempunyai tingkat kesembuhan kilat ketika kulitnya tergores, tubuh kebal terhadap senjata dan racun, fisik yang tidak dapat merasakan sakit, serta tubuh yang tidak menua. Namun dari balik anugerah umur panjangnya itu, gejolak dari dalam batinnya justru sangat berlawanan dengan kekuatan luarnya. Pengalaman hidup yang dia lewati telah banyak membuatnya menderita. Kehidupan panjang tak bisa menjaminnya untuk bisa menikmati waktunya yang melimpah. Kebahagiaan tak lagi bisa dia rasakan. Dari semua alasan itu, maka baginya kematian adalah hal yang sangat ia damba. Tetapi malaikat pencabut nyawa bahkan tak akan mau mendekatinya yang telah dianugerahi umur abadi. Pusaka yang menjadi kunci satu-satunya untuk menghilangkan Ajian Panjang Umur itu telah lenyap ratusan tahun lalu. Maka jalan tunggal yang harus ditempuh adalah kembali ke masa lalu. Tidak, dia tidak bisa kembali. Orang lain yang akan melakukan itu untuknya. Seorang utusan akan pergi ke masa lalu bukan untuk merubah, tetapi untuk menguji seberapa besar batasan kepuasan manusia. Masa lalu berlatar pada awal abad 13 di Kerajaan Galuh pada masa kepemimpinan Maharaja Prabu Dharmasiksa. Di zaman itulah misi yang semula hanya untuk mengambil sebuah pusaka seolah berubah menjadi misi bunuh diri. Kebutaan manusia akan sejarah membuatnya terjebak pada konflik era kolosal yang rumit. Mampukah mereka melakukannya? Atau akan terjebak selamanya?

Sigit_Irawan · 歴史
レビュー数が足りません
240 Chs

218. Boyong Desa

Sementara itu, Di dalam lingkungan istana sendiri, sedang digelar pertemuan rutin setiap satu pekan sekali antara Sang Raja dengan para pejabat besar istana. Namun, pada kali ini Sang Maharaja Prabu Darmasiksa tidak bisa menghadiri pertemuan tersebut karena sedang jatuh sakit. Maka Pangeran Mahkota lah yang memimpin pertemuan. Pangeran Ragasuci yang kini duduk di kursi Singgahsana milik Ayahnya.

Akan ada banyak hal yang mereka bahas di sana.

"Paman Patih, aku tidak melihat Senopati Jayendra di sini."

"Ampun Gusti, biasanya memang seorang senopati tidak dilibatkan dalam pertemuan rutinan ini. Hanya pejabat besar seperti Tumenggung dan Para Rakryan saja yang diperkenankan hadir."

"Tetapi ini adalah pekan pertemuan pertama semenjak pelantikannya sebagai seorang senopati. Paling tidak kan dia bisa memahami tentang berbagai permasalahan negara yang sedang terjadi melalui pertemuan besar semacam ini."

"Baik, Gusti. Hamba mengaku salah."

ロックされた章

webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください