webnovel

Night King : Kebangkitan Sang Kucing Hitam

Pertemuannya dengan bocah delapan tahun membuat Lin Tian sadar, bahwa kekuatan tidak sepenuhnya bisa melindungi banyak orang. Sebaliknya, dengan kekuatan dan kekuasaan membuat orang-orang semakin menderita, terutama mereka yang lemah. Ketika Lin Tian hendak mengajak bocah tersebut untuk pergi, saat itu juga gerombolan Pendekar mengepung dirinya. Bocah tersebut tewas saat salah satu Pendekar menjadikannya dirinya sebagai tawanan. Lin Tian yang sudah dipenuhi luka itu akhirnya mengerahkan seluruh tenaga dan kemampuannya untuk membunuh semua pendekar tersebut. Lin Tian pun menghembuskan napas terakhirnya. Namun, ketika dia membuka matanya bukan Nirwana yang didapatnya, tetapi dunia yang jauh berbeda dengan masa lalunya. Takdir telah membawanya ke masa depan, lebih tepatnya di tahun 2022. Ribuan tahun hari kehidupan sebelumnya. Namun, pada kehidupan keduanya pun dunia tidak jauh berbeda dengan kehidupan pertamanya. Ketidakadilan masih meraja rela, bahkan lebih kejam dari yang pernah dilihatnya. Lin Tian tidak memiliki pengalaman apa-apa pada kehidupan keduanya. Akan tetapi, dia bertekad untuk mengembalikan kedamaian dunia. Mampukah Lin Tian mengembalikan senyuman orang-orang yang ada di sekitarnya? Akankah kehidupan barunya membuat Lin Tian menyesali kematiannya? Takdir apa yang akan Lin Tian jalani nanti? Siapkah Lin Tian mengetahui kalau orang-orang yang pernah ada di kehidupan pertamanya, hadir di dunia baru ini?

arayan_xander · アクション
レビュー数が足りません
205 Chs

171. Menagih Keadilan

"Apa yang Paman lakukan? Kenapa Paman menghentikan aku membunuh Nenek Sihir itu? Jangan-jangan Paman menyukai Nenek Sihir itu, sehingga Paman melawanku untuk menyelamatkannya!" hardik Firmansyah, seraya tersenyum sinis, dengan mata yang memicing.

Pria dewasa yang diketahui bernama Susano itu langsung menarik kera baju. Emosinya memuncah seperti gunung berapi yang siap menumpahkan laharnya. Seperti itu juga Susano memukul wajah keponakannya dengan membabi buta.

"Sekali lagi kau menyebutnya dengan Nenek Sihir, maka jangan salahkan kalau aku tidak akan pernah menganggap dirimu sebagai keponakanku lagi!"

Teriakan Susano begitu menggelegar seisi ruangan. Adistia terisak-isak dengan napas yang hampir putus akibat cekikikan Firmansyah tadi. Namun, ada perasaan senang saat melihat Susano sedang membelanya.

"Tenangkan dirimu, Mba. Minum ini!" Kenanga, adik kandungnya telah membawakan segelas air untuk menenangkan diri Adistia.

ロックされた章

webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください