# Luka lama telah kembali. Namun, dalam seluruh kehidupan, apakah memang hanya berisi kesedihan?
.
.
.
"Tidak, Nona Aleta…" Kata Aza. Dia mencengkeram kedua tangan Aleta, mendorongnya hingga rebah, lalu membekap mulutnya sampai gadis itu tidak bisa mengatakan sepatah kata pun. "Kau harusnya tahu, bertemu denganku berarti bahaya. Hm? Kenapa masih mengharapkan hal lain?"
"Mmmph! Mn! Mn! Mmph! Mmph!"
Kedua bola mata besar Aleta melotot. Wajahnya memerah karena mengeluarkan begitu banyak tenaga, namun jari-jari Aza justru meniti keindahan kulit pipinya dengan ujung telunjuk. "Ahh… kau itu cantik kalau mau diam seperti dulu, Nona. Tapi kenapa sangat arogan setelah memiliki kedua mata indah ini? Bukannya digunakan melihat ketampananku—malah ingin membuang muka. Bukankah itu namanya tidak bersyukur?"
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください