webnovel

NEVER APART

Menjadi buta dan ditiduri lelaki yang mengaku sebagai pamanmu? Itulah yang dialami Aleta, gadis 17 tahun, setelah kecelakaan mobil bersama kedua orangtuanya. Dia tidak tahu apa yang terjadi. Ketika bangun, dia sudah terbaring di rumah sakit tanpa bisa melihat apapun. Semuanya gelap. Aleta juga diberi kabar buruk lain oleh para dokter. Kedua orangtuanya meninggal di TKP sesaat setelah kecelakaan itu terjadi. Aleta pun menjadi sebatang kara. Kakinya yang fraktur parah susah digunakan berjalan. Dia separuh lumpuh dan tidak bisa melakukan apa-apa. Saat itulah, seorang lelaki Kebangsaan Jerman mendadak datang ke rumahnya. Namanya Lucas Di Samuel. Dia mengaku sebagai paman Aleta dan datang untuk memimpin perusahaan sang ayah sebagai CEO dan menangani berbagai kekacauan yang ada sejak insiden itu terjadi. Untuk sesaat Aleta merasa lega. Namun, setelah kejadian itu berjalan 1 tahun, kenapa mendadak Lucas menyentuhnya? Menciumnya, mencumbunya, bahkan menidurinya layaknya kekasih. Bukankah dia paman Aleta? Siapa dia sebenarnya?

Om_Rengginnang · 都市
レビュー数が足りません
394 Chs

BOOK 1 = 11 PERJODOHAN 2

"Dia Aleta. Puteri Paman Hendra dan Bibi Maharani. Cantik kan?"

Cantik sih. Tapi dengan seragam sekolah itu … Lucas langsung sangsi. "Ma, dia umur berapa?" tanyanya dengan polos. "Maksudku, kelihatan masih sangat muda. Apa SMP?"

Maharani langsung tertawa kecil. "Iya, SMP baru akan naik kelas 9," katanya.

Lucas yang sudah S2 Semester awal langsung mengatupkan bibir.

"Heh… tidak apa-apa. Kau pikir Papa dan Mamamu ini jarak berapa? Kami jarak 11 tahun! Kau baru 8 tahun."

"Mn, iya…" kata Lucas. "Jadi, apa gadis ini juga sudah tahu soal perjodohanku dengan dia?" tanyanya.

"Belum lah… tentu saja belum," sahut Raynold. Ayah Lucas itu merangkul Hendra yang ada di sebelahnya. "Nanti kalau dia lulus SMA baru diberi tahu. Kalau perlu, kalian langsung menikah saja. Baru kau temani dia kuliah di Amsterdam sini. Tak masalah. Papa bisa urus soal perusahaan kita dengan Paman Hendra. Kalian harus bertumbuh besar bersama-sama oke?"

"Baik," kata Lucas.

Mereka lalu tertawa bersama. Sementara Lucas menaruh foto itu di dalam sebuah figura kecil dan ditaruh di atas nakas kamarnya saat itu. Anehnya, meski setelah hari itu dia didekati beberapa wanita di kampusnya—baik senior, sepantaran, atau junior… semuanya jadi tak menarik.

Mungkin kebanyakan lelaki akan menjadi malas karena urusan perjodohan, tapi khusu Lucas sendiri, dia tak ingin melihat kea rah macam-macam begitu tahu sudah diikat dengan Aleta sejak awal.

Kuno kan?

Pikirannya memang agak kolot. Padahal Lucas sendiri masih tidak yakin dengan perasaannya sendiri, namun dia tetap belum tertarik dengan siapapun selain gadis mungil itu.

Kadang, jika Lucas sudah selesai dengan tugas-tugas kuliahnya dan bersiap untuk tidur, dia memandangi foto itu beberapa saat. Benar-benar sangat cantik. Meski setelah 3 bulan, Evelyn memberitahunya 1 fakta bahwa gadis itu bukan puteri asli Hendra dan Maharani, tapi melihatnya tersenyum dengan polos seperti itu … Lucas tak lagi memikirkan apapun.

Hendra dan Maharani sangat mencintai gadis itu seolah-olah jantung dan hati mereka sendiri. Mereka memiliki harta, tahta, dan popularitas yang tak kalah dengan Raynold dan Evelyn. Namun, jika melihat seberapa bangga mereka tentang puteri angkat ini lebih dari itu semua … Lucas langsung paham Aleta istimewa.

Pasti ada suatu alasan yang membuat Hendra dan Maharani seperti itu.

"Aku ingin bertemu dengannya…" kata Lucas. Lalu meletakkan foto itu kembali di atas nakas. Tapi pada saat itu, hampir tidak akan mungkin. Karena Aleta masih lama menuju lulus. Dirinya bahkan sudah wisuda S2 dan mulai bekerja di perusahaan ayahnya, tapi Aleta baru naik SMA kelas 1. Benar-benar waktu yang terasa lambat.

Diberi nomor ponselnya saja tidak.

Jika Lucas seperti teman-teman lelakinya yang lain, mungkin dalam keadaannya sekarang dia akan bermain-main dengan perempuan di klub saja daripada menanti hal yang hampir terasa seperti tak jelas.

Setahun… dua tahun…

Aleta naik ke kelas 2 SMA.

Lucas mulai memikirkan gadis itu lebih sering—apalagi sejak mendapat pernyataan cinta juga dari asistennya sendiri di perusahaan—dan semakin jatuh hati meski gadis itu tak tahu. Namun, pada saat yang benar-benar krisis… mendadak Evelyn menjerit dan menangis di ruang tengah setelah menerima sebuah telepon.

Raynold yang baru saja pulang dari kantor bersamanya langsung memeluk istrinya itu dan menenangkan. Lucas kira ada masalah di perusahaan, tapi tidak.

Ternyata hari itu… adalah hari ketika sebuah bencana besar jatuh di dalam kehidupan Aleta.

"MAHARANI, YAH! MAHARANI!" jerit Evelyn. Dia menangis seperti nyaris kehilangan akal dan dengan wajah memerah itu, Raynold menatapnya dengan begitu cemas.

"Iya, Ma… ada apa?"

"Maharani dan keluarganya kecelakaan mobil di Medan! Papa… Papa… mereka meninggal. Ya Tuhaaaan! Raymond baru saja memberitahukannya, Papa…! Apa yang harus kita lakukan?"

Semoga tetep suka~

Om_Rengginnangcreators' thoughts