webnovel

2. mata batin

hujan turun di pagi hari dengan sangat lebat, membuat kedua orang tuanya tidak bisa bertani pada hari itu. " jangan.. jangan pukul dia, jangan.. " chai yang baru berusia 8tahun bulan lalu sedang bergumam di dalam kamarnya, suara nya terdengar sangat ketakutan.orang tua chai menghampiri chai di kamarnya, sambil memeluk chai yg sedang berdiri menghadap jendela, orang tuanya berkata " kenapa, ada apa nak? " tatapan chai melotot seolah ia melihat sesuatu yg mengejutkan. "nyebut nak istigfar.. "

melihat keadaan yg membingungkan orang tua nya pun membaringkan chai ke kasur miliknya, mengelap keringat di dahinya dengan terus memahggil namanya " chai,, sadar nak" Ibu chai menatapnya dengan mata berkaca kaca dan tak lama kemudian chai teriak histeris dan langsung terduduk " hhhaaaaaaaaaaaaaa.. " chai teriak histeris sambil menutup matanya.. " istigfar nak, eling... ya Allah.. " ucap Ibu chai sambil memeluk putranya.

chai pun tersadar, " buk.. pak... perempuan itu di pukul, lalu di tusuk parang pak.. chai ga bisa nolongin, kasian pak.. kasian " dengan tatapan ketakutan dan tangan yg gemetar, sambil menangis chai berusaha bercerita ke ayah dan ibunya.

" siapa yg dipukul nak.. ga ada.. kamu hanya mimpi.. " ucap ayah berusaha menenangkan dan meyakinkan chai.

sambil menangis chai melihat ke sekeliling kamar juga orang tuanya.

" ibu sudah buatkan makanan kesukaan chai.. chai minum teh lalu makan dulu ya, setelah itu mandi biar segar.. " ucap ibu.

sambil terisak lemas, chai mengikuti ibu ke dapur. chai pun duduk di bale bambu tempat makanan di sediakan. mereka menyantap belut goreng yg memang merupakan makanan kesukaan chai.

chai tinggal di rumah kayu peninggalan kakeknya. rumah yg sederhana dengan 4 ruangan yg tidak besar, 2 kamar tidur, satu ruang kosong dan dapur beralaskan tanah yg bersebelahan dengan kamar mandi yg hanya di tutupi bekas karung beras dan bambu bambu.

mereka makan seadanya, jika beruntung ayah bisa membawa pulang belut yang di dapatnya dekat sawah, di sepanjang jalan menuju sawah ayah juga suka mendapatkan sayur pakis, bayam liar, dan lainnya. begitulah cara mereka bertahan hidup, penghasilan yang tidak seberapa tetap mereka tabungkan untuk pendidikan putra semata wayangnya. sama seperti orang tua lainnya, mereka pun berharap chai mendapatkan jalan untuk meraih cita2nya.