Chapter 23
.
.
.
.
Dia merasa sangat sedih setiap kali dia memikirkan pria muda yang disukainya yang begitu tidak peka. Cara berpikir yang begitu bodoh dan bingung dengan pilihannya sendiri itulah yang dilihat Naruko dari Uzumaki Naruto. Siapa pun akan mengerti bagaimana perasaannya ketika dia tampak diabaikan karena pemuda itu lebih fokus pada wanita lain.
Bibirnya bergetar dia tidak bisa mengatakan lagi tentang tingkah Naruto yang mengutamakan Sakura. Keduanya hanya berdiri berhadapan di tengah jalan tanah. Lampu jalan menyinari mereka di jalan yang sepi. Naruto mencoba mengulurkan tangan untuk menyentuh pipi kiri Naruko tetapi Naruko berbalik karena dia masih merasa terluka.
"Kembalilah, cari Sakura ..."
"... Naru."
"Kamu lebih mencintainya bukan?"
"Iya, tapi sekarang kau adalah yang paling aku cinta!"
Naruko terkejut tapi dia tidak menoleh untuk melihat Naruto, Naruto mendekat dan memeluknya dari belakang. Menutup matanya menghilangkan rasa lelahnya seolah-olah dia sedang bersandar pada Naruto. Pemuda pirang itu menyesali kebodohannya dia melampiaskan permintaan maafnya dengan pelukan nyaman, Naruko mencoba berbalik dan memeluk Naruto.
"Aku sangat mencintaimu, kamu hanya milikku."
Naruto tidak bisa berpikir jernih karena posisinya yang sekarang membuatnya sangat tegang karena ada sesuatu yang begitu lembut menekan dadanya walaupun ini bukan yang pertama kali tapi sangat mengacaukan akal sehatnya.
Naruko menggigit bibir bawahnya karena dia merasakan sesuatu yang aneh di bagian bawah. Dia hanya bisa berpura-pura tidak terjadi apa-apa. Dia menyadari bahwa ini adalah salah satu hal yang sering dikatakan teman sekelasnya.
"Di saat seperti ini kamu masih bisa memikirkan hal-hal aneh, Naruto," kata Naruko pelan.
Naruto menyadarinya dan mengakhiri pelukan mereka dan berbalik, melihat ke bawah dan berkata, "kenapa dia bangun saat seperti ini!"
Naruko menarik jaket belakang Naruto saat dia memintanya untuk kembali ke penginapan. Naruto dengan malu-malu setuju dengan kata-kata Naruko. Naruko terkekeh geli saat melihat cara Naruto berjalan begitu aneh ketika di hadapannya ia tahu persis apa yang Naruto coba sembunyikan meski itu bisa dipahami oleh seseorang dengan begitu mudah.
Naruko yang menyadari bahwa wajah Naruto semakin dekat, Naruko menjadi gugup dan tidak tahu harus berbuat apa, ia tidak pernah melakukan apa yang biasa dilakukan pasangan, ia berusaha menatap mata Naruto dengan tenang.
Padahal untuk pertama kalinya ia tetap berusaha menenangkan diri saat menemui sesuatu yang sulit dijelaskan. Naruto bisa merasakan sesuatu yang begitu lembut di bibirnya sehingga dia menikmati semuanya dengan hati-hati dan mulai menyalurkan semua yang dia pikirkan ke Naruko.
Naruko meremas jaket Naruto ketika dia tidak bisa lagi menahan sesuatu yang tidak pernah dia rasakan sebelum dia memaksa Naruto untuk berhenti dengan apa yang dia lakukan padanya, dia melihat ke arah Naruto dan tersipu saat berkata, "kamu agresif sekali, aku sampai sesak." Naruko terkejut dengan cara Naruto memandangnya. Tatapan tajam seperti itu terlalu serius untuk Naruto yang memiliki sifat plin-plan, Naruko hanya bisa terdiam melihat tatapan Naruto yang begitu serius.
Naruko tiba-tiba membuang muka, merasa tidak bisa melihatnya untuk waktu yang lama karena dia berdebar begitu cepat ketika mencoba menatap matanya. Suara pintu tertutup jelas terdengar di telinga Naruko saat dia dibawa ke kamar, Naruto meraih bahunya dan berkata, "Naruko, aku akan bertanggung jawab, aku akan melakukannya!"
"Hah?!"
Naruko tidak fokus pada perasaannya sendiri dan mendengar perkataan Naruto yang tiba-tiba sulit untuk dia pahami, butuh beberapa saat baginya untuk mengerti apa maksud Naruto dan akhirnya dia menyadari bahwa dia dan Naruto telah memasuki ruangan dengan pintu tertutup rapat. Dalam pikirannya dia benar-benar belum siap untuk sampai ke tahap ini karena dia telah berjanji kepada orang tuanya bahwa dia akan sampai ke tahap itu ketika dia menikah, Naruko menggelengkan kepalanya sebagai tanda bahwa dia menolak keinginan Naruto.
Wajah Naruto menunjukkan kekecewaan, Naruko terkejut melihat raut wajah Naruto yang bisa membuat dadanya sesak sehingga ia merasa bersalah karena menolak permintaan pemuda yang dicintainya. Naruko tahu betul garis besar sifat laki-laki yang bisa dia pahami karena bukan hanya Naruto yang ingin melakukan itu pada pasangannya.
Naruko berinisiatif mengajak Naruto tidur bersama agar tidak memasang wajah sedih lagi, Naruko memeluk Naruto agar ia bisa tidur dan melupakan apa yang diinginkannya.
Kakashi dengan polosnya mendengar semua percakapan dari balik pintu kamar Naruko, ia bisa menghela nafas lega karena tidak ada hal buruk yang terjadi pada mereka berdua karena butuh waktu lama untuk kembali ke penginapan, Kakashi telah memberitahu Sakura bahwa mereka berdua akan kembali, Kakashi pun khawatir Sakura tampak sedih dia sangat menyadari Sakura pasti kecewa karena Naruto menghabiskan lebih banyak waktu dengan Naruko tetapi Kakashi hanya bisa diam seolah dia tidak tahu apa-apa tentang perasaan murid didiknya.
Kakashi mulai menjauh memikirkan kejadian saat Sakura kembali dengan wajah yang begitu sedih, penyesalan selalu datang terlambat seperti masa lalu Kakashi yang terlambat menyadari perasaannya pada seorang gadis yang pernah mencintainya. Di sisi lain, di ruangan gelap, seorang gadis muda dengan rambut merah muda sekarang sedang melihat ke luar jendela. Dia ingat ketika pertanyaan yang dia tujukan pada Naruto diabaikan begitu saja.
Dia masih percaya bahwa Naruto masih mencintainya dia ingin bertanya lagi apakah Naruto masih memiliki perasaan yang sama seperti sebelumnya meskipun dia menyadari bahwa dia telah menolaknya dengan begitu kejam.
Suara dengkuran yang terdengar merdu di telinganya. Naruto melihat Naruko tertidur pulas di sampingnya. Dia tidak bisa berhenti memandangi wajah seorang gadis pirang yang begitu cantik dan tidak bisa membuatnya bosan.
Naruto berjanji untuk tidak melakukan apa yang tidak diinginkan Naruko, dia harus bersabar menunggu waktu yang ditentukan. Naruko perlahan membuka matanya. Hal pertama yang dia lihat adalah wajah yang dikenalnya. Pria muda yang sangat dia cintai sekarang berada di dekatnya, jatuh cinta dengan orang asing yang sekarang memenuhi pikiran dan hatinya, dia tidak bisa mengendalikan detak jantungnya yang berdetak dengan cepat setiap kali dia memandang Naruto.
"I love you my husband."
Naruko tersipu oleh kata-katanya sendiri, dia berkata terlalu cepat dan mengakui Naruto sebagai suaminya, dia menutupi wajahnya dengan tangannya dan menutup matanya untuk tidur lagi. Dari celah jarinya dia mengintip untuk memastikan Naruto masih tertidur dia mengulang untuk menutup matanya dia tersenyum bahagia di benaknya sendiri dia terlalu mabuk cinta dan melupakan sisi pemalu untuk menjadi gadis yang belum pernah memiliki kekasih.
.
.
.
.
BERSAMBUNG
Author note - akhirnya bisa up lagi, sorry kalau alur ceritanya berputar-putar terlalu berbelit-belit, soalnya aku sendiri gak ingin buru-buru ke inti cerita sih, masih asik nikmatin kehidupan keseharian mereka berdua. Kalau kalian masih suka ceritanya kalian biasa komentar apa aja, bebas mau komentar apa aja!