webnovel

Naara: Blind Sword

作者: Ogi_457
幻想
連載中 · 201.1K ビュー
  • 184 章
    コンテンツ
  • 4.9
    34 レビュー結果
  • NO.200+
    応援
概要

Cinta, kedamaian, kebahagiaan, kehangatan. Apa semua itu? Dia sudah melupakan semua perasaan itu atau mungkin, sebenarnya dia tidak pernah merasakan hal itu. Entahlah ... dia merasa ragu tapi yang jelas, baginya hidup telah berhenti saat dia berusia delapan tahun. *** "Anak tidak berguna, seharusnya kau mati saja." "Aku sangat sial karena memiliki anak sepertimu. Akan lebih baik kalau kau tidak pernah lahir." Yah. Itu hanya sedikit dari makian yang selalu dilontarkan ayahnya. Andai saja sebelum dilahirkan, ia ditanya oleh pencipta apakah dia ingin lahir atau tidak maka dia tidak akan pernah ingin. Andai dia bisa memilih dari mana ia ingin lahir, ia tidak akan memilih orang tuanya. Tidak akan pernah. Bugh ... bugh ... bugh Pria itu terus memukul dan menendangnya bahkan saat tubuhnya telah berdarah-darah, pria itu tidak peduli. Sekalipun ia pingsan, sekarat atau mati, pria itu juga tidak akan peduli. Bahkan pria itu akan sangat bahagia karena anak yang selalu ia anggap sampah sudah tidak ada. Apa salahku? Setelah disiksa habis-habisan ia akan meringkuk sambil menangis di bawah tempat tidur. Tubuhnya sakit tapi hatinya lebih sakit. Kenapa? Kenapa? Kenapa?!!! Ia ingin menjerit dan berteriak sekerasnya. Jika saja ibunya datang dan memberinya pelukan mungkin rasa sakitnya akan berkurang tapi lupakan saja. Wanita itu bahkan tidak mau menyentuhnya. Meskipun tidak ikut menyiksa tapi wanita itu selalu dingin dan bersikap tak acuh. "Naara ...." Sebuah tangan terulur untuknya. "Kakak ...." Ia mengangkat kepalanya dan melihat seseorang tersenyum hangat dan menatapnya penuh kasih. Satu-satunya orang yang ia miliki adalah Isura, kakaknya. Isura menariknya keluar dari kegelapan dan memberikan sebuah pelukan. Baginya, pelukan Isura adalah surga. Dimana dia bisa merasa tenang, damai dan melupakan rasa sakitnya. Walaupun cara kedua orang tua mereka memperlakukan mereka berbanding terbalik, mereka tetap saling menyayangi. Baginya Isura adalah segalanya namun lagi-lagi takdir bersikap tidak adil. Suatu malam insiden itu terjadi, insiden di mana ia kehilangan segalanya. "Na-Naara ... berjanjilah untuk tetap hidup ...." Isura meregang nyawa sesaat setelah menerima serangan mematikan ayah mereka yang ditujukan kepadanya. "Ka-kak ... hiks ... hiks ...." Sejak malam itu, ia menjadi orang yang kosong dan sangat hampa. Tidak ada yang tersisa dalam hatinya selain ambisi kuat untuk balas dendam kepada ayahnya. Lalu ... apakah dia akan berhasil? Apakah dia akan tetap pada jalan balas dendamnya meskipun penulis sudah mengirim seorang gadis yang akan mengeluarkannya dari kegelapan juga membuat hatinya terisi oleh perasaan-perasaan yang pernah ia lupakan? Apakah dia tetap ingin membenamkan dirinya dalam kegelapan yang hampa meskipun sang penulis sudah mengirim orang-orang yang menganggapnya teman dan menghargai keberadaannya? Entahlah. Tidak ada yang tahu bahkan penulisnya sendiri juga tidak tahu. Karena itu mari kita serahkan semua pada semesta.

タグ
4 タグ
Chapter 1Prolog

Di tengah badai yang mencekam, seekor monster setinggi dua puluh kaki mengamuk dan berusaha mengehancurkan segel berlapis yang mengurungnya dalam sinar biru berbentuk kurungan jeruji.

Aumannya menggema di seluruh penjuru pulau dan melongsorkan gunung-gunung salju di sekitarnya. Setiap kali ia berusaha menerobos kurungan tersebut maka ia akan mendapat luka sebelum akhirnya terpental ke belakang.

Mata putih besarnya menatap benci pada seorang pria tua yang berdiri beberapa meter di depan kakinya. Tubuh pria tersebut diselubungi sinar berwarna serupa dengan kurungan, mata kiri pria itu mengatup dan mengalirkan darah yang merembes ke pipinya.

"Mengendalikan atau dikendalikan, pilihan ada di tanganmu." Perlahan pria itu mengatupkan kedua tangannya, membuat mata putih yang melihatnya melebar.

Dengan cepat monster tersebut menunjukkan kepanikan yang membuatnya kembali berusaha menerobos keluar tapi sia-sia.

"Tenanglah, Seimon!" ucap pria berambut panjang seputih salju itu sedetik sebelum kedua tangannya mengatup sempurna. Entah apa yang ia lakukan, mendadak monster di depannya menyusut bersama kurungannya. Saat menyusut monster itu tidak henti-hentinya menatap benci sampai wujudnya berubah menjadi seorang pemuda berambut merah yang tubuhnya dipenuhi luka. Selama beberapa detik pemuda itu diselimuti sinar biru dari kurungan, dilihat dari dekat sinar tersebut membentuk pola abstrak yang secara perlahan pudar dan menghilang bersamaan dengan semua badai.

"Tugasku sudah selesai."

Ukhuk!

Pria berambut putih itu memuntahkan banyak sekali darah dan ambruk dengan napas tersengal-sengal, sinar biru yang menyelubunginya sejak tadi pun sudah menghilang. "Aku ... ahk!" Lagi-lagi Ia memuntahkan darah.

Setelah diam beberapa detik, ia mulai berdiri dan melihat pemuda yang terbaring tidak sadarkan diri beberapa meter di depannya. Dengan tenaga terakhir yang tersisa ia mulai melangkah dan berjalan zig-zag menghampiri pemuda tersebut.

Bayangannya menerpa wajah pemuda itu saat ia berdiri di dekatnya. "Naara ...." Ia kembali berlutut seraya mengeluarkan kapsul merah dan memasukkannya ke mulut pemuda yang ia panggil Naara. "Aku hanya bisa membantumu sampai di sini, setelah kematianku kau akan hidup sebagai buronan. Kalau saja kau bisa melupakan ambisi balas dendammu terhadap ayahmu, ini tidak akan terjadi tapi sudahlah. Suatu hari nanti kau akan tau betapa aku sangat menyayangimu. Naara, kau adalah ...." Ia jatuh tersungkur. "Murid ... favoritku ...." Matanya terpejam dan ia mengembuskan napas terakhir dengan wajah tersenyum. Angin berhembus menurunkan salju secara perlahan dan menutup rapat kisah yang terjadi hari ini dan akan kembali muncul setelah waktu yang ditentukan itu tiba.

あなたも好きかも

Separated Of Sera

sera terbangun dari tidur dan mendapati dirinya tengah berada diantara lautan manusia yang berjalan lurus tanpa alas kaki, diatas tanah lapang gersang yang tandus, tanpa ada tumbuhan ataupun bangunan disekelilingnya. dia merasa aneh pada hal yang ia lihat saat ini. segala macam bentuk pertanyaan muncul diotak kecilnya. apa aku sedang berada dibumi bagian lain? apa ada kejadian mengerikan sehingga bumi berbentuk gersang seperti ini? sera sangat ingin bertanya pada orang orang yang berjalan melintasi dirinya. namun, wajah orang orang tersebut tidak tampak ramah sehingga sera mengurunkan niatnya. matahari terasa sangat menyengat hingga sera merasa terbakar. peluh sudah membasahi wajahnya namun dia mengernyit aneh ketika orang orang yang bahkan memaki pakaian tipis seperti selendang yang dililit berjalan seperti biasa tanpa merasa terusik dengan matahari yang menyengat kulit. suara dengungan besar mendadak terdengar diikuti guncangan kecil yang membuat sera panik. belum habis keterkejutannya dan rasa bingung yang belum terjawab. sera kembali dikejutkan dengan suara besar yang mendominasi tempatnya kini berpijak. "selamat datang murid angkatan baru. silahkan berjalan lurus dan tetap mengikuti garis. pengelompokkan akan terus berjalan hingga kalian semua terdaftar. sekian" dan alangkah terkejutnya sera ketika ia menunduk dan melihat tanah gersang tadi mendadak menggeluarkan garis hijau bercahaya. serta dirinya yang tak memakai alas kaki dan berpakain sama dengan orang orang yang tengah berjalan lurus satu arah kedepan.

Alfaamerta_ · 幻想
5.0
12 Chs
目次
1

レビュー結果

  • 総合レビュー
  • テキストの品質
  • リリース頻度安定性
  • ストーリー展開
  • キャラクターデザイン
  • 世界観設定
レビュー
いいね
最新

応援