Riana sedang menggambar di papan tulis ketika ada salah satu muridnya berteriak.
"Miss. riana!! Olivia sakit, katanya dia pusing."
Pandangan Riana langsung tertuju pada tubuh mungil yang meletakkan kepalanya di atas meja. kemudian Riana berjalan mendekati Olivia.
"Olivia, kamu kenapa sayang?" Riana memegang kening Olivia, panas.
"Kamu sakit, saya antar pulang ya."
Olivia mengangguk, Riana mengendong tubuh mungil Olivia, masuk ke ruang guru untuk berpamitan dan meminta tolong agar temannya menjaga murid-muridnya yang masih ada dikelas.
"Miss. Riana.."
"Ya."
"Boleh aku bertanya sesuatu?"
"Tentu saja."
"Apa Miss Riana punya pacar?"
Mendengar pertanyaan dari Olivia, Riana menghentikan langkahnya.
"Kenapa kamu bertanya seperti itu?"
"Karena aku ingin Miss Riana menjadi Mommyku."
Riana tersenyum, mungkin ini karena Olivia tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu pikirnya. Riana melanjutkan langkahnya menuju rumah Olivia. Akhirnya kini mereka telah sampai di rumah Olivia.
"Assalamualaikum."
"waalaikumsalam."
"Miss Riana, Olivia kenapa?"
"Olivia sakit, badannya panas, jadi saya antar dia pulang."
"Trimakasih Miss Riana, tolong bawa Olivia ke kamarnya."
kemudian Riana membawa Olivia ke kamarnya, dia merebahkan tubuh mungil Olivia di ranjang, melepas sepatunya dan memakaikan selimut.
"trimakasih Miss Riana." Kata Olivia
"Maaf Miss Riana, saya jadi merepotkan anda."
"Tidak merepotkan saya nyonya Maria, ini sudah kewajiban saya sebagai guru."
"Miss Riana." Panggil Olivia
"Ya sayang."
"Apa Miss Riana mau menjadi Mommyku?"
Riana bingung mau menjawab apa, dia melirik ke arah nyonya Maria yang juga sama halnya bingung mendengar ucapan Olivia.
"Olivia, minum obat dulu ya sayang biar kamu cepat sembuh."
"Iya nanny."
"Miss Riana jangan pergi ya, temani olivia."
"Tapi Miss Riana harus kembali ke sekolah sayang."
"Tapi nanti pulang sekolah Miss Riana kesini ya."
"Inshaallah, ya sayang semoga tidak ada pekerjaan lain."
"Baiklah."
"Olivia, ini obatnya sayang."
"trimakasih nanny."
"Sekaraang kamu tidur ya, biar cepat sembuh."
Riana dan nyonya Maria keluar dari kamar Olivia.
"Nyonya Maria saya permisi, saya harus kembali ke sekolah."
"Baiklah Nona Riana, Trimakasih sudah menolong Olivia."
"Sama-sama NyonyaMaria,Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Riana berjalan kembali ke sekolah, teringat ucapan Olivia yang memintanya untuk menjadi Mommy, anak itu benar-benar rindu sosok ibu. Ponsel didalam saku Riana bergetar, tandanya ada panggilan masuk.
"Assalamualaikum, Rom."
"Waalaikumsalam, Riana."
"Kamu sedang sibuk?"
"Tidak, aku baru saja mengantar siswaku yang sakit pulang ke rumahnya."
"Oh begitu, minggu depan aku ada pekerjaan di jakarta, boleh aku mampir ke tempatmu?"
"Tentu saja, nanti aku akan memberikan alamatnya."
"Baiklah, kamu hati-hati, jangan sampai telat makan."
"Ya, trimakasih."
"Assalamualaikum, riana."
"waalaikumsalam."
Riana sampai di sekolah, dan melanjutkan aktifitasnya mengajar.
---------------------------
Riana merebahkan dirinya di atas ranjang, membaca buku kesukaannya dan mencatat hal yang menurutnya penting. sedang asik membaca buku, nada pesan dari ponselnya terdengar.
[Assalamualaikum Miss. Riana, Trimakasih telah membantu Olivia.]
[waalaikumsalam, sama-sama Pak Hakkim, itu sudah kewajiban saya.]
[kapan-kapan jika ada waktu apa kita bisa pergi makan siang bersama dengan Olivia, dia pasti akan senang]
[Baiklah.]
[Oke trimakasih Miss Riana]
Riana tersenyum membaca pesan dari Hakkim, ada rasa berdebar ketika bersamanya, sebuah rasa yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Apa benar kata Aisyah, kalau dia akan jatuh cinta pada Hakkim? seorang single daddy yang tampan dan berwibawa.
___________________
Seperti yang sudah dia sampaikan pada Riana seminggu yang lalu, bahwa dirinya akan datang ke Jakarta dan menemuinya. Romi keluar dari kamar hotel tempat dirinya menginap, sudah dua hari di jakarta tapi kesibukannya yang padat memaksa dirinya untuk menunda pertemuannya dengan Riana, wanita yang dicintainya. dan hari ini mereka telah berjanji untuk bertemu, Romi akan berkunjung ke rumah Riana, namun sebelum itu dia akan pergi ke mall untuk memberi hadiah untuk Riana.
Dan disinilah dia sekarang, di pusat perbelanjaan yang besar di jakarta, masuk dari toko satu ke toko yang lain, dia tidak pernah memberi kado pada perempuan sebelumnya, satu-satunya wanita yang dia cintai dari dulu hingga sekarang adalah Riana, namun dia tak tahu apakah riana juga mencintainya atau tidak. satu jalan keberuntungan untuk dia mendapatkan riana adalah dengan perjodohan.
Romi memandang barang-barang disekelilingnya, dia bingung ingin membeli apa untuk riana, kemudian matanya tertuju pada sebuah kerudung cantik berwarna biru, tapi ketika hendak mengambilnya, ternyata ada tangan lain yang juga akan mengambil kerudung itu.
"Hai adik kecil apa kau menginginkan ini?"
"Hai paman, apa paman juga menginginkannya?"
"Ya, aku ingin memberikannya pada calon istriku."
"aku ingin membelikannya untuk calon mommyku."
"Apa calon mommymu cantik?"
"Tidak hanya cantik tapi juga baik."
"Tapi pasti lebih cantik Calon istri paman dari pada calon mommymu."
"Tidak, calon mommy ku lebih cantik dan kerudung ini sangat cocok untuk dia."
Mendengar anak kecilnya sedang berbicara pada seseorang, Hakkim segera menemui putrinya itu.
"Ada apa sayang?"
"Ini Daddy, paman ini juga menginginkan kerudung ini padahal ini kan untuk calon mommyku."
"Oh, maaf tuan, tolong maafkan anak saya."
"Oh, tidak apa-apa putri anda sangat manis, sepertinya dia sangata menyayangi calon mommynya."
"Ya, anda benar, dia sangat ingin memiliki seorang mommy."
"Kalau begitu ini untukmu saja gadis kecil."
"Benarkah paman?"
"Tentu saja."
"Trimakasih tuan__" hakkim menjeda ucapannya.
"Romi."
"Trimakasih tuan Romi, saya Hakkim dan ini anak saya Olivia senang bisa berkenalan dengan anda."
"Calon istri anda adalah wanita beruntung mendapatkan anda yang baik,"
" dan juga keren." Olivia melanjutkan ucapan daddynya.
"Baiklah kalau begitu, kami permisi dulu tuan romi, semoga lain waktu kita bisa bertemu lagi."
"semoga saja."
"Oh ya Olivia apa paman bisa minta tolong padamu?"
"MInta tolong apa paman?"
"Kira-kira apa yang harus paman berikan pada calon istri paman?"
"Bunga pasti dia suka."
"Wow, ide yang sangat bagus. Baiklah kalau begitu terimakasih."
"OKe paman, bye"
"Bye cantik."
Sekarang Romi tak perlu bingung lagi untuk memberikan sesuatu pada Riana, ide yang diberikan oleh Olivia sangat luar biasa, tanpa berpikir lebih lama, romi langsung pergi le gerai yang menyediakan berbagai jenis bunga.
seikat bunga mawar merah sudah ada di tangannya, kini ia akan pergi menemui pujaan hatinya. romi sudah tidak sabar menemui Riana, jadi setelah mendapatkan apa yang dia butuhkan dia langsung memesan taksi dan meluncur ke alamat yang sudah diberikan oleh Riana.