Perkenalkan nama ku Joy Anata Putri, aku anak ke 2 dari 4 bersaudara, aku anak perempuan satu-satunya dari Mama dan Papa, aku memiliki saudara laki-laki yang sangat baik dan menyayangiku , kami hidup di keluarga yang sederhana, walaupun begitu kami sebagai anak tidak pernah mengeluh apapun kepada kedua orang tua kami.
Aku masih berumur 18 tahun, dan aku masih duduk di bangku kelas 3 SMA, Kedua adik ku masih kelas 3 SMP, sementara kakak laki-laki ku sudah lulus 1 tahun yang lalu,kakak pertamaku tidak melanjutkan sekolah nya di perguruan tinggi karena kedua orang tuaku tidak sanggup membiayainnya,akan tetapi kakak ku tidak pengaguran ia bekerja di sebuah bengkel motor yang berada di dekat rumah.
"Ma, kak Aman sama adik-adik ku di mana ma? " Aku menghampiri mama yang sedang memasak didapur dan bertanya kepada mama soalnya sedari tadi aku tidak melihat mereka di mana pun.
"Coba kamu lihat di halaman belakang sayang,"jawab mama ku tanpa menatapku.
"Baik lah ma"aku hendak meninggal kan mama, tapi belum selangkah mama kembali memanggil ku.
"Sayang, nanti malam ada yang ingin mama bicarakan, jadi jangan kemana-mana ya sayang"ucap mama dengan nada serius Membuat aku sedikit khawatir,soalnya mama sangat jarang menampilkan wajah seriusnya kepada kami anak-anaknya.
"Baik ma" jawab ku lalu meninggalkan mama, dan berlari kehalaman belakang ingin menemui kakak dan kedua adik ku.
***
Malam pun tiba, kami sekeluarga sudah duduk di meja makan,dan menikamati makan malam yang disajikan oleh mama,kami hanya memakan makanan sederhana pada umumnya seperti tahu goreng sambal di campur udang merah,dan tidak lupa nasi putih dan tumis kangkung.
Saat selesai makan dan hendak meminum air putih yang berada diatas meja, tiba-tiba mama berbicara yang membuat aku, adik dan kakak ku terkejut atas ucapan mama yang tiba-tiba,untung saja aku belum meminum air putih yang saat ini ada ditangan ku,jika tidak aku yakin pasti setelah mendengar ucapan mama aku pasti mengeluarkan air minum tersebut kembali dari mulut ku.
"Joy, kamu akan ikut kerumah paman mu ke New York besok, kamu akan tinggal disana untuk menemani bibi mu Santi" Ucap mama to the point akan tetapi ada getaran tidak rela di dalam nada bicara mama.
"Aku tidak mau ma, aku tidak mau meninggalkan keluarga ku dan apa alasan aku harus ikut dengan paman Jaya ke Amerika " Ucap ku tidak suka dengan keputusan Mama.
"Sayang, mama tau tapi kamu kan sangat tau anak dari paman Jaya baru saja meninggal, dan karena meninggalnya anak paman dan bibimu mengakibatkan bibi mu jadi sakit dan tidak semangat hidup, dan atas permintaan bibi mu langsung dia ingin kamu menjadi putri pengganti anaknya yang sudah meninggal sayang"jelas mama kepada ku.
"Tapi mama kenapa harus joy, apa mama tidak sayang sama joy lagi, kenapa tidak yang lain saja ma"ucap ku mulai kesal dan aku yakin mata ku sudah berkaca-kaca saat ini,aku juga bisa melihat mata mama yang ingin mengeluarkan air matanya.
"Tapi bibi kamu sangat menyayangi kamu joy, dan kamu tau sendiri sebelum bibi mu memiliki anak, bibi mu sudah menganggapmu seperti anaknya dan keputusan mama sama papa sudah bulat kamu akan ikut pamanmu besok, semuanya sudah di urus paman mu, termasuk pendidikan mu disana"
"Pa.. "Aku merengek kepada papa ku berharap papa membantu ku tapi papa malah megatakan hal yang membuat ku kecewa.
"Ikuti saja apa kata mama mu sayang, lagi pula kamu bisa sekolah di luar negri" Ucap papa
"Persiapkan semua barangmu yang akan kamu bawa nanti" seru mama joy
Aku menatap sedih kearah ketiga saudara laki-lakiku, mereka juga menatapku dengan raut wajah sedih. Aku tau sebenarnya mereka tidak rela aku pergi akan tetapi kedua orang tua ku terpaksa karena mereka ingin aku sekolah di sekolah yang lebih baik, mengingat kedua orang tua ku tidak mampu membiayai sekolahku nanti jika aku lulus dari SMA.
"Ya sudah terserahhh kaliannn saja" ucap ku kesal dan berlari ke kamar ku, sedangkan saudara laki-laki ku hanya bisa pasrah tak berani berkomentar karena takut nanti papa akan marah.
"Apa keputusan kita sudah tepat, pa" ucap mama joy sedih menatap kepergian putrinya.
"Iya ma, keputusan kita sudah tepat. Jika putri kita bersama jaya, masa depannya pasti akan terjamin" jawab papa joy.
"Pa, ma, kenapa kalian tidak memberitahu pada ku. Kenapa kalian membuat keputusan sesuka kalian" seru Aman memberanikan diri menyuarakan pendapatnya.
"Dengar Aman, papa dan mama melakukan ini demi masa depan adik perempuan mu satu-satunya. Mama sama papa sebernanya tidak rela jika adikmu pergi jauh dari kita, tapi keadaan lah yang memaksa" Jawab mama Joy menatap anak pertamanya.
"Baiklah ma,semoga keputusan mama dan papa tepat" setelah mengatakan hal itu,Aman dan kedua adiknya meninggalkan meja makan dan masuk kekamar mereka masing-masing.
Di sisi lain. Joy menangis dalam diam diatas tempat tidurnya karena keputusan kedua orang tuanya yang menyuruh joy tinggal bersama paman nya di luar negeri dan meninggalkan semua yang ada di dekatnya.
"Hiks...hiks...apa mama sama papa tidak menyayangiku lagi, aku merasa seperti anak tiri yang akan di buang oleh kedua orang tua angkatnya" gumam joy sambil menangis sesenggukan.
Joy bangun dari tempat tidurnya lalu mengahapus air matanya yang membasahi pipinya,dan ia mulai memasukkan baju dan barang-barang yang akan ia bawa nanti,joy memegang foto keluarganya dan memeluknya lalu memasukkan kedalam tasnya,dan joy juga memasukkan beberapa foto saat bersama teman-temannya kedalam tas.
Setelah selesai, Joy merebahkan tubuhnya diatas kasur nya dan menatap langit-langit kamarnya, ia pasti akan merindukan kamar kecilnya ini. Walaupun kecil, kamar yang sudah ia tempati selama 18 tahun terakhir ini sangat nyaman untuk ia tiduri,joy mulai memejamkan matanya dan kegelapan mulai menguasainya.