webnovel

Terasa Semakin dekat (part 2)

Sejak aku dan kak Ardha sering berangkat dan pulang bersama sepertinya sikap beberapa siswa perempuan di sekolah seperti memusuhiku. Walaupun mereka hanya berkasak-kusuk di belakangku tapi aku merasa tidak nyaman. Mungkin karena kak Ardha adalah idola di sekolah ini jadi mereka tidak menyukai kedekatanku dengan kak Ardha.Tapi aku tidak ingin terlarut dalam sikap mereka toh aku gak mengganggu hidup mereka juga. Yang sekarang terus menjadi pemikiranku tentang kejadian tempo hari siapakah gadis itu?

Hari ini suasana kelas terasa ramai sekali sejak pagi ya mungkin karena para guru sedang rapat hari ini banyak siswa yang berkeliaran di depan kelas. Aku terhanyut dalam pemikiranku dalam diam.

"Ver daritadi nglamun aja emang ada apaain sich,?"

Echa yang tiba-tiba muncul entah darimana sempat membuyarkan lamunanku.

" Hem... gak papa cha cuma lagi ngantuk jja,!!" jawabku asal-asalan saja.

" Ngantuk apa ngantuk nich..,??"

tanya Echa sembari menggodaku,

" Ngantuk cha nich liat muka gue udah kucel banget, yuk cari angin ke kantin biar seger muka ini!!".

Kutarik lengan Echa dengan segera. Kami berdua berjalan ke kantin sembari bercanda-canda tidak sengaja aku menyenggol seorang siswa perempuan yang juga sedang berjalan berpapasan dengan kami. Aku segera meminta maaf pada gadis itu, dia tersenyum

" iya gak papa". jawabnya lirih

Tak kusangka di sekolah ini ada gadis yang secantik itu, bertubuh langsing dan tinggi, perpaduan wajah yang sangat pas sekali. Dia berbicara dengan suara yang sangat lembut sangat ramah. Betapa kagum aku melihat gadis itu. Tapi tak kusangka teman dari gadis itu tiba-tiba membentakku,

" Eh lo ya jalan yang bener. belum puas lo ngerebut pacar citra sekarang masih berani dorong Citra,!!"

Aku yang mendengar tuduhan itu merasa tersinggung sekaligus bingung karena aku tidak pernah merasa merebut seseorang. Banyak mata memandang kearahku.

" Maaf kak aku juga gak sengaja juga nabrak kakak itu. Trus maksud kakak ngrebut pacar maksudnya apa,?"

teman gadis yang tidak sengaja kusenggol hampir saja mendorongku tapi di tepis oleh Echa dan kak Citra itu.

Hampir saja Echa yang bertengkar dengan siswa perempuan itu karena berusaha membelaku tapi aku segera menarik Echa pergi agar tidak terjadi keributan dan menarik perhatian lebih banyak siswa.

Aku dan Echa berjalan pergi meninggalkan mereka yang terus memandang kami.Tetapi di benakku sepertinya aku pernah melihat gadis itu. Sampai di kantin aku dan Echa mulai memesan dan menikmati makanan kami. Tapi Echa masih kesal dengan kejadian barusan itu. Sementara aku masih kebingungan dengan kata-kata gadis itu tadi. Aku ingat, aku pernah melihat gadis itu ya benar dia gadis yang beberapa hari yang lalu bersama dengan Zein dan Devan. Aku mencoba bertanya pada Echa tentang siapa gadis itu karena rasa penasaranku yang tiba-tiba muncul lagi.

" Eh Cha itu anak kelas berapa ya cewek yang gak sengaja kita tabrak tadi,?"

" Yang tadi itu?"

Aku mengangguk dengan rasa penasaran diwajahku,

" Dia itu kakak kelas kita namanya kak Citra. Karena dia terkenal cantik, pinter dan kaya banyak cewek yang mau berteman sama dia.Dia itu satu kelas sama kak Ardha. Dan lo tahu kenapa temennya kak Citra bisa bilang kayak gitu sama lo,?"

Dengan polosnya aku mengegeleng dan merasa tidak mengerti tentang kata-kata mereka tadi,

" Ya ampun Echa, Dia itu mantan cewek kak Ardha, gue kira lo berani jalan sama kak Ardha karena lo udah tau mantannya nona perfecy di sekolah ini!!"

aku semakin kebingungan mendengar penjelasan Echa.

" Gue pernah cerita kan soal cewek yang buat kak Ardha masuk sekolah ini. Ya itu Kak Citra, mereka udah pacaran sejak SMP dan mereka baru putus lo tau gosipnya mereka putus karena kak Citra selingkuh dari kak Ardha," Aku semakin bingung mendengar tentang penjelasan Echa.

" Ha mantan pacar?? mantan kak Citra itu kak Ardha,?".

Echa mengangguk mengiyakan pertanyaanku sembari meneruskan makannya.

" Dan lo tahu sejak lo dateng n pulang bareng kak Ardha semua temen cewek Kak Citra ngira lo penyebab mereka berdua putus padahal merka juga tau kalo kak Citra yang salah tapi miss perfect gak bakalan disalahkan,!! Gue kira lo udah denger cerita tentang ini, makanya berani jalan sama kak Ardha".

Betapa kaget aku mendengar cerita Echa karena aku tidak mengira ada kejadian seperti ini tentangku dan kak Ardha.

Aku terus memikirkan cerita Echa sewaktu istirahat tadi, kenapa aku baru tahu semua ini tapi kenapa aku yang dipersalahkan.

Bel pulang sekolah pun berbunyi aku dan Echa berjalan bersama untuk segera keluar meninggalkan sekolah . Tiba-tiba motor kak Ardha berhenti tepat di depanku

" Cha yuk bareng,"

" Maaf kak kayaknya hari ini aku mau kerja kelompok sama Echa."

Aku mencubit pinggang Echa agar mengiyakan kebohonganku ini. Kak Ardha terlihat kecewa tapi Echa malah tidak mau membantu kebohonganku. Echa menyanggah kata-kataku dan memilih berlari meninggalkanku dan kak Ardha, akhirnya naiklah aku ke motor kak Ardha.

Aku merasa gak nyaman setelah tahu sedikit kebenaran tadi.

" Kamu kok tumben diem aja ver,?" tanya kak Ardha dengan lembut kepadaku.

" Gak papa kak cuma lagi gak enak aja,!!"

" Kamu lagi sakit,? atau aku bikin kamu gak nyaman" nada suara kak Ardha terdengar sedih.

Mendengar nada kak Ardha yang sedih aku segera menyangkalnya.

" Enggak kok kak. Aku seneng ketemu n bisa barengan sama kakak. Sebenernya aku pengen tanya sesuatu sama kak Ardha boleh gak,?"

Kak Ardha sepertinya sedikit bingung dengan perkataanku,

" Tanya apa cha,,?"

Aku mimikirkan kata-kata yang pas untuk pertanyaanku, tanpa kusadari kak Ardha berhenti di sebuah taman kecil. Dia kemudian memandangiku, aku menjadi salah tingkah dengan sikapnya ini.

Kuberanikan diriku bertanya,

" Kak Citra itu pacar kak Ardha,? ada gosip kalo aku buat kalian putus ,?"

Kak Ardha diam sejenak dan menghela nafasnya,

" Ok aku jelasin, Citra n aku emang pernah bareng, tapi kita udah putus sebelum aku kenal kamu, jadi gak ada hubungannya sama kamu.!!"

Kak Ardha memegang tanganku betapa kagetnya jantungku berdegup semakin kencang. Memang dia tidak berbicara satu katapun lagi tapi aku merasakan perasaan yang sangat dekat. Sikapnya ini membuat diriku sedikit lebih tenang walaupun siswa lain berkata apa setidaknya diriku yang tahu bahwa diriku tidak melakukan sebuah kesalahan.

Aku tidak bertanya lebih dalam lagi mungkin cukup ini saja yang perlu aku tau.

Aku tidak ingin mencampuri urusannya lebih dalam lagi toh aku bukan siapa-siapa, hanya teman...

Semoga kalian suka dengan tulisanku.

mohon maaf karena kemarin gak up karena ada pemadaman listrik yang lumayan lama.

jangan lupa vote dan komentarnya...

Terima kasih...

lee_zarscreators' thoughts