webnovel

Chapter 7

Darah..

Darah...

Dan darah..

Sejauh mata memandang.. aku bisa melihat beberapa organ tubuh berserakan layaknya daun yang berguguran di musim gugur.

Kenapa kejadian seperti ini terjadi?

Mari kita mundur ke kejadian sebelumnya.

Saat itu, aku terlalu bersemangat untuk mencari blacksmith yang mampu membuat senjata yang telah ku rancang. Perpaduan antara sihir dan teknologi dunia luar yang luar biasa. Sebuah senjata bertipe Rocket Propelled Grenade generasi pertama yang ada di dunia ini. Menggunakan basis rancangan dari Panzerfaust 3.

Melihat rancangan cetak biru senjata ini, Mercedes sangat tertarik dengan rancangan itu. bahkan ia merebut paksa cetak biru yang ku bawa dan mempelajarinya. Sebuah pertanyaan mulai bermunculan dan itu terlihat sangat jelas di wajahnya.

"Master!" aku bisa mendengar nada semangatnya.

"Apa ini?!" tanya Mercedes.

"Sebuah senjata, memangnya kenapa?" jawab ku.

Aku bisa melihat pipinya yang mengembang setelah mendengar jawabanku.

"Master, seriuslah sedikit! Bagaimana mungkin ini sebuah senjata jika berisi barisan penuh angka dan huruf ini!"

Yang Mercedes maksud adalah reaksi kimia untuk menciptakan ledakan. Ini pertama kalinya aku merancang senjata yang aneh di mata Elf. Padahal senjata ini cukup menyakitkan di dunia yang entah ada dimana itu.

Bahkan ledakan yang diciptakan mampu menghancurkan kereta kuda yang terbuat dari besi.

Chiyuki yang melihat kedekatan kami sedikit cemberut. Ia lalu melekat erat dalam pelukan ku.

"Onii-sama.." ucapnya dengan lirih.

Tidak mungkin aku menghiraukan Chiyuki dalam kondisi seperti ini. Jadi, aku dengan cepat mengajaknya berjalan-jalan sembari mencari blacksmith yang mampu membuat komponen senjata ini.

Singkat cerita, kami bertiga bergegas menuju Ibukota Kerajaan Flora. Kereta kuda yang memakai simbol keluarga Duke of Flora sedikit menarik perhatian, terutama saat berada di kawasan pandai besi.

Satu per satu, kami memeriksa pandai besi yang tersedia. Ibukota ini memang sangat ramai dengan toko-toko yang tidak berguna. Harapan ku untuk menemukan blacksmith yang berguna sangat kecil disini.

Hingga sebuah toko blacksmith yang penuh dengan armor rusak menarik perhatian ku.

Aku memutuskan untuk memasukinya. Di dalamnya terdapat suara aneh dan pukulan palu yang menghantam besi. Aku segera mencari sumber suara itu.

"Hooo? Seorang pelanggan? Dari pakaiannya terlihat seorang bangsawan. Maaf kan aku sebelumnya tapi aku sedang menyelesaikan pesanan terakhir. Jika ada pesanan barang yang ingin di perbaiki, kalian bisa kembali esok hari."

Mercedes menarik lengan ku.

"Master, dia beranggapan kau bangsawan yang merepotkan dan akan menggunakan bakat crafter miliknya untuk membuat armor tanpa batas." Ucap Mercedes.

"Benar kah? Well.. jika seperti itu berarti ada bangsawan yang datang kepadanya dan melakukan itu." jawab ku.

Blacksmith yang mendengar perkataan kami menghentikan pekerjaanya.

"Maaf pelanggan, itu memang sering terjadi."

"Kalau begitu, aku ingin kau membuat ini." aku menyerahkan rancangan kertas biru Panzerfaust 3.

"Memang pedang emas apa lagi yang kalian ingin kan.." celetuhnya.

Ia menerima rancangan kertas biru senjata milik ku dan tertegun melihat isinya.

"Apa-apaan ini??" ia sedikit terbelalak melihat isi di dalamnya.

"Senjata apa ini?" tanya blacksmith itu.

"Hanya mainan anak kecil, apa kau bisa membuatnya sepuluh buah?"

"Well, dengan sihir ku yang saat ini dan jumlah material yang tersisa mungkin bisa selesai dalam waktu sepuluh menit. Ini pertama kalinya aku menerima pesanan selain membuat pedang dari emas."

"Baguslah.. buat sekarang itu juga" aku lalu menyerahkan sekantung koin emas kepadanya.

"Tunggu sebentar.." ia lalu pergi meninggalkan kami.

Setelah beberapa lama menunggu, dia datang dari balik ruangan materialnya dan membawa pesanan ku.

"Ini pelanggan.. semuanya ada sepuluh buah."

Blacksmith itu menyerahkan Panzerfaust 3 yang berjumlah sepuluh buah lengkap dengan amunisi yang telah melekat di badan senjatanya.

"Terima kasih atas kerja keras mu" setelah mengucapkan kalimat itu, kami langsung bergegas pulang.

Tujuan utama ku untuk membuat senjata ini telah selesai. Namun, sesuatu terjadi saat perjalanan pulang.

Seekor monster naga menghadang kami di tengah perjalanan.

Chiyuki dan Mercedes yang panik hanya bisa terdiam. Dengan munculnya monster ini, uji coba makhluk hidup dapat di lakukan!

Aku sangat bersyukur ada monster yang menghadang kami.

Mengambil satu Panzerfaust 3 yang baru saja di buat oleh salah satu blacksmith. Aku mulai mengarahkan senjata ku pada monster naga itu.

Membuka pintu kereka kuda dan menyuruh mereka menutup telinga.

"Kalian berdua, tutup telinga kalian dan pastikan kuda-kuda kita tidak panik saat mendengar ledakan" ucap ku,

"Ledakan??" balas Chiyuki dan Mercedes bersamaan.

Aku lalu melepas satu tembakan dan tepat mengarah pada kepala naga itu.

Suara keras dan angin kencang akibat ledakan mulai dirasakan. Hujan darah yang mengucur deras perlahan membasahi kereta kuda kami. Bau amis darah monster terasa sangat kental di hidung ku.

Kurasa..

Aku perlu menghitung jarak aman menggunakan senjata ini.

"Master!!!"

"Onii-sama!!!"

Mendengar teriakan Chiyuki dan Mercedes. Aku bergegas menatap mereka. Aku bisa melihat tatapan mata mereka dipenuhi oleh sinar dan tatapan mengenai, "Aku ingin mencobanya juga!".

Hampir saja aku lupa, saat ini ada dua gadis dengan gairah membunuh yang luar biasa disampingku.

[...]

"Hem~"

"Heeeem~"

"Heeeeeeeeem~"

"Naga kecil yang manis.."

"Naga kecil yang baik..."

"Lebih baik jadi naga bakar saja~"

Di perjalanan pulang kami, Chiyuki tampak bahagia setelah merengek meminta salah satu panzerfaust. Karena aku merasakan akan ada sesuatu yang merepotkan terjadi. Jadi, aku memberinya satu buah panzerfaust.

Dia tampak sangat bahagia. Aku bisa mengatakan itu setelah Chiyuki bersenandung dan membuat nyanyian aneh. Seperti anak kecil yang diberi permen manis. Bedanya, yang ku berikan adalah senjata berat dengan daya ledak tinggi.

Tiba-tiba saja, kereta kuda yang kami tumpangi berhenti. Menyadari adanya bahaya yang datang membuat ku secara refleks membawa panzerfaust di tangan ku.

"Em, Tuan Karl, sepertinya kita ada masalah" kata kusir kuda kami.

Yep, aku bisa mengerti masalah apa yang kami hadapi.

Di depan kami tampak segerombolan bandit membangun penghalang jalan. Bagaikan barikade yang dibangun oleh pasukan kerajaan.

Apa mereka tidak bisa melihat lambang keluarga Duke Flora yang tertera di kereta kuda kami?

Mencari masalah dengan dua orang gila di samping ku ini bukanlah pilihan yang bijak. Seharusnya kalian paham!

"Apa yang harus kita lakukan, Tuan Karl?" tanya kusir kami.

"Well, terobos mereka!" perintah ku.

"Tapi bagaimana?"

Belum sempat aku menjelaskan rencana yang ada di kepala ku. Sebuah suara ledakan yang keras terdengar. Di samping ku, sebuah rambut yang ku kenal tengah tertiup angin.

Chiyuki dengan senyum manisnya menembakkan panzerfaust tepat di tengah barikade jalan itu.

"Suara ini..."

"Sangat indah!"

Oh! Tidak! Ini salah ku! Tanpa sengaja aku menciptakan ketertarikannya pada senjata-senjata ini.

"Onii-sama.." suara pelan Chiyuki terdengar di telinga ku.

Memasang wajah yang penuh belas kasih dan senyum kepuasan yang terlihat jelas di wajahnya, aku bisa merasakan kehancuran yang akan di alami bandit-bandit itu.

"Boleh sekali lagi?" tanya Chiyuki.

"Ekhem! Dengan segala hormat Chiyuki-sama.. bukan kah sekarang giliran ku?" tiba-tiba saja Mercedes masuk ke dalam masalah ini.

"Aku juga ingin mencoba meledakkan mereka!" lanjut Mercedes.

Jika saja mereka tidak melihat daya ledak senjata ini, apa nasib bandit-bandit ini akan berkata lain?

Untuk kalian bandit-bandit yang lucu, aku benar-benar minta maaf. Kalian akan mati sia-sia setelah ini.

"SUARA APA ITU!" seseorang dengan badan yang tegar dan kekar muncul di dari balik bayangan.

"Ketua!"

"Ketua telah datang!"

"Tamatlah riwayat kalian! Buhahahaha!!"

Eh? Syarat menjadi ketua bandit harus berbadan besar? Aku mengerti ukuran tubuh memiliki aura yang berbeda jika dibandingkan dengan tubuh ukuran kecil.

"Duke Flora, eh? Beruntung sekali kita. Setelah pensiun dari militer mereka kini mendapat anak-anak mereka. Kuhuhuhu!! Kalian sangat tidak beruntung Karl-sama dan Chiyuki-sama."

"Em, kau mengenal kami?" tanya ku.

"Tentu saja! Karena aku lah yang akan membu-!"

Tanpa adanya kata-kata lagi yang keluar. Aku yang sudah bosan mendengar ocehannya lalu menarik pelatuk panzerfaust yang ada di tangan ku.

Suara ledakan dan titik ledakan yang terjadi di tengah-tengah ketua bandit itu benar-benar menyenangkan!

Aku mengerti kenapa Chiyuki mulai menikmati sensasi ini.

Sebuah sensasi dimana kita melihat cipratan darah dan daging yang bagaikan kembang api di malam hari.

"Master, kau benar-benar tidak toleran untuk penjahat ya?" tanya Mercedes.

"Mau bagaimana lagi? Posisi kita sedang tertekan kan?" balas ku.

Kematian ketua mereka yang tiba-tiba itu membuat bandit-bandit yang tersisa panik. Aku bisa mendengar terikan bandit-bandit yang ketakutan setelah melihat ketua mereka meledak.

"Kurasa.. aku perlu kereta kuda dengan senjata kaliber besar di atasnya" gumam ku.

"EH?" mendengar gumam ku, Chiyuki dan Mercedes bertanya-tanya tentang ide yang ada di kepala ku.

"Kuh! Jika saja Master tidak melarang ku membaca pikirannya. Aku pasti tidak penasaran seperti ini!" ucap Mercedes.

Sedangkan Chiyuki menatap ku dengan tatapan bersinar seolah ingin menikmati senjata yang ku buat selanjutnya.

Ku harap.. mereka tidak menjadi monster hidup berselimut kulit manusia.

[...]