webnovel

Chapter 46

Kami sedikit berjalan-jalan kecil menyusuri Kuil Kerajaan Abzien, berdasarkan data yang dikirim oleh White Flower. Kuil Kerajaan Abzien memiliki satu ruangan khusus yang terkunci dan Saintess ada di dalamnya. White Flower bahkan memberi bukti foto untuk memperkuat informasi yang di dapatnya.

"Ruangan ini ternyata" tepat di depan ku terdapat pintu kayu sederhana.

Mercedes yang melihat pintu ini pun berdiri di depan ku. Ia memegang pintu kayu itu dan mengendus gagang pintunya.

"Begitu rupanya, Master Karl. Gagang pintu ini telah dilapisi racun khas bangsa Elf. Karena racun ini memiliki aroma khas yang berbau harum, kami sering menggunakannya untuk menjebak monster liar yang tergoda oleh bau harum."

"Apa ada penawar racunnya?" tanya ku.

"Sejauh ini hanya kakak ku yang pernah selamat dari racun ini. Dia meminum racun ini dan menciptakan penawarnya saat tubuhnya keracunan."

"Mercedes.. kakak mu ini terlalu gila untuk hidup di dunia ini."

"Dia memang seperti itu, Master Karl."

"Kalau begitu, ada kemungkinan racun yang sama ada di dalam. Untuk pencegahan seharusnya kita memakai masker tapi kita terlalu terburu-buru dan tidak membawanya."

"Tenang saja, Master Karl. Racun Elf memang mematikan namun racun itu hanya bereaksi ketika memasuki tubuh melalui luka fisik. Kakak ku menempatkan racun di gagang pintu ini untuk memastikan serangga tidak mendekati ruangan ini. Terkadang kami menggunakan racun ini sebagai penghalang serangga. Melihat kakak ku yang menempatkan di sela-sela pintu, dia tidak ingin ada serangga yang memasuki ruangan ini."

"Jujur saja, aku masih tidak yakin dengan racun yang digunakan sebagai penghalang serangga. Apalagi itu berasal dari bangsa Elf yang tidak ku pahami. Aku serahkan masalah ini kepada mu, Mercedes."

"Siap, Master Karl! Kalau begitu.. mohon bantuannya Chiyuki-sama.." mendengar namanya di panggil. Chiyuki mengayunkan pedangnya pada gagang pintu dan menghancurkan mekanisme penguncian nya.

Kenapa ini? rasanya pintu kayu itu sangat rapuh di hadapan pedang Chiyuki.

Pedang macam apa yang telah kami buat sih!

Siapa pun yang membuat pedang itu, aku hanya berharap untuk tidak menghadapi pedang buatan mu.

*Bruaaak!

Pintu ruangan pun terbuka secara paksa. Pemandangan di dalamnya membuat kami terkejut. Sosok tubuh Saintess yang terbaring di atas kasur hanya menyisakan daging busuk dan tulang yang terlihat menahan sisa-sisa kulit tubuhnya.

Bau busuk yang menyengat menghampiri kami, aku secara refleks berjalan mundur.

"Kalian harus berhati-hati! Dengan bau busuk ini, kita tidak tahu jika ada racun yang tercampur di dalamnya."

Ya, berhati-hati itu perlu karena musuh kami adalah Elf jenius yang menciptakan mayat hidup di tujuh kerajaan.

"Ugh! Kakak! Apa sih yang kau lakukan!" gerutu Mercedes. Sepertinya dia sangat marah dengan kelakuan kakaknya.

"Yang benar saja! Kau menyimpan mayat Saitness hanya untuk mengambil organ tubuhnya dan menjadikannya katalis untuk menggerakkan ratusan ribu mayat?" lanjut protes Mercedes.

Mercedes memeriksa isi ruangan, ia menemukan catatan kecil dengan bahasa Elf di dalamnya.

"Kau benar-benar gila, Kakak!" Mercedes meremas catatan kecil yang ia temukan.

"Master Karl, Kakak ku melakukan semua ini dengan satu alasan khusus. Dia dibayar seseorang untuk menciptakan keributan ini dan menggunakan mayat-mayat yang pernah Master Karl bunuh untuk menyerang wilayah kita."

"Biar ku tebak, Kerajaan Flora?" balas ku.

Mercedes hanya terdiam dan mengangguk.

"Well.. aku sudah memikirkan ini sebelumnya. Tidak mungkin mereka akan diam saja saat wilayah mereka kalah telak. Kondisi Kerajaan Flora telah membaik dan tiba-tiba terjadi musibah serangan mayat hidup, itu sedikit ironi karena pedang yang mereka persiapkan telah menyerang balik mereka. Sepertinya.. membiarkan mereka hidup adalah kesalahan besar."

Jauh di dalam hati ku, aku merasakan amarah yang luar biasa.

Aku ingin menghapus Kerajaan Flora tapi bagaimana dengan orang-orang yang tidak bersalah?

Sudah ku putuskan..

Untuk pertama kalinya, dunia ini akan merasakan serangan nuklir dan tercatat ke dalam sejarah umum.

"Mercedes.. Chiyuki.. kita kembali saat ini juga!" aku membulatkan tekad ku.

"Oh, bawa Saintess juga dan letakkan di altar utama!" mendengar perintah ku. Chiyuki dan Mercedes bergegas menyeret tubuh Saintess. Itu mungkin terlihat tidak sopan tapi apa yang akan ku lakukan selanjutnya akan melanggar batasan norma kesopanan.

Menghancurkan satu kerajaan dengan bom nuklir?

Sepertinya.. mau tidak mau.. aku harus meninggalkan sisi kemanusiaan ku.

Duri lama harus di hancurkan tanpa menciptakan duri baru.

Pada akhirnya, Kerajaan Flora yang meminta kehancurannya.

Kami bersiap-siap pergi meninggalkan Kuil ini dan menempatkan jasad Saintess di tengah altar kuil. Orang-orang yang menyaksikan kami pun bertanya-tanya.

Sebelum kami pergi. Aku sedikit mengucapkan kalimat sebagai pengingat untuk mereka, "Apa kalian tahu? Naga yang tertidur akan mengamuk saat ekornya tertusuk duri."

Anggap saja ini sebagai peringatan terakhir dari kami.

[...]

Di lokasi LZ, kami menunggu pesawat penjemput. Pesawat yang kami naikin adalah kombinasi jet kargo dengan sistem mesin yang mendukung VTOL. Dari kejauhan, kami kedatangan 5 tamu penting.

"Selamat datang kembali!" sapa ku.

Kelima tamu itu adalah White Flower, Black Cat, Puppet, Little Bear, dan Hiden Siren. Dengan kata lain, mereka adalah gadis-gadis yang terpilih untuk menjalani simulasi. Tepat di hari terakhir simulasi, mereka berhasil menyelesaikan misi spesial yang kami berikan. Lokasi titik penjemputan mereka tampaknya sama dengan titik penjemputan kami.

Berbeda dengan kami yang masih dalam keadaan segar, mereka tampak sangat kelelahan.

White Flower memiliki luka ringan di wajahnya, Little Bear memiliki memar di pergelangan tangannya, dan Hiden Siren memiliki lebam di sekitar perutnya.

"Mercedes.." karena posisi kami berada di area luar yang memiliki jaringan sihir. Aku memberi kode kecil ke Mercedes untuk mengeluarkan sihir penyembuhan untuk mereka.

Black Cat dan Puppet tampak baik-baik saja. Mereka menatap ku dengan tatapan yang dipenuhi senyuman. Sepertinya, mereka penasaran dengan posisi ku.

Di samping kanan dan kiri ku, Mercedes dan Chiyuki menyandarkan badan mereka ke tubuh ku.

"Apa ada yang salah?" aku bertanya kepada mereka.

Black Cat dan Puppet saling menatap satu sama lain.

"Aku tidak menyangka jika Master Karl bisa setenang ini setelah membuat kejadian heboh itu."

"Benar! Setelah menyeret paksa mayat Saintess. Keadaan Kerajaan Abzien menjadi gempar! Setelah publik tahu jika Saintess mereka telah menjadi mayat, mereka segera mendatangi istana kerajaan dan melakukan protes mengenai kejadian yang terjadi di Kuil."

Mendengar pembicaraan mereka, aku hanya tersenyum dan mengelus kepala Chiyuki.

"Well.. misi yang kalian terima adalah menyelidiki Saintess, bukan? Setelah misi berhasil di selesaikan maka kita berpindah ke rencana selanjutnya. Sebenarnya, aku ingin mengeksekusi Saintess palsu dengan membunuhnya di depan publik. Tapi, melihat respon publik yang seperti ini.. rencana itu dibatalkan."

Mercedes sedikit malas untuk bergerak, jadi.. dia memberi sihir pemulihan ke White Flower, Little Bear, dan Hiden Siren dari jarak jauh. Sembari bersandar di tubuh ku.

"Kerja kalian sangat memuaskan, sebagai hadiah.. aku akan menjawab tiga pertanyaan yang keluar dari ketua kelompok kalian. Ini pertama kalinya aku melihat mata-mata yang membentuk kelompok dan Yap! Teman sekelas kalian lebih memilih bekerja sendiri daripada berkelompok. Kalau begitu.. silahkan White Flower" sembari menunggu pesawat penjemput. Aku sedikit bersenang-senang dengan mereka.

"Master Karl.. aku ingin mengetahui tujuan utama dari simulasi ini!" di depan ku tampak White Flower yang menatap ku dengan tajam.

"Aku hanya ingin memberitahu kalian tentang situasi wilayah kita. Beberapa hari lalu, kami mendapati sebuah laporan yang mengancam wilayah kita. Serangan dari mayat hidup dan fakta dibalik kematian Saintess. Lalu.. salah satu teman kalian.. ah! Apa kau masih ingin menganggapnya teman setelah mengetahui fakta ini?"

"Mengenai teman sekelas kami yang terbunuh di markas musuh?"

"Apa itu pertanyaan kedua? Ku anggap itu adalah pertanyaan yang kedua. Musuh yang kami hadapi saat ini adalah seorang Elf yang memiliki sihir tabu. Dia ini sangat gila dan jenius, dia bahkan merencanakan serangan mayat hidup dan mampu memindah jiwa seseorang. Teman sekelas yang kalian lihat itu berisi jiwa mata-mata musuh di dalamnya. Aku hanya mengirim mereka untuk kembali ke kerajaan asal mereka dan secara kebetulan.. kalian melihat bekas tempat jiwa itu bernaung."

"Cukup, Master Karl. Dua informasi ini telah menjawab semua pertanyaan ku."

"Oh, di balik penampilan mu yang tegas. Otak mu bisa mengerti maksud dan tujuan ku ternyata.." aku sedikit memujinya.

Kejadian yang mengejutkan terlihat di ekspresi mereka.

Mereka menatap ku dengan wajah yang terkejut.

Dari kejauhan.. aku bisa mendengar suara pesawat penjemput kami yang semakin mendekat.

"Well.. setelah kembali ke markas. Kalian akan mendapat hari libur yang panjang. Bisa dibilang, kami akan sibuk mengurus sesuatu."

Mendengar perkataan ku yang terakhir. Ekspresi wajah mereka menjadi serius seolah mengerti langkah apa yang akan ku lakukan selanjutnya.

[...]