Di tempat lain, lebih tepatnya lapangan basket, Devan sedang berlatih bersama timnya. pelatih mereka membagi dua tim, tim A yang berisi Devan dan teman-temannya dan tim B berisi adik-adik kelas Devan. ia beberapa kali memasukan bola basket itu ke ring, membuat rekan tim, dan penonton terkagum. Kemampuan basketnya memang sudah setara dengan atlet nasional, bahkan beberapa tim besar nasional mulai melirik dirinya.
"Jas... " Devan memanggil dan melirik Jason dan memberi kode agar temannya itu melemparkan bolanya ke kiri, di mana ada Bian di sana.
Jason melakukan posisi di mana dirinya akan melemparkan bola pada Devan, membuat adik kelasnya mulai menghalangi Devan, Jason tersenyum dan dengan sigap ia lempar bolanya ke Bian, dan Bian menerima bola itu langsung ia lemparkan ke ring dan masuk. Tidak lama kemudian, peluit berbunyi menandakan latihan mereka telah selesai. mereka pun segera berjalan menuju bangku di samping lapangan. Jason melihat ke ring di depan matanya, ia tersenyum tipis.
"Okay time's up.... Waktunya istrahat, good job semuanya." ucapnya dengan nafas yang terengah.
"Di pertandingan terakhir nanti, kita harus menang Van, sebagai hadiah terakhir kita di tim." ucap salah satu sahabatnya Radit.
Devan tersenyum dan menepuk pundak Jason,"Itu sudah pasti, kita berikan hadiah yang tak akan terlupakan." ia berjalan menuju bench dan mengambil air mineralnya. Ketika itu ada beberapa siswin yang datang menghampiri Devan.
"Hai Devan, seperti biasa kamu paling jago." ucap Joan.
Devan menoleh dan tersenyum tipis,"Hmm thank's..."
Alya pun mendekati Devan,"Hei Dev, setelah ini mau nonton ga?" tawarnya.
"Habis ini paling aku harus ke toko buku dulu, kalau setelah itu, aku ayo aja, Al... bareng anak-anak kan?" Devan menoleh ke arah Alya.
"Kalau anak-anak mau ikut ayo saja..." Alya tersenyum tipis.
Devan menoleh ke arah teman-temannya,"Guys mau pergi nonton ga?"
Jason berjalan mendekati Devan,"wah nonton? ayo aja sih gue juga bosen kalau langsung balik ke rumah."
"okay Jason ikut, kalian gimana Bian, Rangga Radit?" Devan menatap teman-temannya yang lain.
"Ikut lah, kalau kurang tiket masuknya biar gue yang beli." ucap Bian.
Rangga menganggukan kepala,"weh kalau gratis mah ayo aja gue mah."
Radit tersenyum,"hmmh giliran gratis mah lu selalu mau... gue ikut Van.."
"ok kita semua ikut, temen-temen lo juga ikut kan, Al?" Devan menatap Alya.
Alya yang tiba-tiba ditanya seperti itu sedikit terkejut dan tersenyum tipis, di dalam hatinya dia merasa sedikit kecewa,"eh umh, aku belum tau juga sih, guys gimana mau ikut?"
"yah gue ikut deh, kasian ntar lu jadi anak ilang Al." Joan bercanda berusaha menenangkan Alya yang ia rasa panik.
"Gue juga ikut, pengen jalan-jalan juga gue." Tasya menimpali.
"Bilang aja pengen belanja lu mah Sya... gue juga ikut Al, Joan..." Tiara menggelengkan kepalanya.
mereka pun setuju untuk menonton bioskop berramai-ramai, mereka semua pun membereskan barang-barangnya dan segera mengganti baju. tapi sebelumnya Devan mengambil foto lapangan basketnya dan mempost nya di Joyinstagram. tidak lama mereka pun sudah sampai di depan mall di mana bioskop berada. Devan berjalan santai di samping Bian dan Jason, sementara yang lainnya berada dibelakangnya.
"Alya, tiket yang lu pegang satu lagi pake buat temen-temen lu aja. gue ama anak-anak beli lagi." ucapnya dengan senyuman di wajah tampannya. Alya hanya tersenyum dan menganggukan kepalanya.
"Jadi yang mau beli siapa nih gue atau lu Van?" Bian bertanya sambil melihat sekeliling.
"Gue aja, kemarin kan lu dah traktir kita semua, gantian." Jawab Devan.
"ok sip kalo gitu, well besok-besok lagi jangan kita berdua yang traktir yeee... gantian..." ucapnya sambil menatap Jason, Radit, dan Rangga.
"eh sebelum ke bioskop gue ke toko buku dulu, ada buku yang mau gue beli." Devan kembali teringat tujuan lainnya ia datang ke Mall.
"gue ikut deh Van..." Bian berjalan mendekat ke Devan.
"gue, Jason ama Rangga ke toko olah raga dulu ya.." Radit melihat jam tangannya.
"ya udah Alya, lu ama temen-temen lu duluan aja ke Bioskopnya, ntar kita nyusul." Devan melambaikan tangannya dan berjalan menuju toko buku.
mereka pun berpisah, Devan bersama Bian ke toko buku, Radit, Rangga, dan Jason ke Toko olahraga, dan Alya bersama Joan, Tasya, dan Tiara langsung ke bioskop. Setelah mereka pergi Alya menghela nafas, Joan, Tasya, Tiara mendekati Alya. mereka pun berjalan masuk membeli dua tiket untuk Tasya dan Tiara, lalu mereka duduk di bangku yang ada di sana.
"Huft Devan ga peka..." ucap Alya.
"Yah, padahal kan kamu ingin ngajak dia kencan berdua.." Ucap Joan.
"Setidaknya kan kamu tetep berhasil ngajak kan... liat sisi positifnya aja.." hibur Tiara.
Beberapa menit kemudian Devan dan Bian sudah muncul di depan bioskop.
"kayaknya trio itu belum dateng deh, gue pesen tiket lu beli makanan ya Bian."ucapnya sambil melihat tiket box.
"sip, kayak biasakan, lu popcorn asin ama cola? Radit Popcorn caramel Milo, Rangga Hotdog Cola, Jason kentang goreng milo. iya kan...." eja Bian.
"yups, ah tambah hotdog juga... ah gue telepon Alya dulu deh, nanya posisi duduk." Devan menelpon Alya.
"halo Devan, ada apa? udah masuk?" Alya bertanya saat ia menerima teleponnya.
"Gue mau tanya aja bangku lu ama temen-temen lu di mana?" Devan Bertanya sambil berjalan menuju self ticketing.
"ah bangku B1,B2, B3, B4" jawabnya setelah melihat tiket di tangannya.
"ok sip thank's tunggu ya gue beli tiketnya dulu." Devan sudah sampai dan menutup teleponnya. ia pun mulai mengetikan data dan lain sebagaimana di self ticketing,"ah, yang kosong adanya di barisan A... ya udah deh. A4, A5, A6, A7, A8 aja... hmmm, bayar, ok print."
setelah membeli tiket keempat temannya sudah datang dan mereka mendekati Alya beserta teman-temannya. tak lama merekapun masuk ke dalam studio dan duduk di bangkunya masing-masing. Tidak lama akhirnya film pun dimulai, mereka fokus menonton sambil memakan camilan mereka masing-masing, mereka fokus sampai tidak terasa filmnya sudah selesai. Dua jam setengah film itu baru selesai.
"woah filmnya bagus juga, ga nyesel nonton ini... gw bakal ajak Wendy nonton ini nanti." ucap Devan penuh semangat.
Mereka pun keluar dari studio dan berjalan keluar dari bioskop, Devan melihat jam tangannya lalu menatap semua teman-temannya.
"Gw pulang duluan ya guys, takut mama sama yang lain nungguin." ucap Devan kepada teman-temannya juga Alya dan yang lain.
Belum sempat Alya mengajak bicara Devan sudah pergi lebih dulu, ia hanya menghela nafas. ia pun pulang bersama teman-temannya. Beberapa lama kemudian Devan sampai di rumahnya, ia memarkirkan mobilnya di garasi dan keluar dari garasi menuju rumah utama, garasi dan rumah sengaja dipisah. ketika berjalan menuju rumah pintu gerbang kembali terbuka, ia menoleh dan itu adalah Wendy yang juga baru saja pulang.
"ah Wendy, baru pulang juga... kamu pulang sendiri?" Sapa Devan menatap sang adik dengan tatapan cemas.
Wendy tersenyum pada sang kakak,"ah kakak, ga kok aku di antar Anin.. aku kira udah pulang dari tadi."
"kita barengan terjadi haha, ya udah yuk masuk mama papa pasti udah nunggu.." Devan tersenyum.
Mereka pun berjalan beriringan bersama masuk ke dalam rumah.
To Be Continued~
Tsuzuku~
Creation is hard, cheer me up!
Like it ? Add to library!
Have some idea about my story? Comment it and let me know.