webnovel

My Husband is not Gay

Lelah melihat kelakuan Antonio yang sangat brandal, terikat obat-obatan dan sampai melakukan hubungan dengan sesama jenis, membuat tuan Dennis mencarikannya seorang istri. Perempuan yang di pilih adalah Tya. Anak salah satu orang kepercayaannya yang mencoba korupsi dengan perusahaan milik tuan Dennis. Ia memberikan sebauh timbal balik pada Tya, jika gadis itu mau menikah dengan putranya, maka ayahnya, Adam Joetama akan di bebaskan dari penjara atas kasus korupsi tersebut. Demi membantu sang ayah, akhirnya dia menerima tawaran tersebut. Berlandaskan dendam kemarahan pada keluarga Frederick yang di anggap Tya tidak adil dengan kasus ayahnya. Tya bertekad akan membuat Antonio Frederick jatuh cinta padanya. Dan setelah itu, akan dia permainan cinta pria tersebut. Meski sangat mustahil karena pria itu punya mental seksual menyimpang. Namun Tya yang cantik selalu berusaha mengejar cinta itu. Perlahan, hidup bersama. Membuat Tya takut, kalau hatinya berkhianat dan malah terbalik jatuh cinta pada Antonio. Akankah Tya bisa bertahan dan tidak jatuh cinta pada Antonio? Atau justru keduanya terikat bersama dalam sebuah rasa yang tidak seharusnya ada?

KN_Author · 都市
レビュー数が足りません
127 Chs

Berusaha Mencari Pekerjaan

Kalau cari pekerjaan itu mudah, maka Indonesia akan keluar dari masalah populasi pengangguran yang kian meningkat. Maka dari itu, sekiranya Antonio dapat memahami. Rasanya butuh pekerjaan tapi tidak punya skil dan kemampuan. Di tengah padatnya penduduk ibu kota ini.

Bahkan dirinya tidak bisa menjadi seorang pelayan cafe sekalipun. Meski wajahnya tampan, tapi mereka butuh yang sekiranya bisa berkerja lebih baik. Dari pagi sampai sore, Antonio keluar dari apartemen. Bahkan saat sudah hampir pukul 10 malam pria itu tak pulang.

Tya yang menyadari Antonio tak kembali kerumah setelah sarapan tadi pagi merasa khawatir. Dan yang ia tau, Antonio tak membawa uang sepeserpun. Bagaimana dia bisa makan siang?

Ini bahkan sudah lewat makan malam.

Apa Antonio berjalan kaki? Pergi ke suatu tempat? Atau dia di begal?

Oh, Tidak-tidak. Jangan berfikir buruk dulu.

Tya hendak memanggil sekali lagi Antonio meski sejak tadi ponselnya tidak aktif. Namun bunyi pintu yang terbuka membuatnya segera berlari ke pintu depan.

Dan di sanalah, pangeran kucel kita muncul.

Tya mengamati Antonio beberapa saat. Pakaian kucel dan kelihatannya dia juga sedang kesal.

"Kau habis dari mana?" tanya Tya terperangah.

Tanpa menjawab, Antonio menunjukkan tubuhnya pada Tya hingga gadis itu terpepet ke dinding. Badan besar Antonio melingkupinya. Wajahnya terbenam di ceruk leher Tya.

Seketika Tya membelakkan kedua bola matanya. Posisi seperti ini cukup lama, hingga Antonio melepaskan cengkraman tangannya pada kaos longgar Tya.

Pria itu menatapnya lama. Lalu berbalik dan pergi ke kamarnya.

Tya sempat terpaku beberapa lama. Masih ada rasa bekas-bekas pelukan pria itu di sekujur tubuhnya. Dan aneh, tubuhnya bergetar tanpa alasan jelas. Ia menelan salivanya.

Kemudian ia sadar, ia bisa merasakan kalau Lelaki itu habis merasa kecewa. Tya mengikuti Antonio masuk ke kamar pria itu. Melihat keadaannya yang kini sedang bersandar di ranjang dengan kepala menunduk. Ia duduk di lantai bak seperti orang yang habis kalah perang.

"Antoni?" panggil Tya pelan.

Saat berada di samping pria itu, di usap nya pelan punggung Antonio.

"Ada masalah?" tanyanya.

"Aku habis cari pekerjaan," gumam Antonio dengan posisi yang masih sama.

Lalu di lihat dari kacaunya pria ini, Tya dapat mengerti kalau Antonio tidak mendapat kan yang di carinya.

"Kau baru satu hari cari pekerjaan, Antoni," gumam Tya. "Tidak salah kalau tidak dapat," katanya memberi pengertian.

Tya mengerti pasti. Antonio pernah yang selalu mendapatkan apa yang di inginkan nya. Jadi tidak mustahil Antonio merasa kecewa dalam sekali kegagalan nya.

"Nanti aku bantu cari," kata Tya memberi semangat.

Di ukurnya senyum semanis mungkin pada Antonio.

"Sudah, jangan sedih lagi. Makan malam saja ya," bujuk Tya.

"Aku capek, Ty," gumamnya.

"Aku mengerti. Kamu bersih-bersih, terus istirahat. Nanti aku antar makanan ke sini."

Perlahan, Antonio mengangguk dan bergerak mengambil handuk.

Kalau di perhatikan sekali lagi, Tya dapat berperilaku seperti seorang ibu bagi Antonio, juga sebagai seorang istri, yang akan menyuguhkan makanan untuk pria itu.

****

"Kupikir lebih baik kamu ambil saja kartu aku Antoni," ujar Tya sembari menghadapi Antonio makan.

Pria itu makan dengan sangat lahap. Kelihatannya dia memang benar-benar lapar. Tya mengerti sekali, pasti pria ini belum makan seharian.

Ia menggeleng. "Aku akan tetap berusaha," ujar pria itu di sela mengunyahnya.

Tya tersenyum simpul. "Tapi berusaha juga perlu dana Antoni, pakai saja seperlunya."

Kartu itu di sodorkannya pada Antonio. Tya akan menaruh keyakinan tinggi, kalau Antonio bisa menjaga kartu itu dengan baik. Ia juga yakin Antonio tidak akan membengkakkan tagihannya.

Meski, ia tau pria ini terbiasa menghabiskan banyak uang. Tapi tidak ada salahnyakan kalau dia di beri kepercayaan.

Lama kertu itu di lihat Antonio, sampai ia meraih benda itu. "Aku akan ambil cash seperlunya. Nanti akan dikembalikan lagi," ujar Antonio.

Meski sebenarnya dia malu pada Tya karena harus mengambil uang dari kartu milik gadis itu, tapi dia juga harus sadar. Bila mana sebelum dapat pekerjaan ini, ia harus punya uang setidaknya sedikit.

"Ya sudah. Aku tinggal ke kamar oke. Aku masih ada sedikit pekerjaan," pamit Tya.

Antonio menatap kepergian Tya hingga gadis itu menghilang di balik pintu.

Entah mengapa, sekarang dia jadi merasa kehangatan di dalam hati. Tapi rasa itu kian berkurang saat ia merasakan kepergian Tya.

****

Tya hampir menangis melihat kondisi laptopnya yang mati tanpa alasan jelas. Saat ia sedang mengerjakan video, tiba-tiba layar laptopnya mati. Bahkan mesinnya juga tidak bekerja.

Ia pikir itu karena habis baterai. Tapi saat ia charger pun tidak ada perubahan. Seketika ia panik.

Deadline adalah besok pagi. Dan ini sudah pukul 11 malam. Servis laptop mana yang masih buka.

Ia menggigiti kuku saking gugupnya. Otaknya berputar mencari akal agar barnag kesayangannya ini bisa menyala kembali.

Berfikiran optimis yang tergesa, Tya menaruh yakin saja ada toko komputer yang biasa server laptop yang masih buka.

Ia meraih dompet dan tas. Memasukan laptop, lalu bergegas pergi.

"Kemana malam-malam?"

"Mau servis Laptop aku," ujar Tya.

Satu langkah ia ingin keluar apartement, tangan Antonio menahannya.

"Di luar hujan," ujarnya mengingatkan.

Tya terdiam, lalu melihat jendela besar yang menghadap keluar. Benar, sedang hujan di luar sana. Bahkan sangat deras di sertai petir

"Tapi aku harus tetap keluar," kekeh Tya. Nada bicaranya terdenger bercampur isakan.

"Besok saja, Ty," saran Antonio.

"Tapi Laptop aku rusak," ucap Tya, kali ini dia tidak bisa menyembunyikan kekhawatiran dan kegugupan.

Antonio meraih tangan Tya lembut. Menariknya agar duduk di sofa. Menenangkan gadis itu.

Antonio menarik tas Tya, meletakan di lantai dan mengarahkan agar Tya tidur di pangkuannya.

"Mungkin kita sama-sama butuh istirahat, Ty."

Keduanya sama-sama terdiam dalam posisi yang, tanpa keduanya sadari sangatlah intim. Tangan Antonio mengelus pelan pucuk kepala Tya.

"Besok deadline kontenku," gumam Tya

Sesuai jadwal, biasanya Tya akan mengirimkan video setiap waktu yang sudah ia tentukan.

"Kalau tidak di kirim memangnya kenapa?" tanya Antonio.

"Kalau terlambat tak apa," balas Tya. Ia menggigit bibir bawah dengan ragu. "Tapi aku takut filenya terhapus."

Antonio tidak menjawab beberapa saat. Tapi kemudian ia menyuruh Tya duduk.

"Mau kemana?" tanya Tya saat Antonio pergi ke kamarnya.

Pria itu kembali lagi dengan kotak hitam persegi panjang.

Saat di buka, Tya tercengang dengan peralatan lengkap yang tidak begitu ia mengerti. Ia memperhatikan Antonio meraih laptopnya.

"Antonio mau apa?" tanya Tya setengah histeris begitu Antonio mau membongkar laptop miliknya.

"Aku akan berusaha memperbaikinya," ujar pria itu.

Memperbaiki?

Sungguh, yang Tya yakini Antonio malah akan menambah kerusakannya. Memperbaiki laptop ini tak semudah itu. Pasti butik ilmu yang khusus untuk memperbaikinya.

Tapi takut membuat Antonio tersinggung, Tya akhirnya diam saja meski rasanya takut sampai laptop itu malah rusak dan malah membuat seluruh data di dalamnya terhapus.

Perasaannya Tya tambah tidak nyaman saat ia melihat pria itu membongkar lebih banyak.

Bersambung....