Terlihat Valle tengah duduk di bangku taman hotel tersebut seorang diri, ia memikirkan bagaimana hidupnya kedepan bersama dengan kenzo, apakah ia akan hidup selamanya bersama pria yang tidak ia cintai? atau apakah dia harus berlajar mencintai pria yang saat ini sudah menjadi suaminya itu.
Tapi Valle sendiri tidak yakin dengan itu, ia memejamkan matanya memikirkan itu semua, Valle tidak mau semakin pusing dengan hal itu, apapun yang terjadi saat ini dia akan menjalani saja seperti air mengalir, lalu ia memilih beranjak dan pergi ke restoran hotel untuk sarapan disana.
Setelah memesan makanan iya duduk di pojokan dekat jendela sambil menatap jalanan kota, tak berapa lama pesanan pun datang, namun saat ia akan mulai menyantap makanan nya tiba-tiba seseorang datang dan duduk di hadapannya, Valle mendongakkan kepalanya melihat siapa yang duduk didepan nya, ia menghela napas kasar karena tidak ingin berdebat dan memilih diam melanjutkan sarapan nya tanpa memperdulikan orang tersebut.
Jujur saja setelah apa yang Kenzo katakan tadi, Valle belum ingin bertemu dengan pria itu, karena bagaimanapun apa yang Ken katakan telah melukai harga diri nya sebagai seorang wanita, tapi mau tidak mau saat ini ia harus menerimanya.
"Maafkan aku," ujar Ken sambil menatap Valle.
"Hm," hanya itu yang keluar dari mulut Valle.
"Maafkan atas ucapan ku tadi, aku tidak bermaksud bicara seperti itu," ucap Ken yang memang merasa bersalah.
Sejenak Valle diam, ia meletakkan sendok yang ada ditangannya dan menatap Ken dengan tatapan datar, "tidak masalah, apa yang kau katakan ada benarnya, kehidupan disana memang seperti itu, tapi tidak semua orang hidup bebas seperti apa yang kau katakan," ujarnya kemudian.
"Aku mengerti, sekali lagi maaf," ucap Ken sungguh-sungguh. "Ada yang ingin aku bicarakan, tetapi habiskanlah dulu makanan mu," ucap Ken samb menatap Valle
dan di balas anggukan oleh Vallery.
"Apakah kau sudah sarapan?" tanya Valle.
"Hm,sudah," jawabnya.
Tidak ada percakapan lagi yang keluar dari mulut mereka, Valle pun melanjutkan sarapannya segera.
Setelah selesai makan mereka kembali ke kamar hotel, dan saat ini mereka sedang duduk di sofa berhadapan.
Mereka diam dengan pikiran masing-masing sampai Kenzo mulai membuka suara.
"Valle, aku akan terus terang padamu, aku tau kita sama sama tidak menginginkan pernikahan ini, tetapi kita sudah menikah saat ini, mari kita mulai menjalani pernikahan ini seperti bagaimana mestinya sebuah pernikahan, tapi aku ingin mengajukan satu permintaan padamu," Ken berhenti sejenak dan menatap bagaimana reaksi Valle saat ini yang juga masih menatapnya menunggu apa yang akan disampaikan oleh Kenzo.
"Jika dalam waktu 1tahun kita belum saling mencintai, mari kita berpisah, aku tidak ingin menghalangi kebahagiaan mu dengan menjalani pernikahan bersama orang yang tidak kau cintai," ucap Kenzo menatap Valle dengan seksama.
"Baiklah aku setuju ,aku juga akan berusaha menjadi istri yang baik selama pernikahan kita, aku harap kita bisa saling menghargai, maksud ku selama kita bersama ku harap tidak ada orang ketiga diantara kita," ujar Valle
"Jika suatu saat kau tidak mencintaiku dan menemukan wanita yang kau cintai maka berterus-terang lah padaku, aku tidak akan menghalangi mu untuk itu, tapi satu yang harus kau mengerti aku tidak suka dengan kebohongan dan sebuah penghianatan," tutur Valle dengan tegas.
"Baiklah aku juga setuju akan hal itu," jawab Ken.
Valle mengerutkan keningnya memikirkan sesuatu, "lalu bagaimana dengan kekasih mu itu?" tanya Valle, karena sebelumnya Ken sangat menentang keras pernikahan ini, namun tiba-tiba ia bisa begitu saja menerimanya, mendengar pertanyaan Valle seketika Ken langsung merubah ekspresi wajahnya menahan amarah, dan Valle dapat merasakan hal itu.
"Aku sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi dengan nya," tegas ken dan langsung beranjak meninggalkan Valle keluar kamar.
***
Saat Ken kembali ke kamar ia melihat Valle sibuk dengan laptop nya.
"Valle segera lah kemasi barang-barang mu kita akan pergi kerumah orang tuamu untuk pamit dan pulang kerumah," perintah Ken.
Valle hanya menganggukan kepala dan segera menutup laptopnya beranjak mengemasi barang-barang miliknya dan Kenzo.
Setelah selesai mereka pun pergi kerumah orang tua Valle dan hanya mampir untuk berpamitan pada Daddy Valle dan kebetulan ada adik sepupu Valle.
***
"Nath sering-seringlah berkunjung ke tempat kakak ya," ujar Valle pada adik sepupunya Nathan.
"Iya kak kita akan tetap berangkat ke kampus baersama, tidak apa-apa kan bang Ken?" tanya Nathan pada Kenzo sambil melepas pelukan kakak nya.
"Hm,tidak masalah," jawab Kenzo.
"Oke," saut Nathan dengan jarinya yang membentuk huruf o.
***
Kini mobil mereka telah sampai di sebuah Mension mewah milik Kenzo, turun dari mobil Kenzo mengeluarkan koper milik Valle dan mereka berjalan bersama memasuki Mension tersebut dan disambut oleh para meid.
Ken memberikan koper milik valle pada seorang pelayan dan memerintahkan nya untuk membawa koper itu di kamar miliknya yang sejak saat ini akan menjadi milik mereka bersama.
"Valle, perkenalkan ini bi Lastri kepala pelayan disini, dan bik ini istri saya Vallery," bi Lastri mengulurkan tangannya dan tersenyum pada Valle, tentu saja dengan senang hati Valle menerima uluran tangan dari bi lastri, dan tidak disangka Valle mengulurkan tangannya sambil memeluk tubuh mungil bi Lastri.
Bi Lastri tidak menyangka istri tuan nya mau memeluk pelayanan seperti dirinya, begitupun dengan Ken karena kebanyakan wanita yang ia kenal jangankan berpelukan bahkan untuk bersalaman dengan pelayan mereka meresa enggan.
"Mohon bantuannya ya bik," ucap Valle tersenyum ramah sambil melepas pelukannya.
"Iya non, tentu saja," jawab bi Lastri.
"Panggil Valle aja bik," ujarnya pada bi Lastri.
"Tidak non, kami hanya pelayanan di sini, rasanya tidak pantas memanggil majikan hanya dengan namanya saja," jawab bi Lastri.
"Baiklah senyaman bibi aja ya," ucap Valle dengan lembut.
"Bik tolong antar Valle ke kamar, saya harus kembali ke kantor ada hal penting yang harus dikerjakan," ujar ken pada bi Lastri.
"Baik tuan muda," bi Lastri membungkukkan badannya memberi hormat pada tuan mudanya itu.
Ken berjalan keluar rumah memasuki mobil bergegas ke kantor nya.
"Mari non, saya antar ke kamar," ucap bi lastri pada Vallery.
Vallery mengangguk dan tersenyum mengikuti bi Lastri menuju kamar yang akan ia tempati bersama Kenzo suaminya.
"Ini non kamarnya, jika nona perlu sesuatu panggil saya saja," ucap bi Lastri.
"Iya bi, terima kasih ya, saya mau istirahat sebentar, nanti tolong bangunkan saya jam 4 ya bi," ucap Valle dengan lembut pada bi Lastri.
" Baik non," jawab bi Lastri sambil membungkuk dan berlalu meninggalkan Valle yang sudah masuk ke kamar.
Di dalam kamar Valle memperhatikan isi ruangan yang bernuansa abu dan putih khas sekali dengan kamar lelaki pada umumnya, karena lelah Valle merebahkan dirinya di atas tempat tidur dan tak lama ia pun tertidur.
***
Di kantor Admaja group Ken berjalan memasuki gedung perusahaan itu, dan seperti biasa para pegawai banyak yang curi pandang dan menyapa presdirnya itu tapi tidak ada satu pun yang dibalas sapaannya, walau hanya dengan senyuman dan dia tetap berjalan dengan wajah datar sampai di depan ruangannya.
"Jam berapa rapat akan dimulai?" tanya ken pada Neta sekertarisnya di kantor.
"Jam 2 tuan, sebagian sudah ada yang berkumpul diruang rapat" jawab Neta.
"Baiklah, suruh Jordan keruanganku segera," perintah Ken dengan wajah datar.
"Baik tuan," jawab Neta sambil membungkuk pada memberi hormat pada Kenzo.
Kenzo pun segera berlalu masuk ke ruangannya dan tak lama suara ketukan pintu terdengar.
tok tok tok
"Masuk," saut Ken dari dalam.
"Jo, coba kau cari tau bagaimana kehidupan Vallery selama ia tinggal di London," ujarnya pada Jordan.
"Baik tuan muda," jawab Jordan dan langsung mendapat tatapan tajam dari Kenzo, sedangkan Jordan hanya menampilkan senyum manis menampakan gigi putihnya yang rapih.
.
.
.
.
.
.
Bersambung.