webnovel

My Destiny

Lea gadis yang manis dan sedikit tomboy, memulai karirnya di bidang fashion walaupun hati nya sangat ingin bidang otomotif, itulah awal dimana dia bertemu Fio yang akhirnya jatuh hati pada lea. Sedangkan lea mencintai Bimo sahabat masa kecilnya. Bagaimana kisah cinta yang rumit itu berakhir apakah bahagia atau duka??

Santi_Kristia_s · 若者
レビュー数が足りません
56 Chs

Bab 6

Seketika suasana hening, Lea dan Bi hanyut dalam pikiran masing-masing Lea masih berpikir keras tentang pekerjaan nya yang baru saja hilang, sedangkan Bi melirik sesekali ke arah Lea dan berpikir ucapan mama nya barusan.

"Jadi gimana? Udah dapat kerjaan baru?" Bi memulai topik.

"Belum Bi baru di pecat kemarin, mau fokus sendiri dulu".

"Apaaan sih, harus nya cari kerja baru move on"

"Tau tau tapi hari ini aku mau tidur dulu, kepala puyeng banget"

"Salah sendiri udah tau ga bisa minum banyak masih aja di embat" jelas Bi.

"Hehe kesal banget Bi wajah orang-orang resek itu masih terbayang"

"Jadi gimana perasaan kamu sekarang?" tanya Bi penasaran.

"Yahh masih sedikit kesal" jawab Lea sambil memainkan sendok di gelas teh nya.

"Hmm harus nya kita kasih pelajaran tu orang" saran Bi pada teman kecil nya itu.

"Sudah lah buang-buang waktu ku dan buat kesal ku gak berujung" Lea memberi penjelasan.

"Wahh Lea yang kasar dan selalu balas dendam sekarang jadi anak yang baik" Bi tertawa mengejek Lea yang hanya tunduk, mengingat dulu waktu sekolah Lea sangat jahil ketika ada yang mengganggu nya maka dia akan datang dan memukul orang itu.

"Hahaha kamu kenapa gak kerja?" Lea menyela Bi yang masih tertawa.

" tau sendiri aku owner nya suka-suka dong mau datang atau gak, semua sudah aku serahin ke bawahan" jawab nya penuh percaya diri.

"Mmm..owner yang baik, selalu memberi kerja extra untuk bawahan" ejekk Lea ke arah Bi.

"Hahaha gaji yang aku kasih gak main-main juga"

"Ia ia bawahan kamu mikir biar lah dapat gaji extra dari pada lihat muka boss extra pasti suntuk" jelas Lea pada Bi yang mulai kesal di ejek sejak tadi.

"Wahh keterlaluan mulai cari gara-gara" Bi beranjak dari kursi hendak mengejar Lea yang juga mulai berlari dari Bi.

"Woi sini kamu " teriak Bi mengejar Lea.

"Hahaa apasih yang kamu bisa lari aja gak becus" Lea berlari ke arah pintu utama lalu berlari di halaman.

"Wahh wahh kamu gak abis-abis nya menghina " Bi terus mengejar Lea.

"Bi awasss  " teriak Lea melihat Bi yang akan terjatuh karena selang air.

"Auhhh aduhh" Bi terjatuh tepat di rumput karna selang air mengganjal kaki nya yang hendak mengejar Lea.

"Hahaha benar-benar cowok Ceroboh lari gak bisa malah jatuh kamu itu cowok lemah banget Bi" jelas Lea pada Bi yang sudah menahan sakit di rumput.

"Aduhh tolong kaki aku kayak nya patah" Bi meringis menahan sakit di kaki kanan nya.

"Serius Bi mana yang sakit?" tanya Lea sambil memegang kaki Bi.

"Aaaa  aaa sakit panggil mang karso" pinta Bi pada Lea yang mulai kawatir.

"Mangg mang karso" teriak Lea dari luar rumah.

"Ia non ada apa??" mang karso dan bibik datang bersamaan melihat ke luar rumah dan terkejut melihat Bi tergeletak di rumput.

"Aduhhh si adenn kenapa??" kok tiduran di sini tanya mang karso sedikit bercanda.

"Mang kaki saya kayak nya patah tolong bawa ke rumah" pinta Bi sambil terus meringis.

"Aduhhh aduh hati-hati mang" Lea bantu memapah Bi pelan-pelan.

"Aduhh aduhh pelan-pelan mang" Bi kembali meringis ketika mang karso menambah kecepatan berjalan nya.

"Bii kenapa?? ada apa ini Lea?" tanya Bu septi pada Lea kwatir.

"Bi jatuh tante kayak nya tulang nya patah" Lea berkata pelan.

"Aduh bibikk tolong telepon mbah tukang pijit, buruan takut nya bi kenapa-kenapa" Bu septi meminta pada bibik untuk bergegas.

"Ia ia bukkk" jawab bibik seraya berlari cepat ke arah telepon rumah itu.

"Aduhh..ma sakit bangett kaki Bi kayak nya patah" Bi merintih sambil terus memegang kaki nya yang sakit.

"Sabar sayang sebentar lagi mbah juga datang"

       Lea tampak sedikit berlari ke arah dapur mengambil plastik lalu mengisi dengan Es yang di ambil nya dari kulkas, kemudian berlari ke arah Bi yang masih meringis menahan sakit.

"Sini jangan di pegang dulu" Lea meletakkan es itu di kaki Bi yang sakit

"Aduhhh aduhh " Bi sedikit berontak

"Jangan gerak dulu biar gak makin parah" jelas Lea pada Bi.

"Ia ia sayang jangan gerak dulu ya" saran tante septi sambil mengelus kepala anak kesayangan nya yang sedikit berkeringat.

"Bukk mbah gak bisa ke sini, soal nya mbah lagi kampung ada keluarga yang sakit" jelas bibik sedikit kwatir pada Bi.

"Yaudah mang ayokk siapkan mobil kita bawa Bi ke rumah sakit" pinta Bu septi yang semakin kawatir.

"Baik bukk" mang karso berlari kecil menuju garasi mobil.

"Ayok Lea bantu tante angkat Bi"

"Ohh ia tante" Lea bergegas mengambil tangan Bi dan memapah nya.

"Pelan ma sakit banget" Bi meringis lagi

"Ia ia sayang"

         Bi di papah dan di bawa ke dalam mobil. Mang karso memgemudikan mobil sedangkan Lea duduk di sebelah kanan Bi dan tante septi di kiri berusaha membatu Bi agar tidak kesakitan, perjalana  di tempuh dua puluh  menit dan sangat hati-hati. Lea yang kawatir sesekali mengelus kepala Bi yang berkeringat di dalam mobil yang dingin.

    Sesampainya di Rumah sakit bi di bawa ke dalam ruangan dan langsung di tangani dokter. semua tampak kawatir pada Bi saat itu. Tiga puluh  menit berlalu tampak doter keluar dari ruangan Bi dengan senyum manis.

"Bagaimana anak saya dokter"

"Jangan kawatir buk, anak ibuk hanya keselo biasa jangan banyak gerak dulu dan obat nya harus di makan ya" dokter menjelaskan.

"Ia dokter" jawab Bu septi lega.

"Anak ibuk sudah bisa pulang, tapi perban di kaki nya jangan di lepas dulu buk Satu minggu lagi anak ibuk sudah bisa berjalan normal, jangan kawatir"

"Trima kasih banyak dokter" Bu septi tersenyum kepada dokter.

"Silahkan buk lihat anak nya" dokter mempersilahkan.

"Ia dokter" Bu septi berlari kecil ke dalam ruangan Bi.

"Gimana sayang masih sakit??" tanya Bu septi sambil memegang tangan anak kesayangan nya itu.

"Udah gak kok ma " Bi menjawab singkat.

"Syukurlah" Lea menyela seakan lega karna teman kecil nya itu tidak kenapa-kenapa.

"Ia  gak kenapa-kenapa belum mati" jawab Bi sambil senyum ke arah Lea.

"Yaudah sebentar ya mama ke admin dulu, mama bayar pengobatan biar kita cepat pulang"

"Ia ma Bi mau pulang aja"

"Ia ia sayang " lalu melangkah ke pintu untuk menuju admin Rumah sakit itu.

        Lea hanya duduk di sebelah Bi yang masih terlentang di tempat tidur, keheningan tiba-tiba tercipta di antara mereka, entah Lea yang meresa bersalah atau Bi yang masih merasa sakit di kaki nya.

Lea memegang kepala Bi yang tadi nya berkeringat

"Aku  kawatir Bi aku pikir bakalan ga bisa jalan lagi" Lea berkata dengan raut wajah serius.

"Tuhan masih sayang sama aku " Bi sedikit malu-malu saat tangan Lea menyentuh kening nya.

"Ia aku juga masih sayang sama Bi" Lea menjawab singkat yang membuat wajah Bi memerah .

"sayang sama aku??" Bi bertanya malu.

"Ia aku udah anggap kamu  saudara sendiri" jelas Lea yang masih sibuk dengan rambut Bi yang hitam lurus.

"Ia abang " Bi menepis tangan Lea di kepala nya.

" kenapa?? otak kamu sakit juga?" Lea bertanya kesal karna tangan nya di tepis kasar oleh Bi.

"Ga apa-apa mama dimana sih lama banget" Bi mengalihkan topik.

"Sabar"

       Suasana hening kembali datang sampai Bu septi datang dan membawa kursi roda dengan mang karso yang mendorong.

Perjalanan menuju rumah sedikit senyap, tidak terdengar suara dari para penghuni mobil sampai mobil itu berhenti di depan rumah Bi.

      Bi di dorong ke dalam rumah dan di papah ke kamar nya oleh mang karso dan tante septi.

"Makasih ma mamang juga " Bi melihat ke arah kedua orang tu itu sambil tersenyum manis.

"Sama-sama  den" mang karso senyum dan berlalu menuruni tangga.

"Yaudah sayang kamu istirahat ya nanti mama suru bibik buatin makan malam buat kamu"

"Ia ma makasih" Bi mendapat ciuman lembut di kening nya.

"Ehh tante Lea mau pamit juga udah malam nanti mama nyariin" jelas Lea seraya berpamitan pada tante septi.

"Gak nginep aja sayang itu Bi gak ada temen nya" pinta Bu septi septi.

"Besok Lea ke sini lagi tante" jelas Lea singkat.

"Oh yaudah kamu hati-hati ya salam sama mama"

"Ia tante " Lea tersenyum ke arah mama dari teman kecil nya yang mulai melangkah menuruni tangga.

"Bi aku pulang dulu ya" Lea berkata singkat.

"Besok kamu datang lagi kan?" Bi bertanya penuh harap.

"Ia besok gue datang janji !!" Lea berkata sambil memegang tangan Bi.

"Yaudah salam sama tante ya" Bi tersenyum dan nampak bahagia dengan janji gadis itu.

    Lea memuruni tangga lalu permisi kepada bibik yang di jumpainya sebelum menuju pintu utama rumah. Melangkah di jalan perumahan yang penuh lampu lalu memencet bel, dan masuk ke rumah. Lea tampak lelah dan tak bersemangat.

"Dari mana sayang?"

"Mami dari rumah Bi"

"Kenapa muka nya cemberut gitu?"

"Haaa gara-gara aku kaki Bi keseleo dan baru bisa jalan satu minggu" terang Lea pada mami nya yang duduk di meja makan.

"Sini dulu sayang makan bareng mama, cerita apa yang buat Bi sampe keseleo gitu?"

"Leaa kejar-kejaran sama Bi di halaman mi ehhh gak tau nya Bi kesandung selang air, dan jatuh".

"Aduhh kasihan banget anak baik itu"

"Ia mi kayak nya sakit banget" jelas Lea merasa bersalah.

"Yaudah besok kamu jenguk lagi pastiin Bi gak kesusahan sama keadaan nya sekarang" saran Bu rena pada anak gadis nya.

"Ia mi Lea udah janji juga"

"Yaudah kamu makan dulu"

"Lea gak lapar mi " Lea hendak beranjak dari tempat duduk nya.

"Sini dulu Lea mami mau bicara" Bu rena menghalangi Lea yang hendak pergi ke kamar nya.

"Ada apa mi Lea capek" Lea bermalas malasan lalu kembali duduk.

"Ini sayang kamu baca dulu" Bu rena memberi sebuah amplop dan sebuah kunci pada gadis nya yang tampak lesu itu.

"Apa ini mi?" Lea mengambil amplop itu dan mencoba membuka nya.

"Mami udah diskusi sama papi dan cuma ini yang bisa kami berikan untuk membalas salah kami di masa lalu" Bu rena mencoba menjelaskan maksud nya memberi amplop itu.

"Mi ini sertifikat kepemilikan gedung tempat Lea kerja dulu??" Lea terkejut sekaligus bahagia.

"Ia sayang mami membeli gedung dari yang punya  dan semua yang ada di dalam nya termasuk perusahaan foto di dalam nya sekarang semua atas nama kamu" jelas Bu rena sambil tersenyum pada gadis nya.

"Mi..Lea gak percaya jadi sekarang Lea yang punya semua??" Lea bertanya tak percaya apa yang di dapat nya.

"Ia sayang sekarang kamu owner perusahaan itu kamu bisa mengatur semua sesuai ke mauan kamu"

"Seriuss mi??"

"Ia  lantai sepuluh  gedung itu sekarang menjadi kantor kamu dan kamu bebas memajukan perusahaan itu"

"Makasih banyak mi makasih" Lea berhambur ke pelukan mami nya yang tampak bahagia dengan senyuman gadis nya.

"Slamat ya sayang besok kamu udah bisa memulai apa yang kamu mau, mami dan papi mendukung kamu"

"Ia mi !! makasih makasih "Lea mempererat pelukan nya.

      Makan malam itu sangat membahagiakan, Lea sangat bahagia akhir nya harapan nya memiliki sebuah pekerjaan terwujud.

Memasuki kamar Lea segera mandi, lelah sehari mengurus pengobatan Bi membuat nya sedikit lelah. Sebelum tidur dia memeriksa handphone nya yang sengaja di tinggalkan di kamar.

Terlihat banyak sekali panggilan masuk dari Criss, ada dua puluh panggilan masuk dan ada satu pesan bertuliskan.

##

FROM: CRISS

LEA..kamu apa kabar?? Aku kawatir banget sama kamu..kenapa kamu gak angkat telepon dari aku??

Kalau kamu baca pesan aku ini,tolong balas ya...

Aku harap kamu baik2 aja.

      Lea membaca, kemudian tersenyum.

Dalam hati nya masih ada kepedulian dari seorang teman pada nya. malam itu Lea berpikir keras di meja yang dulu di gunakan untuk belajar. Dia menulis beberapa hal untuk di lakukan besok hari di kantor nya.

Pukul menunjuk kan 03.12 Wib, Lea beranjak ke tempat tidur nya, kemudian memejamkan mata dengan senyum sebelum akhir nya bermimpi indah.

Hari yang mendebarkan dan juga membahagiakan.