"Iya memang harusnya seperti itu, tapi perasaan benciku pada Jino masih belum berubah." ucap Andra dengan wajah kesalnya.
Marlyna menatap kekasihnya itu dengan tajam dia mengusap pundak Andra dengan lembut, gadis ini paham betul kenapa Andra mengatakan hal seperti itu. Selama dia sakit dan terkena banyak masalah, memang tidak ada satu keluarga pun yang menengok atau bahkan menanyakan kabar lelaki ini. Tuan Anggara dan Nyonya Dea hanya perduli dengan bisnis dan keuntungan perusahaan, sementara Jino? sepertinya dia tidak terlalu memperdulikan kakaknya sekarang. Sebagai seorang yang mengerti Andra, Marlyna hanya bisa memberikan dukungan dan pengertian agar sang kekasih bisa bersabar dalam menghadapi keluarganya.
"Kau pun pasti mengerti kenapa aku bisa sampai membenci mereka semua, akh benar-benar menyebalkan! kepalaku pusing memikirkan semua hal yang berhubungan dengan mereka!" gerutu Andra kesal.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください