webnovel

Moon And Star

Kamu itu seperti angin Yang datang hanya untuk dirasakan Bukan untuk merasakan ~Mawar putri syabulan~ Gadis cantik dan berbakat,dia bisa melakukan apa saja,tapi hanya satu yang sulit untuk dia lakukan yaitu mengungkapkan perasaannya. Rasa cintanya telah membuat hubungannya dengan sahabatnya renggang. Dia banyak berharap dan harapan yang paling tinggi dalam benaknya adalah untuk mendapatkan cinta pertamanya... ♡♡♡ Cintaku itu cuma kamu Hanya saja kamu tidak menyadarinya ~Bintang prabumi~ Pria tampan dan banyak dikagumi oleh kaum wanita. Dia mencintai satu wanita tapi bersama dengan banyak wanita,bukan playboy sih...dia bilang itu hanya untuk main main saja. Mereka saling mencintai,tetapi tidak saling mengungkapkannya. Apakah mereka akan mengungkapkan perasaan mereka?...

Wina_Winengsih · LGBT+
レビュー数が足りません
32 Chs

Menyadari Kesalahan

"Hai guys"sapa Tio dengan ceria.

Semua terdiam tidak ada yang menjawab sapaan dari Tio.

"Kok pada diem aja sih!"protes Tio.

"Mereka pada males nanggepin Kadal"ucap Bulan dengan malas.

"Eh,ada Mak Lampir ternyata"ucap Tio yang terlihat terkejut melihat Bulan disampingnya.

"Udah kalian jangan memulai bendera peperangan lagi"ucap Fino.

"Iya,bisa gak sih kalian ini akur sehari aja"sambung Myra.

"Mana bisa Mak Lampir akur sama gue"ledek Tio.

"Gue sih ogah akur sama Kadal"ketus Bulan.

"Jangan berantem terus nanti jodoh lagi"ucap Citra sambil terseyum remeh.

"OGAH!"balas Bulan dan Tio bersamaan.

Semua sudah tidak bisa menenangkan Bulan dan Tio,mereka tidak mengerti kenapa Bulan dan Tio selalu saja bertengkar.

Saat menyadari kehadiran David.Alex dan Tio saling berbisik.

"Eh itu kan si culun"bisik Tio.

"Iya kok dia bisa ada disini sih"balas Alex.

Bulan yang menyadari kalau Tio dan Alex sedang membicarakan David,dia pun langsung menggebrak meja dengan kesalnya.

Brukkk

"Emang kenapa kalau David ada di sini hah!"tegas Bulan dengan menatao tajam Tio dan Alex.

"Lo denger ya"ucap Alex sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Iya kenapa!"balas Bulan.

"Cieee Mak Lampir belain si culun"ledek Tio.

"Sekali lagi lo bilang David culun,gue pukul lo"ancam Bulan melayangkan tangannya.

David hanya menundukkan kepalanya tidak berani membela Bulan yang kini sedang membelanya.

Bintang yang melihat David diam saja dia pun angkat bicara.

"Hei,lo yang pake kecamata,lagi dibelain tuh,masa diem aja"ucap Bintang.

"Iya maaf"balas David pelan.

"David,lo kenapa minta maaf sih,gak penting tau"ucap Bulan.

"I..ya..."balas David.

Karna takut pertengkaran semakin memanas Amel menghampiri Bulan dan menenangkannya.

"Bulan,udah ya"ucap Amel sembari mengusap punggung Bulan.

"Gue gak terima David di hina"balas Bulan.

"Iya gue tau,tapi lo tau kan gimana sifat mereka"sambung Amel.

Bulan menarik nafas dan membuangnya dengan kasar,lalu dia berdiri dari duduknya dengan memegang tangan David untuk pindah tempat duduk.

"Vid,kita duduk di tempat lain aja"ucap Bulan menyeret David.

David hanya mengikuti saja kemauan Bulan,mereka pun pergi untuk mencari tempat duduk yang lain,teman lainnya yang melihat tingkah Bulan kepada David langsung kebingungan dan saling pandang.

"Bulan kok perhatian banget sih sama David"tanya Alex.

"Bulan emang gitu,dia gak akan biarin siapapun untuk nyakitin David"jawab Citra.

"Heran gue,kenapa cewek belain cowok"ucap Tio.

"Lo juga sih yang salah,jadi mereka pergi kan"samber Myra.

"Kok lo jadi nyalahin gue sih!"balas Tio emosi.

"Udah udah kalian jangan berantem, pusing gue"ucap Fino.

Bintang heran kenapa Fino tidak melarang Bulan untuk bersama David,sedangkan Bintang sendiri yang dekat dengan Bulan,Fino langsung marah marah gak jelas.

"Kok lo gak ngelarang Bulan buat deket sama David"tanya Bintang menatap ke arah Fino.

"Bulan sama David itu cuma temenan,jadi gak masalah buat gue"jawab Fino.

"Apa,jadi maksud lo kalau Bulan sama David itu cuma temenan doang,gue kira mereka pacaran,lengket banget soalnya"samber Tio.

Bintang tersenyum saat mendengar jawaban dari Fino.

"Terus kenapa lo marah kalau gue sama Bulan deket,kan kita juga cuma temenan"tanya Bintang.

Pertanyaan yang dilontarkan Bintang langsung membuat yang lainnya terdiam seribu bahasa sambil menatap ke arah Bintang.

"Gue gak suka aja kalau Bulan deket sama lo"jawab Fino dengan terus terang.

Kini pandangan yang lain beralih ke arah Fino,mereka bingung ada apa antara Fino dan Bintang.

"Tunggu tunggu tunggu,ada apa ini?jangan bilang kalau kalian ngerebutin Bulan"ucap Tio.

"Emang kenapa"jawab Bintang dan Fino bersamaan.

Semuanya langsung melebarkan mata mereka,keget dengan apa yang baru saja mereka dengar begitupun dengan Tio yang kaget dengan mulut yang terbuka lebar.

"Jadi bener kalian rebutin Bulan"tanya Tio memastikan.

"Bukan rebutin,tapi dia yang ngambil Bulan dari gue"jawab Fino dengan menatap sinis ke arah Bintang.

Lagi lagi Bintang tersenyum dengan jawaban dari Fino.

Entah kenapa suasana menjadi panas,semuanya heran ada apa dengan Bintang dan Fino.

Setelah menjawab pertanyaan dari Tio.Fino memutuskan untuk pergi dari kantin menuju ruang osis.

"Lo mau kemana,Fino?"tanya Alex.

"Bukan urusan lo"jawab Fino.

Fino pun pergi dari kantin menuju ruang osis.

Sementara yang lain masih merasa bingung dengan apa yang sedang terjadi.

Kini di meja itu hanya ada Myra,Citra,Amel,Bintang,Tio dan Alex.

Sementara Bulan duduk di meja di depan mereka,dia tidak meributkan kejadian yang telah terjadi antara Bintang dan Fino.

"Ada apa sih antara Fino sama Bintang"tanya Citra dengan berbisik.

"Gak tau"jawab Amel.

"Mending kita tanya sama Bulan aja"saran Myra.

Citra dan Amel pun menganggukkan kepala lalu melihat ke arah meja Bulan,mereka melihat Bulan dan David yang sedang mengobrol dengan tenangnya.

Bukan hanya mereka saja yang melihat ke arah meja Bulan,begitupun dengan Bintang yang menatap ke arah Bulan sambil tersenyum.

"Gue gak nyangka ternyata sekarang lo menjadi lebih sulit untuk dikejar Bulan."kata Bintang dalam hati.

Tidak butuh waktu lama Bintang langsung berdiri dari duduknya dan pergi dari kantin untuk langsung masuk ke kelasnya.

"Eh,Bintang lo juga mau pergi"ucap Tio.

Namun Bintang sama sekali tidak membalas ucapan dari Tio,dia terus berjalan dengan santainya tanpa memperdulikan ocehan dari temannya itu.

"Udahlah Tio biarin aja"ucap Alex.

"Kembaran gue kenapa sih"heran Tio.

"Lo pede banget sih,kembar juga enggak sama Bintang"protes Citra.

"Iya jauh banget kayak langit dan bumi"sambung Myra.

"Kebanyakan halu sih"ucap Amel.

"Udahlah lo bertiga gak usah protes"ketus Tio.

Alex hanya geleng gelang kepala,pusing dengan kelakuan temannya Tio yang benar kata Amel yaitu kebanyakan halu.

Tidak butuh waktu lama mereka pun selesai makan.

Myra,Citra dan Amel langsung menghampiri Bulan dan David.

"Bulan"panggil Myra.

"Iya ada apa,ra"tanya Bulan.

"Kita mau tanya sesuatu sama lo"ucap aAel.

"Kalian mau nanya apa"ucap Bulan.

Mereka pun langsung ikut duduk di meja yang ditempati Bulan dan David.

"Lo denger gak tadi pembicaraan antara Bintang dan Fino"tanya Citra.

"Denger"jawab Bulan.

"Terus lo tau gak apa maksud dari pembicaraan antara mereka"tanya Myra.

Bulan terdiam tidak bisa menjawab pertanyaan dari teman temannya.

"Kalau Bintang dan Fino terus terusan seperti ini,pasti yang lainnya akan curiga."kata Bulan dalam hati.

"Bulan,kok lo diem aja"ucap Amel.

"Eh,iya maaf,kalau kalian mau tau tanya aja sama mereka"balas Bulan.

"Lo gak papa kan lan"tanya Myra.

Bulan hanya diam saja tidak mengubris teman temannya.

Teman teman lain yang melihat Bulan terdiam langsung khawatir.

"Bulan,lo beneran gak papa kan"tanya Citra khawatir.

"Kenapa lo diem"sambung Amel.

Bulan langsung menggelengkan kepalanya  dan berdiri dari duduknya.

"Gue duluan ya ada urusan,David lo ke kelas bareng mereka aja ya"ucap Bulan.

Bulan pun pergi dari hadapan mereka.

Semuanya masih bingung ada apa sebenarnya dengan Bulan.

Tio dan alex pun datang menghampiri mereka.

"Mau kemana Bulan"tanya Alex.

"Gak tau"jawab Myra.

"Gue liat dia aneh,kenapa ya"ucap Tio.

"Kita juga gak tau"balas Citra.

Setelah berbincang bincang,mereka pun memutuskan untuk masuk ke kelas mereka masing masing.

♡♡♡

Sementara di lain tempat,kini Bulan sedang berjalan di koridor untuk menuju ruang osis dan menemui Fino.

Sesampainya Bulan di ruang osis,dia menemukan Fino yang sedang terduduk sendirian di kursi kekuasaannya sambil menundukkan kepala di atas meja.

"Fino"panggil Bulan.

Fino yang mendengar suara Bulan  langsung mendongkakkan kepalanya dan menatap ke arah Bulan.

"Bulan,lo ada apa kesini?"tanya Fino.

Bulan menghela nafasnya dan duduk di kursi depan Fino,pandangan mereka pun kembali bertemu.

"Lo mau tau kan hubungan antara gue sama Bintang"ucap Bulan.

Fino cukup terkejut dengan apa yang diucapkan Bulan,dia pun langsung menganggukkan kepala sebagai jawaban.

"Gue sama Bintang gak ada hubungan apa apa"

"Jawaban lo masih tetap sama,Bulan"

"Terus gue harus jawab apa lagi,emang itu kebenarannya"

Fino mengusap wajahnya dengan kasar dan menutup matanya untuk sesaat lalu menghela nafasnya serasa menenangkan dan kembali menundukkan kepalanya.

Melihat Fino yang resah dengan menundukkan kepala,Bulan langsung mengambil pulpen dan kertas yang tergeletak di atas meja lalu dia menuliskan sesuatu disana.

Setelah selesai menuliskan sesuatu untuk Fino.Bulan langsung berdiri dari duduknya dan pergi keluar ruang osis menuju kelasnya.

"Bulan sekarang gue mau ta..."perkataan Fino terhenti saat dia membuka matanya dan tidak menemukan Bulan.

Fino terlihat kebingungan dimana Bulan berada.

Saat dia mencari cari ke seisi ruangan,Fino menemukan sebuah kertas dengan coretan tulisan tangan yang sangat dia kenal.

"Ini kan tulisannya Bulan"ucap Fino.

Fino pun mengambil kertas tersebut dan kembali duduk di kursinya untuk membaca tulisan tersebut.

Fin,gue mohon lo jangan terlalu mempermasalahkan

masalah ini terlalu dalam.

Gue gak mau persahabatan kita hancur hanya karena rasa penasaran lo tentang hubungan gue sama Bintang.

Sekali lagi gue bilang sama lo kalau gue itu gak punya hubungan apa apa sama Bintang,gue sama Bintang dulu memang sekolah di tempat yang sama tapi asal lo tau gue bahkan gak pernah kenalan sama dia.

Gue aja gak tau dari mana Bintang tau nama gue.

Jadi gue mohon sama lo untuk tidak terlalu memikirkan tentang gue dan Bintang.

~Bulan...

Setelah membaca surat tersebut,Fino langsung tersadar akan kesalahannya kalau dia terlalu memaksakan Bulan hanya untuk kepuasaan pertanyaannya.

Fino pun bergegas pergi dari ruang osis menuju kelas untuk bertemu dengan Bulan dan memperbaiki semuanya.

♡♡♡

Sesampainya Fino di kelas,dia menemukan Bulan yang sedang terduduk dengan kecamatanya sambil membaca buku.

Fino langsung menghampiri Bulan dan memanggilnya.

"Bulan"panggil Fino.

Bulan pun berdiri dari duduknya dan menatap ke arah Fino.

"Fino"ucap Bulan.

Fino berjalan mendekati Bulan dan langsung menarik Bulan ke dalam dekapannya.

Bulan cukup terkejut dengan apa yang dilakukan Fino.

"Maafin gue,Bulan"ucap Fino sambil mengelus kepala Bulan dengan lembut.

"Lo gak usah minta maaf"balas Bulan.

"Gue sayang sama lo,Bulan"ucap Fino.