webnovel

Antara karin kian dan luzi

Sudah hampir tiga hari lamanya luzi cuti dari sekolah dan keadaannya sudah semakin membaik kecuali bekas luka dipunggungnya.

"Aku pake gardigan hari ini dan bawa jaket kak fino yang udah dicuci".Dengan perlahan ku langkahkan kakiku yang masih lemas untuk menuruni tangga

"Neng luzi makan dulu ya".

Belum sempat aku menjawab terdengar teriakan papa yang menggema diseluruh ruangan

"Gak usah bi. biarin saja anak tidak tau diri itu kelaparan dan matipun saya tidak peduli". Kak Laura bahkan tidak menoleh atau menghentikan papah

"Aku berangkat ya bi nanti aku makan di sekolah aja".setelah berpamitan aku bergegas berangkat melalui jalan sepi yang biasa aku lalui

"Skateboardnya udah mulai rusak kayaknya bakal ku simpen aja mulai besok.toh kalo jalan kaki juga deket".gerutuku di dalam hati

terdengar suara geruman motor dari belakangku

"Woy berhenti lo".Teriak salah satu cowok disana

Aku yang merasa diterpanggil pun akhirnya berhenti

"Ada perlu apa ya?".tanyaku ragu karna orang yang berdiri dihadapanku salah satu anggota dari musuh monsky

"Gw liat lo pas lagi berantem sama fino bajingan itu berapa hari kemarin".

Jleb seketika jantungku berdegup kencang dan mulai meruntuk diriku sendiri akibat terlalu penasaran waktu itu, seakan tau diriku dalam bahaya segera aku melangkah mundur.

"bukan. kayaknya kamu salah orang". lalu berlari sekuat tenaga mencari pertolongan tapi nihil tak ada satupun orang di jalan itu

Suara geruman dan teriakan itu mulai menyuruhku berhenti, rasanya semakin panik lalu secepat kilat aku mengambil gang kecil agar motor tidak bisa masuk.

Aku bersembunyi di tembok yang menghimpit dua rumah sambil memeluk skateboard dan tas kecil yang berisikan jaket milik kak fino.

"Aku takut. aku salah apa sampe mereka kejar aku". air mata mulai membasahi pipiku yang pucat

"Kak fino mereka mau ngapain aku".panggilku lirih dan berharap tidak ada yang menemukanku disini

"Bang ini ada gang kecil mau coba di cek gak?".Teriak pria gempal dengan muka sangarnya itu

"Cek".

Terdengar suara langkah kaki mulai menghampiriku

"Bingo ketemu. ada nih bang lagi ngumpet dia".gelak tawa mulai terdengar

Pria itu menarik tanganku dan mendorongku ke arah depan sampai berlutut yang tentunya membuat lututku lecet

"Lo cewek kenapa mainnya skateboard sih. padahal muka lo cantik gini". tangannya menyentuh daguku dan terpaksa membuatku melihat ke arahnya

"Kenalin gue domino."Tatapnya sembari tersenyum

Langsung ku palingkan mukaku yang membuatnya murka

Plak suara ngiing mulai terdengar di kupingku tanpa sengaja melukai sudut bibirku

"Bawa ke markas".

"Aku mohon jangan bawa aku. aku salah apa sampe kamu ngelibatin aku di masalah kalian". Berharap pria yang bernama domino itu mau berbelas kasih dan melepaskanku

"Nope. lo kayaknya deket sama fino dan apalagi gw liat itu".Menunjuk tas kecil berisi jaket munsky

"Sekarang lo ikut gw buat jadi pancingan si fino".Ditariknya tanganku kasar yang pastinya meninggalkan bekas memar disana

Surqeen namanya musuh bebuyutan munsky gold dari turun menurun, mereka segerombolan orang yang suka melakukan hal ilegal dan berbahaya. setiap satu bulan sekali surqeen selalu menantang munsky adu jontos di jalanan dari balad liar, basket bahkan tawuran antar geng walaupun kemenangan mutlak selalu jatuh ditangan munsky. mereka picik dan licik menghalalkan berbagai cara agar mengalahkan munsky dan menaikan nama surqeen.

Disekolah..

Hari ini tidak ada pembelajaran karna ada acara ulangtahun sekolah satu hari tanpa belajar tentunya begitu menyenangkan berbeda dengan karin dia terlihat murung karna belum dapat kabar hanya tadi luzi memberi tau kalo hari ini dia akan sekolah, hari sudah mulai siang dan luzi belum juga datang membuat karin geram.

"Mending liat kak fino main basket daripada bengong di kelas gini".

"Kurang satu poin lagi. ayok yang semangat".teriak karin kencang

Dikta mulai mendribble bola ke erwin dan langsung berlari menghindari pemain lain yang mulai mengepungnya, dirasa mulai tidak aman dilemparlah bola ke fino dan memasukannya ke ring dengan cepat. seketika sorak mulai terdengar dan tentunya tim fino menang hari ini.

"Bro gw haus banget beli minum yok".Ajak erwin ke julian dan dikta, tapi langkah mereka terhenti saat mendengar suara wanita yang mulai mengerubungi fino dan kian.

"Kak fino ini minumnya"

"kak kian ini minumnya masih dingin tau"

"fino tadi lo keren banget"

"Pas tadi kak kian dribbel bola sumpah kakak keren banget"

Fino yang sedari tadi diam mulai mengeluarkan suara berat ciri khasnya dan mulai mengintimidasi mereka semua

"Gw gak butuh. minggir lo semua".Ujar fino sambil berlalu pergi dan diikuti semua anggotanya

"Aku laper deh apa mampir ke kantin dulu kali ya". karin bersenandung dan berlari kecil membuatku tidak melihat ke arah depan dengan benar

Karin menabrak punggung pria yang sedang berlutut membenarkan tali sepatunya, karna kehilangan keseimbangan membuatnya tersungkur ke samping. pria itupun ikut terungkur kedepan.

"Au kaki aku".sambil mengusap pengelangan kakiku yang sakit

"Lain kali kalo jalan pake mata". suara dingin menusuk hati itu membuatku menoleh ke sebelahku

"ya ampun kak kian maaf kak".

Tanpa menjawab sepatah katapun kian mulai berdiri dan meninggalkan karin yang masih diam di tempat, merasa ada yg tidak beres kian memutar arah dan berlutut ke arah karin.

"Bisa jalan?". tanyanya singkat

Karin hanya menggelengkan kepala

"maaf ya gw pegang dulu". kian mulai memegang pergelangan kaki karin perlahan dan terdengar suara ringisan kecil

"kaki lo kekilir gak bisa jalan. gw gendong sampe uks". Dengan sigap kian mengangkat karin ala bridal style

Sungguh saat ini karin tidak bisa berkata apa apa hanya sesekali mencuri pandang menatap muka kian dari jarak dekat apalagi bau parfum masih tercium di bajunya.

"Gak sopan liatin orang sampe begitu".tutur kian tanpa menoleh ke arah karin

"pd banget siapa juga yang liatin kakak". karin memalingkan mukanya

Suasana begitu ramai karna kian yang pendiam dan dingin ini menggendong seorang wanita, bukannya senang aku malah memikirkan nasipku kedepannya mungkin akan tamat karna fans alay kak kian.

Setelah di berikan perawatan dari dokter di uks karin memilih memejamkan matanya, Rasanya tidak tenang karna kian masih terduduk diam di samping ranjang karin

"Siapa nama lo?". tanya kian yang masih sibuk dengan gadgetnya

"karin karina putri panggil aja karin" hanya terdengar gumaman seakan mengiyakan jawabanku

Saat ingin memejamkan mata gadget ku mulai berdering

"Tumben Uji nelpon".Karin mengangkat telpon itu hanya bisa terdiam

"ini hp uji.lo siapa? uji mana?".tanya karin panik

"Suruh fino dateng ke lapangan kosong di samping gedung tua, kalo mau nih cewek aman".

Seketika tangan karin merembat baju kian yang membuat si empunya menoleh ke belakang

"nanti gw bilangin. lo jangan apa apain dia gw mohon". telpon mati sepihak

Karin mulai menangis kian yang melihat itu seketika bingung dan melepas tangan karin perlahan

"hei ada apa?".tanya kian sembari menggenggam tangan karin

"Kak kian uji di culik kak". tangis karin semakin menjadi

Entah apa yang merasuki kian dia langsung memeluk karin dan mengusap surainya lembut

"Dia minta kak fino buat ke lapangan kosong disamping gedung tua kalo mau uji dilepas". raut muka kian seketika berubah menjadi lebih dingin

"Aku mau cari kak fino dulu.tolong lepasin pelukannya kak"

"Tadi kata dokter kaki kamu jangan dipake buat jalan dulu takutnya lebih parah, tenang aja biar aku yang cari fino". kian mulai melepaskan pelukannya dan mengusap air mata karin

"Jangan nangis, gw janji bakal lepasin temen lu".

tangis karin mulai berhenti dan kian pamit pergi meninggalkan karin yang mulai cemas.