webnovel

Perguruan Senjata Dewa

編集者: EndlessFantasy Translation

Qin Wentian menatap pemuda itu dan langsung melihat melalui basis kultivasinya. Pemuda itu adalah Penguasa Timba Langit tingkat keenam dengan keangkuhan yang terpancar dari tengah alisnya. Di belakangnya ada seorang gadis yang mengenakan gaun panjang merah keunguan yang mempertegas lekuk tubuhnya. Rambutnya yang panjang terurai seperti air terjun, lehernya yang putih mulus dapat samar terlihat. Kulitnya seperti air, dia adalah kecantikan tingkat atas yang memancarkan kemuliaan dan keanggunan.

Mata gadis ini bersinar cemerlang saat dia menatap harimau putih kecil yang sebenarnya adalah Bajingan Kecil yang telah bertransformasi. Ini membuat semua orang mengerti bahwa pemuda itu ingin membeli makhluk siluman peliharaan ini karena ia ingin membuat gadis ini bahagia.

"Maaf, aku tidak ingin menjualnya." Qin Wentian melambaikan tangannya, memberikan sepotong besar batu meteor Yuan itu kembali kepada pemuda itu.

Pemuda itu mengerutkan keningnya dan ekspresi tidak senang muncul di wajahnya. Namun, itu hanya berlangsung sesaat sebelum alisnya kembali melunak. Ia kemudian berkata pada Qin Wentian, "Aku Rong Yan dari Perguruan Senjata Dewa dan ini adalah adik seperguruanku, Shen Jing. Dia benar-benar menyukai makhluk siluman ini, dan karena Tuan tampaknya membenci hewan peliharaan ini, bagaimana kalau kau menjualnya kepadaku? Jika sepotong batu meteor Yuan itu tidak mencukupi, bagaimana kalau kau menyebutkan harga saja."

"Jadi itu seseorang dari Perguruan Senjata Dewa. Mereka semua sangat kaya dan sombong." Kerumunan di sekitarnya saling berbisik. Tujuan dari Perguruan Senjata Dewa adalah untuk membina banyak ahli pembuatan senjata. Setelah mereka lulus, ada beberapa yang menjadi penulis aksara dewa tingkat kelima. Jelas, orang-orang ini sangat kaya. Tidak akan pernah ada penulis aksara dewa yang miskin.

"Perguruan Senjata Dewa." Mata Qin Wentian berbinar. Tujuannya datang lebih awal ke Kota Suci Kerajaan memang ada hubungannya dengan penempaan senjata. Saat ini yang ia butuhkan adalah sejumlah besar uang. Menempa senjata dewa jelas adalah cara terbaik untuk mencapai tujuannya.

Saat melihat cahaya yang berkilat di mata Qin Wentian, ekspresi menghina muncul di wajah Rong Yan. Di Kota Suci Kerajaan, Perguruan Senjata Dewa memang sangat terkenal. Ada beberapa orang yang mencoba sekuat tenaga untuk menjilat dan menjalin hubungan yang baik dengan para pembuat senjata masa depan ini. Para siswa Perguruan Senjata Dewa semuanya adalah kaum elit, dan sepertinya pria di hadapannya ini sama dengan yang lain, mengubah pendiriannya begitu ia mengetahui identitas Rong Yan untuk menjilatnya.

"Namaku Tianwen, seorang pengembara biasa. Aku mendengar bahwa akan segera ada pertempuran besar yang melibatkan para jenius luar biasa di sini di Panggung Pertarungan Suci, oleh karena itu aku melakukan perjalanan jauh berharap untuk dapat menyaksikan pertempuran itu." Qin Wentian tertawa. Mata Bajingan Kecil berputar, diam-diam merutuki Qin Wentian karena tidak tahu malu. Ia benar-benar mengakui dirinya sebagai salah satu jenius luar biasa, sangat tak tahu malu.

"Mhm. Kesepakatan antara Qin Wentian dan Di Shi menyebabkan kegemparan di seluruh Wilayah Suci Kerajaan. Saat ini ada banyak orang yang berdatangan ke kota kami, aku yakin pertempurannya akan sangat menarik." Rong Yan mengangguk, matanya tertuju pada Bajingan Kecil.

Qin Wentian melirik Bajingan Kecil dan senyum 'jahat' melintas di matanya. Bahkan Bajingan Kecil mau tidak mau bergidik melihat lirikan itu. Apa yang direncanakan oleh tuannya?

"Ya ampun, makhluk siluman kecil ini sangat susah diatur tetapi jika Nona Shen menyukainya, aku tidak keberatan membiarkannya bermain dengan Nona Shen. Ketika Nona Shen merasa bosan, cukup kembalikan harimau putih ini kepadaku." Qin Wentian menatap mereka berdua seolah-olah ia sedang melihat harta karun. Mereka ada di sini untuk memberikan 'hadiah' untuk Qin Wentian, bagaimana mungkin ia tidak senang?

Alis Shen Jing sedikit berkerut, dia bisa merasakan seolah-olah Qin Wentian memiliki niat lain dalam pikirannya. Tatapan Qin Wentian membuatnya sangat tidak nyaman, tetapi pada saat ini, harimau putih itu telah berubah menjadi ukuran yang lebih kecil dan bagaikan seberkas cahaya, ia melesat langsung ke pelukan nona muda itu.

Shen Jing sedikit terpana, tetapi ketika dia menatap mata harimau putih yang murni dan menyenangkan itu, perasaan penuh kasih muncul di hatinya.

"Kakak cantik, kau sangat cantik!" Bajingan Kecil merengek dengan suara kanak-kanaknya, kata-katanya menyebabkan Shen Jing tertawa.

"Kakak yang cantik, kau terlihat sangat cantik ketika tersenyum." Bajingan Kecil memanjat naik ke dadanya, cakar-cakarnya menyentuh buah dadanya. Hati Qin Wentian tiba-tiba dipenuhi dengan simpati kepada Shen Jing ketika melihat adegan ini ... Ia tanpa sadar mengingat saat Qing'er memegang Bajingan Kecil hanya dengan satu tangan. Sepertinya Qing'er benar-benar mengerti Bajingan Kecil dengan sangat baik.

Shen Jing belum pernah melihat anak harimau putih kecil yang menggemaskan seperti itu sebelumnya, bagaimana mungkin dia memikirkan hal-hal lain? Meskipun dia merasa sedikit aneh ketika dadanya disentuh, ketika dia menatap mata Bajingan Kuno yang polos dan murni itu, dia tidak bisa berpikir apa-apa. Dia hanya membelai kepala Bajingan Kecil dan berbicara, "Bagaimana bisa ada anak siluman kecil yang lucu seperti kau, mengingat ia benar-benar mau menggunakan kekerasan kepadamu."

"Mhm, dia orang jahat. Dia tidak memiliki kemampuan dan kultivasinya lemah, dia bahkan sering membuatku kelaparan." Bajingan Kecil mengerjapkan matanya, seolah-olah ia hendak menangis. Meskipun nada suaranya kekanak-kanakan, tapi tidak lagi cadel ketika berbicara layaknya manusia.

Shen Jing dengan dingin melirik Qin Wentian hanya untuk menemukan bahwa Qin Wentian sekarang juga sedang menatapnya. Matanya bersinar aneh yang menyebabkan Shen Jing merasa sangat tidak senang di dalam hatinya dan rasa jijik yang dia rasakan untuknya semakin meningkat.

"Nona Shen, aku ingin belajar penempaan senjata. Aku ingin tahu apakah kau mau berbaik hati memberiku rekomendasi untuk masuk ke Perguruan Senjata Dewa." Qin Wentian berbicara, menyebabkan kesan yang dimiliki Shen Jing terhadap Qin Wentian menjadi semakin buruk.

Rong Yan yang berdiri di sampingnya dengan arogan memandang Qin Wentian. Jadi benar, Qin Wentian benar-benar menginginkan sesuatu. Ia kemudian dengan dingin menjawab, "Merekomendasikanmu untuk masuk bukanlah masalah, tetapi tidak mudah untuk menjadi anggota Perguruan Senjata Dewa. Mungkin, kau bisa mulai dengan magang. Aku bisa mengatur itu jika kau tertarik. "

Kerumunan di sekitarnya semua menunjukkan ekspresi tertarik di wajah mereka. Status sebagai seorang siswa Perguruan Senjata Dewa sangat tinggi tetapi seorang siswa magang tidaklah penting bagi mereka. Saat seorang ahli senjata tidak senang, dia bisa melampiaskan amarahnya pada mereka. Peserta magang memiliki status yang sangat rendah, Rong Yan pasti sengaja ingin 'bermain' dengan orang ini.

"Tentu! Kalau begitu aku akan mengucapkan terima kasih terlebih dahulu." Sepertinya Qin Wentian tidak tahu niat Rong Yan. Senyum muncul di wajahnya namun ia tertawa dingin di dalam hatinya. Dia benar-benar ingin ia bergabung dengan Perguruan Senjata Dewa sebagai siswa magang? Jika ia yang menempa senjata, kedua murid akademi di depannya ini mungkin hanya bisa berdiri di samping dan menyaksikan dengan takjub.

"Tidak masalah," penghinaan di mata Rong Yan semakin terasa. Untuk seseorang yang bersedia menjadi siswa magang, apa yang bisa ia lakukan? Adapun makhluk siluman kecil itu, selama adik magang seperguruannya menyukainya, apakah dia masih perlu mengembalikan peliharaannya kepada pria ini?

Namun, Rong Yan masih memiliki sedikit kecurigaan terhadap Qing'er yang berdiri di belakang Qin Wentian. Dia tidak bisa menahan diri dan bertanya, "Siapa dia? Kenapa dia harus mengenakan cadar?"

"Saudara perempuanku. Tubuhnya lemah karena penyakit dan tidak kuat terhadap angin dan dingin," jawab Qin Wentian dengan santai. Meskipun Rong Yan tidak percaya padanya, ia tidak mau repot-repot untuk terus bertanya.

"Ayo pergi." Shen Jing beranjak, dia bahkan tidak repot-repot melirik Qin Wentian sebelum berjalan melewatinya.

Qin Wentian dan Qing`er mengikuti di belakangnya. Adapun Bajingan Kecil, ia 'menikmati' waktunya meringkuk di dalam dekapan Shen Jing. Qin Wentian sebenarnya merasa agak bersalah, seolah-olah ia telah melakukan kejahatan.

....

Perguruan Senjata Dewa memancarkan hawa kuno. Begitu ia tiba di sini, Qin Wentian bisa merasakan fluktuasi energi dari banyak aksara dewa di mana-mana. Pilar-pilar besar berwarna putih keperakan di sekitar memancarkan hawa misterius, seolah-olah semuanya itu adalah senjata dewa.

"Ikuti aku dalam jarak dekat." Rong Yan berjalan di depan dan memerintahkan kepada Qin Wentian. Setelah ia menjelaskan kepada penjaga, ia membawa Qin Wentian masuk ke dalam bangunan perguruan.

Perguruan tidak sama dengan sekte. Sebuah sekte jauh lebih ketat jika dibandingkan dengan ini, karenanya Rong Yan dapat dengan mudah membawa Qin Wentian masuk ke dalam Perguruan Senjata Dewa.

"Ayo pergi ke pagoda penempaan senjata, ujian penempaan senjata akhir tahun akan segera dimulai, semua orang harus ada di sana," Shen Jing berbicara dengan suara pelan.

Rong Yan mengangguk dan tersenyum, "Dengan bakat adik seperguruan dalam menempa senjata, kau sudah cukup baik dalam menempa senjata dewa tingkat empat yang bermutu tinggi. Aku yakin kau tidak akan membuat guru kecewa ketika waktu ujian tiba."

Shen Jing tidak mengatakan apa-apa. Mereka datang ke lapangan utama dan di tengah lapangan utama terdapat pagoda penempaan senjata. Ada puluhan tingkat di dalam pagoda ini dan setiap tingkat memiliki fasilitas yang dirancang untuk menempa senjata. Seluruh bangunan itu mirip dengan graha senjata dewa, dan memancarkan panas yang menakutkan yang menyebabkan suhu di sekitarnya ikut melonjak.

"Suhu yang mengerikan ini sama untuk semua tingkat di seluruh pagoda pusaka ini. Di sini tidak perlu khawatir tentang suhu api. Selama seseorang adalah seorang pembuat senjata, mereka dapat langsung membuka tungku dan mulai memproduksi senjata dewa. Benar-benar tidak biasa." Qin Wentian merenung sambil menatap pagoda pusaka itu. Jumlah fasilitas penempaan menjadi lebih sedikit ketika seseorang naik semakin tinggi ke pagoda, namun mereka yang berada di tingkat yang lebih tinggi semuanya adalah ahli pembuatan senjata yang sangat berpengalaman dan proses penciptaan senjata dewa mereka bebas untuk dilihat semua orang.

"Kakak seperguruan Wang Yunfei sama hebatnya seperti sebelumnya. Dia sudah bisa menempa senjata dewa tingkat empat kelas atas. Jika bukan karena dibatasi oleh basis kultivasinya, mungkin pemahamannya dalam aksara dewa akan memungkinkannya untuk menempa senjata tingkat kelima, meningkatkan statusnya menjadi tuan guru penulis aksara dewa tingkat kelima." Shen Jing menatap siluet seorang pemuda di tingkat paling atas dari pagoda pusaka dan kekaguman muncul di matanya. Di Kondisi Timba Langit, orang yang paling dia kagumi tidak lain adalah kakak magang seperguruannya, Wang Yunfei dari Perguruan Senjata Dewa.

Tidak hanya kemampuannya dalam menempa senjata yang sangat hebat, kecakapan tempurnya juga luar biasa. Dia bisa dikatakan sebagai sosok Pilihan Langit yang sempurna.

"Benar." Rong Yan mengangguk, tetapi jejak kecemburuan muncul di hatinya. Namun, ia tidak bisa menyangkal betapa luar biasanya Wang Yunfei.

"Adik seperguruan Moon, kau juga ada di sini." Pada saat ini seorang wanita muda muncul di sisi Rong Yan, ia tersenyum cerah padanya tapi wanita muda itu tidak bereaksi. Dia mengenakan pakaian sederhana dan meskipun wajahnya sangat cantik, cahayanya tampak redup ketika dia berdiri di sebelah Shen Jing. Shen Jing dalam gaun merah keunguannya yang glamor menyebabkan dia tanpa sadar menundukkan kepalanya.

"Kakak seperguruan Rong Yan." Moon menyapa dengan suara rendah.

"Adik magang, aku mendengar bahwa kau membutuhkan seorang siswa magang. Hari ini, aku berhasil menemukan seseorang untukmu ketika aku berjalan-jalan di kota sebelumnya. Ini dia orangnya." Rong Yan berkata kepada Moon sambil menunjuk ke arah Qin Wentian.

Moon melirik Qin Wentian dengan senyum lembut di wajahnya sambil menganggukkan kepalanya, "Baiklah, terima kasih, kakak seperguruan Rong Yan."

"Tidak masalah, bawa dia ke paviliun penempaanmu," Rong Yan tersenyum.

Moon tidak menjawab. Dia kemudian menoleh kepada Qin Wentian dan tersenyum, "Namaku Moon."

"Tianwen." Qin Wentian mengangguk.

"Tianwen, ikuti aku." Moon membawa Qin Wentian pergi. Qin Wentian memperhatikan bahwa Rong Yan dan Shen Jing bahkan tidak repot-repot meliriknya. Bagi mereka, tidak perlu lagi mengembalikan Bajingan Kecil kepadanya.

"Tianwen, mengapa datang ke sini untuk menjadi siswa magang? Seorang siswa magang di sini bahkan tidak dapat mempelajari apa pun. Mustahil para penulis aksara dewa itu memberikan aksara dewa mereka untuk kau pelajari." Setelah mereka berjalan jauh, Moon melirik Qin Wentian dengan kekhawatiran di matanya. "Tidak hanya itu, lihat usiamu. Jika kau baru memulai, sebaiknya pusatkan perhatianmu pada bidang lain selain penulisan aksara dewa."

Qin Wentian menatap mata Moon. Meskipun Moon tidak memiliki keindahan seperti Shen Jing, dia masih bisa dianggap cantik. Matanya yang tulus mengandung kepolosan. Jika dia mau memperhatikan penampilannya, dia tidak kalah dari Shen Jing dalam hal kecantikan.

"Sangat sulit untuk mendapatkan aksara dewa di sini?" tanya Qin Wentian. Ia jelas memahami pentingnya aksara dewa. Biasanya, siapa yang mau memberikan aksara dewa yang mereka miliki dengan mudah kepada orang lain?

"Ya, Perguruan Senjata Dewa adalah akademi dan bukan rumahmu sendiri. Jangankan siswa magang, bahkan jika kau adalah seorang siswa, mereka tidak akan dengan mudah mengizinkanmu untuk menelusuri semua aksara dewa yang tersedia. Hanya setelah kau menunjukkan pencapaian tertentu barulah mereka akan memilihkan beberapa aksara dewa untukmu. Aku sudah berada di sini hampir setahun, dan aksara dewa yang diberikan kepadaku adalah aksara dewa yang biasa menurut standarku. Namun, jika aku bisa tampil baik di ujian akhir tahun ini, aku akan memiliki kesempatan untuk mempelajari aksara dewa dengan lebih mendalam!" Mata Moon berbinar. Semangat di matanya terlihat jelas, nyata sekali dia telah menunggu hari ujian ini untuk waktu yang sangat lama.