webnovel

Kemampuan Memanah

Edi, Zaki dan Darul makin membulatkan mata mereka, "bener, Zak. Kayanya Ali memang hilang ingatan."

Ali memejamkan matanya, berharap memori Ali muncul memberitahu tentang Jenny, orang yang dimaksud oleh ketiga teman-temannya. Akhirnya memori tersebut muncul, Ali tersenyum lega karena wajah Jenny muncul, 'gadis ini yang disukai Ali,' guman hatinya, "memanah dan Jenny adalah hidup gua," bibir Ali mengikuti ucapan pada memori yang muncul lalu ia membuka matannya.

Netra ketiga teman-temannya terlihat berbinar-binar,  "Ali gak jadi hilang ingatan," seru Darul bersemangat, kemudian mereka bertiga langsung menghambur tubuh Ali karena bahagia akhirnya Ali bisa mengingatnya. Ali terlihat pasrah saat ketiga teman-temannya menghambur ke tubuhnya, mereka semua tertawa bersama.

"Berarti besok lu harus ikut kita ke kampus," sahut Edi setelah mereka semua bangkit dan duduk kembali. Ali membulatkan matanya, "kampus?" hatinya berubah cemas lagi, 'apa aku harus mencari tahu tentang kampus.' Guman hatinya Ali cemas karena Nyi Ayu yang berada dalam tubuh Ali tak paham tentang kampus.

"Oh iya, Li. Lu udah latihan memanah lagi belum?" tanya Zaki dengan suara ceman, membuat Ali yang sedang memikirkan arti kampus tersadar, "latihan memanah, untuk apa?" sahut Ali heran.

Ketiga teman-temannya saling berpandangan, "jangan bilang, selama ini lu gak pernah latihan memanah?" ujar Darul menduga-duga, "memangnya Ali gak bisa memanah, bukannya memanah adalah hidupnya Ali?" ucap Ali membuat ketiga teman-temannya makin heran.

"Masa hilang ingatan lagi, sih?" sahut Darul curiga.

Ali terlihat berpikir kembali dan mencoba memunculkan ingatan Ali tentang kemampuan memanahnya, tapi Ali mengembangkan senyumannya, 'aku lupa, kalau aku ini Nyi Ayu yang ahli memanah,' guman hatinya.

"Kalian tidak perlu khawatir! Ali sudah pandai memanah," jawab Ali penuh keyakinan.

Berbeda dengan wajah Edi, Zaki dan Darul, mereka bertiga memasang wajah cemas. Edi mengeluarkan ponel miliknya, mengutak ngatiknya dan menunjukan pada Ali, "nih, biar bisa ngingetin lu! Lu tuh harus berlatih memanah,"

Ali menerima ponsel Edi. Rupanya Edi menunjukan video di tempat area latihan kampus. Terlihat seorang mahasiswa sedang memegang busur panah dan hendak melepaskan pada sasaran. Di sana juga sedang banyak mahasiswa lain bersorak meneriaki mahasiswa, seperti sedang ada lomba. Wajahnya terlihat pucat karena gugup, "kenapa orang itu memegangnya seperti itu?" ucap Ali saat melihat pegangan tangannya di dalam video terlihat bergetar sehingga tidak pas meletakan arrow dengan tepat, "posisi berdirinya pun salah?"

Wajah Ali yang melihat video tersebut sudah menduga pasti tak akan berhasil, "seburuk inikah permainan anak itu?" ucapnya kesal, membuat ketiga teman-temannya makin heran, "eh oneng, yang di video itu lu, Ali." Celetuk Zaki heran.

 

Ali membulatkan matanya, "anak itu Ali?" sentaknya tak percaya, "makanya kita suruh lu latihan, biar gak malu-maluin!" celoteh Edi dengan nada kesal, "video ini dari web kampus. Jadi seluruh kampus tahu semua kalau kemampuan memanah lu payah," geram Zaki saat melihat Ali memasang wajah tercengang.

Napas Ali terlihat menahan emosi, "kalian tenang saja, kali ini aku yang mengusai tubuh Ali. Aku adalah ahlinya dalam memanah." Sahut Ali yakin, jiwa dalam tubuhnya percaya pasti Nyi Ayu bisa mengendalikan tubuh Ali. Ali juga ingat saat ia tersadar dan mengintrogasi keluarganya dengan memanah dan memecahkan pot bunga, saat itu ia berhasil memanah pot bunga dengan tepat, "kalian pasti akan kagum dengan kemampuan memanah Ali." Ali memasang senyuman lebar.

Namun sayang katiga teman-temannya memasang wajah curiga. Mereka tak tahu kemampuan memanah Ali sekarang atau kemampuan memanah Nyi Ayu.

**

Malam harinya Ali mempelajari video Ali yang diberikan oleh Edi. Kemudian Ali memejamkan matanya berharap memori kejadian itu terlihat sehingga Ali bisa melihat langsung kejadian tersebut. Ali berhasil mendapatkan memori tersebut dan melihat langsung kejadiannya. Ada Jenny di sana dan lelaki yang bersama Jenny. Ali mencoba mengingat siapa lelaki tersebut karena tatapannya terlihat merendahkan Ali.

"Lagi ngapain, Bang?" penglihatan Ali buyar saat mendengar suara Aji mengejutkannya, "aishhh.. mengganggu saja, kau ini." geram Ali kesal memasang wajah kesal pada Aji.

Aji terlihat serba salah dan heran, "lah, lu kenapa sih?" Aji lalu duduk berdekatan di samping Ali dan menelusur tatapan Ali, "nonton apaan sih, sampai gak mau diganggu?" oceh Aji penasaran.

Aji mengambil ponsel Ali yang sedang menanyangkan video dirinya, "Bang, lu mau ngelawan Johan lagi?" tunjuk Aji pada video tersebut, mata Ali menatap Aji penasaran, "ceritakan padaku kejadian ini!" pinta Ali tegas.

Nyi Ayu yang berada di dalam tubuh Ali merasa tercoreng harga dirinya karena kejadian tersebut, walaupun saat itu bukan dirinya yang ada di dalam tubuh Ali, "harga diriku terluka karena Ali tidak bisa memanah. Karena aku sekarang ada di dalam tubuh Ali, akan aku buat kehidupan Ali lebih baik" ucap Ali penuh percaya diri.

Aji terlihat menelan salivanya, "mendingan lu menghindari mereka berdua, Bang!" ujar Aji cemas, "kenapa?" cerca Ali tak terima membuat Aji kembali menelan salivanya.

"Jadi, Jenny dan Johan ini pasangan idola kampus," mata Ali menatap bingung, "idola kampus? Ah iya, apa itu kampus?" Ali sampai lupa tentang kampus.

Aji menarik napas berat, "kampus itu tempat belajar, kaya sekolah. Nah itu tempat sekolah lu sekarang, Bang," Ali mengangguk mengerti, "nah, Jenny dan Johan ini salah satu mahasiswa. Siswa di kampus kita sebut mahasiswa," Ali menyimak ucapan Aji dengan serius.

"Jenny dan Johan ini pasangan kebanggaan kampus. Jenny cantik banget dan Johan tampan banget. Karena banyak penggemarnya makanya disebut pasangan idola kampus," pelan-pelan Aji menerangkan agar Ali mudah mencerna ucapannya, "tapi Ali bilang kalau Jenny adalah hidupnya, kenapa Ali menyukai pasangan orang lain?" potong Ali heran.

Aji tersenyum seraya berpikir, "mereka bukan pasangan sebenarnya. Karena para mahasiswa mengharapkan mereka jadian atau menjalin kasih lah bahasanya. Mereka sama-sama punya penggemar, salah satu penggemar Jenny, Bang Ali," jeas Aji berharap Ali mengerti ucapannya.

"Kamu tenang saja! Aku pasti membantu Ali mendapatkan Jenny," ucap Ali yakin karena di dalam tubuhnya Nyi Ayu bertekad akan memperbaiki kehidupan Ali.

Tapi Aji langsung terkejut melihat semangat Ali, "jangan Bang! Maksud gua Nyi Ayu," tatapan Aji cemas, "kenapa?" tanya Ali heran.

"Lu gak tahu gimana mereka. Lu lihat sendiri video itu!" tunjuk Aji pada video yang tadi disaksikan Ali, "itu lu lagi nantangin Johan karena pengen deket sama Jenny. Tapi lu malah dipermalukan," jelas Aji cemas.

Ali mengulum senyuman lebar saat melihat kecemasan di wajah Aji, "kamu tidak perlu khawatir, Aji. Yang ada di tubuh Ali sekarang adalah Nyi Ayu bukan Ali. Aku akan buat perhitungan pada orang yang sudah mempermalukan Ali." Suara Ali terdengar penuh semangat.

Glek... Aji menelan salivanya dengan cemas, "bukankah kamu sudah lihat sendiri kemampuanku saat aku memecahkan pot bunga?" ucapan Ali tersebut tetap tak bisa membuat Aji tenang karena Ali belum tahu kejamnya kampus tempat ia bersekolah.